Tidak perlu repot-repot nyari jodoh yeorobun, siapa tahu jodohmu sudah dipersiapkan kakek buyutmu jauh sebelum kamu lahir ke dunia Timio ini, dan ternyata jodoh pilihan kakek ini, is the trully type of a HUSBAND MATERIAL means 💜
Happy reading 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Harus Bagaimana
Arsen tidak kembali ke kantor, ia langsung kembali ke mansion. Hatinya terasa berat, sesak, sakit, tidak bisa dijelaskan. Kembali teringat perkataan Jenny di makam kakeknya.
"Jika Arsen mendefinisikan aku se cinta itu pada uang, aku ngga akan bela diri. Itu terserah dia."
Rasa bersalah berlapis-lapis menerpa hatinya. Ponselnya bergetar 'Cantikku 💙' dilayar. Arsen tidak mengangkatnya, pikirannya masih sibuk dan belum bekerja dengan benar. Ia malu dan mengasihani dirinya sendiri.
Sementara Jenny kembali ke kantor dan tidak menemui Arsen. Kemudian ia bertanya pada Don orang kepercayaan sekaligus supir pribadi Arsen dan mengatakan bahwa Arsen tadinya pergi terburu-buru dan tak kembali lagi, merasa ada yang aneh, ia juga pergi. Ia tidak tahu Arsen pergi kemana, karena panggilan teleponnya sama sekali tidak menerima jawaban dari Arsen, jadi ia memutuskan pulang ke mansion.
Ada rasa lega di hatinya melihat mobil mewah suaminya terparkir rapi. Ia menyusuri tangga dan menuju kamar Arsen. Klek... ia memutar gagang pintu dan meneliti sekeliling ruangan, tidak ada Taehyung lokal miliknya.
Klang... Klang.... terdengar suara kaleng jatuh atau dilempar begitu saja, cukup nyaring, arah suara itu dari balkon favoritnya. Ia pun mendekat dan menemukan Arsen duduk meringkuk memeluk lututnya, didepan lelakinya itu sudah berserakan sepuluh kaleng bir kosong dan beberapa yang belum dibuka.
"Arsen... ", seru Jenny mendekat.
Suaminya hanya melenguh menanggapi panggilan Jenny. Wanita yang masih dalam setelan kantornya itu mensejajarkan tubuhnya.
"Sen, kamu mabok? Tumben? Sore-sore gini?", heran Jenny menangkup wajah Arsen untuk menegakkannya. Arsen mulai melenguh tapi kini membuka matanya.
"Yeeeeaay... sayangku... cantikku... istriku udah pulang kantor. Aku nungguin kamu sayang dari tadi siang. Aku kangen banget. Kangeeeen banget.", ringisnya sambil memeluk lutut Jenny.
"Kamu kenapa, Sen? Ada masalah?".
"Aku harus gimana sayang? Aku harus apa supaya pantes jadi suami kamu? Kamu terlalu hebat buat aku...", ringis Arsen lagi, kini kedua sudut matanya sudah menampung air yang hendak jatuh.
Jenny menghempas napasnya, ia yakin suaminya sedang ada masalah, entah diluar atau didalam kantor, dan ia berusaha memapah Arsen, membantunya berdiri dan sampailah didalam kamar. Ia membaringkan Arsen dikamarnya sendiri, rasanya kamar suaminya agak terlalu jauh untuk memapah manusia tinggi besar seukuran suaminya itu.
Brukkk... ia membaringkan pria tampan yang tidak sadarkan diri itu, dan menatap gemas wajah Arsen yang agak blushing karena mabuk itu.
"S-sayang... Jenny... jangan ting...huk...galin aku ya, aakuhh.. nggg... ngga bisa hukk...", igau Arsen.
"Siapa juga yang mau ninggalin, rugi tau...", Jenny terkekeh.
"Huukk... hhuuek... Hhhuek...", Arsen mual dan hendak mengeluarkan isi perutnya. Jenny sigap memapah Arsen menuju toilet. Efek kebanyakan alkohol, alhasil Arsen mengeluarkan seluruh isi perutnya. Huekkk huekkk itu berlangsung cukup lama, diringi igauan Arsen yang tidak jelas, wajahnya memerah, dan dibasahi keringat.
Jenny menunggui suaminya dengan sabar meski sebenarnya ia juga ingin muntah, dan mulai kesal dengan suaminya yang mendadak sangat bau itu.
Setelah Arsen setengah sadar, sudah bisa mengendalikan tubuhnya Jenny menuntunnya agar masuk ke dalam bath tub.
"Kamu mandi yaa biar cepat sadar." dan menghidupkan keran. Arsen hanya merem melek tidak jelas dan kembali melenguh. Jenny menyodorkan air minum ke mulut Arsen untuk menghilangkan mabuknya.
"Kamu kenapa sih?", tanya Jenny agak kesal karena penasaran sekali kenapa Arsen seperti ini, tumben sekali, sambil membuka pakaian Arsen, hanya meninggalkan celana boxernya.
Ia belum siap melihat aset berharga Arsen. Seperti memandikan bayi, ia membersihkan seluruh badan Arsen. Tidak lama setelahnya Arsen pun bangun dan hampir sadar sepenuhnya, ketika Jenny memijat kepala Arsen dengan conditioner.
"Sayang, kamu ngapain?", kaget Arsen melihat Jenny penuh sabun.
"Ya mandiin kamulah, ngapain lagi?", dengus Jenny, illfeel sekali.
"Kenapa dimandiin?", bingung Arsen.
Jenny membasuh tangannya yang licin dan menghela napas, ingin sekali ia menjambak rambut suaminya detik itu juga.
.
.
.
Tbc ... 💜