Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Setelah kepergian Samsul Bagas pun menandatangani berkas-berkas yang dibawa oleh Samsul, ia segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum jam menunjukkan pukul 16:00. Setelah selesai Bagas pun segera bersiap-siap untuk pulang ke mes, ia berencana untuk menjenguk bapak nya Nina sepulang dari pabrik.
Hari mulai sore jam menunjukkan pukul 16:00 Bagas pun bergegas keluar ruangan dan hendak pulang, setibanya ditangga Samsul yang melihat Bagas pun memanggilnya.
"Gas.. Bagas" Samsul setelah berteriak, Bagas pun menoleh ke arah Samsul dan berhenti menunggu Samsul di tangga
"Iya sul ada apa" tanya Bagas
"Kamu kok buru-buru gas, ada apa" tanya Samsul
"Aku mau singgah dirumahnya Nina nanti sul, sekalian jenguk bapaknya" jawab Bagas
"Mau nengokin bapak mertua ya gas" gurau Samsul
"Iya dong sul, emang kamu jomblo akut" ledek Bagas
"Apa kamu bilang gas, jaga ya muncungmu itu" tampak Samsul agak kesal sama Bagas
"Haha iya iya maaf, kamu nggak ikut jenguk bapaknya Nina sul?" Tanya Bagas sembari menaiki motornya
"Makanya aku manggil-manggil kamu tadi gas biar sama-sama"jawab Samsul
"Yasudah ayok keburu sore" jawab Bagas sembari melajukan motornya diikuti oleh Samsul di belakang, setelah tiga puluh menit mereka pun tiba di desa E dan langsung menuju rumah Nina. Mereka memarkirkan motornya didepan rumah dan kebetulan Nina lagi duduk di depan rumah sembari menunggu warung mana kala ada yang beli sesuatu. Nina yang melihat kedatangan Bagas dan Samsul pun segera menghampiri mereka.
"Eeh mas Bagas, samsul, kalian udah pulang" ucap Nina sambil menghampiri mereka
"Sudah Nin, sekalian singgah di rumah mu mau nengokin bapak mu" jawab Bagas
"Gimana keadaan paman Nin" tanya Samsul. Samsul dan Nina merupakan keluarga jauh jadi Samsul dan Nina masih sepupuan.
"sudah mendingan, bapak hanya kecapean saja" ucap Nina
"Ayok masuk dulu bapak ada didalam" Nina mempersilahkan Bagas dan Samsul untuk masuk. Bagas dan Samsul pun mengikuti Nina dari belakang.
"Silakan duduk dulu aku buatkan kopi dulu ya, ngobrol-ngobrol aja sama bapak dulu ya mas Bagas, sul" ucap Nina ia pun berlalu ke dapur.
"Bagaimana keadaan paman" Tanya Samsul
"Paman tidak apa-apa sul, cuma kecapean" ucap bapaknya Nina "ini siapa yang ikut kamu sul, paman baru lihat dia disini" tanya pak Jamal nya Nina kepada Samsul.
"Oo kenalin paman ini namanya Bagas, dia karyawan baru di pabrik, dan dia ini pacarnya Nina" Samsul menjelaskan sambil tersenyum kecil, perkataan Samsul membuat Bagas membulatkan matanya dan menatap Samsul dengan tajam, namun selang beberapa saat ia pun memaksakan tersenyum kearah pak Jamal
"Iya pak nama saya Bagas, saya di utus dari perusahaan induk untuk membantu di perusahaan yang ada disini" jawab Bagas dengan sopan
"Oo begitu, trus kamu beneran berpacaran dengan Nina anak saya?" Tanya pak Jamal lagi
"Ee itu pak.." Bagas tampak gelagapan
"Husss gas.. kamu nggak usah grogi begitu, paman nggak makan orang kok" canda Samsul yang diiringi tawa dari Samsul dan pak Jamal, lain halnya dengan Bagas wajahnya sudah memerah karena malu.
Tidak lama kemudian Nina datang membawa dua cangkir kopi dan diikuti oleh ibunya di belakang.
"Eeh ada tamu rupanya" sapa Bu Siti ibunya Nina
"Iya bibi kebetulan tadi pulang dari pabrik sekalian singgah" jawab Samsul
"Ini siapa" tanya Bu Siti sembari tersenyum,
"Oo ini mas Bagas mu, mas Bagas karyawan baru di pabrik" jawab Nina
"Oo pantes mukanya asing" jawab Bu Siti
"Di minum kopinya nak Bagas, sul jangan malu-malu" ucap Bu Siti, Bagas yang keheranan tampak memikirkan sesuatu pun tak terasa menenggak kopi panas yang disuguhkan Nina
"Kamu kenapa sih sul kayak kehausan banget minumnya buru-buru begitu" tanya Samsul yang duduk disebelah Bagas
"Tidak kenapa-kenapa sul, reflek aja tadi" ucap Bagas sambil menahan panas di lidah nya
Samsul pun meminum kopinya sembari berbincang-bincang dengan Nina dan kedua orang tua nya. Saking asiknya berbincang tak terasa hari sudah hampir gelap, Bagas dan Samsul pun pamit pulang ke mes
"Kami pulang dulu ya pak, buk"
"Kok buru-buru sekali nak"
"Iya Bu belum mandi soalnya, lain kali kami mampir lagi kesini" ucap Bagas,
Bagas dan Samsul pun keluar dan di temani Nina, Nina hanya mengantar sampai depan rumah.
"Terimakasih mas Bagas udah mampir"ucap Nina
"Iya Nin, nggak perlu berterima kasih segala" sahut Bagas
"Sama aku nggak berterima kasih nih?" Gurau Samsul
"Iya sul sama kamu juga terimakasih sudah nengokin bapak" ucap Nina kemudian.
"Nah gitu dong" jawab Samsul lagi
"Yasudah Nin, kami pulang dulu ya" potong Bagas
"Iya mas hati-hati, sul hati-hati" ucap Nina
Bagas dan Samsul pun melajukan motornya menuju mes, setibanya di mes mereka masuk ke mes masing-masing. Samsul pun langsung menuju ke kamar nya lalu duduk melamun di kursi yang berada di kamarnya.
"Kok ibunya Nina seperti seumuran Nina ya" batin Bagas ditengah lamunannya, Bagas keheranan melihat ibu Nina "mereka seperti seumuran, apakah Bu Siti istrinya keduanya pak Jamal ya" Bagas bertanya-tanya dalam hati, ia keheranan karena ia melihat ibunya Nina seperti terpaut sekitar satu atau dua tahun dari Nina, ia tampak berpikir keras "atau mungkin ibunya Nina memang awet muda" batin Bagas yang berusaha berpikir positif. Setelah puas bercengkrama dengan isi kepalanya ia pun memutuskan untuk mandi, selagi mandi ia samar-samar orang memanggil namanya, ia pun segera menyelesaikan aktifitas nya dan segera keluar dari dalam kamar mandi dan melihat sekeliling melalui jendela namun nihil ia tidak menemukan siapa-siapa, ia pun menuju ke pintu depan lalu memeriksa diluar dan hasilnya sama, tidak ditemukan siapa pun.
"Ah mungkin itu hanya halusinasi ku saja" gumam Bagas lalu ia masuk kembali tidak lupa ia menutup pintu dan menguncinya. Ia pun segera menuju kamar untuk mengenakan pakaian setelah selesai ia pun duduk di kursi kamarnya lalu memutar musik di ponselnya sembari bersenandung mengikuti irama musik yang ia putar, disaat sedang asyik bersenandung ia dibuat kaget dengar suara perempuan juga ikut bersenandung, suaranya begitu jelas terdengar, Bagas pun mematikan lagunya dan diam sejenak, namun suara itu juga ikut menghilang. Lagi-lagi ia hanya mengira bahwa dirinya hanya berhalusinasi.
Ia pun kembali mendengarkan lagu di ponselnya sembari menunggu jam untuk makan malam yang tersisa sekitar tiga puluh menit lagi.
Tak terasa jam makan malam pun sudah tiba, Bagas pun pergi ke dapur mes, ia berpas-pasan dengan Samsul yang juga akan segera makan.
Mereka berjalan berdua, Bagas pun kepikiran untuk menanyakan keanehan yang ia lihat dari ibunya Nina
"sul kamu ngeliat ada yang aneh tidak dengan ibu nya Nina" tanya Bagas
"Aneh gimana gas" tanya Samsul
"Ibunya Nina seperti seumuran dengan Nina sul, kamu nggak menyadari itu?" Tanya Bagas lagi sembari membuka pintu, mereka berdua Langsung menuju meja makan dan sambil melanjutkan obrolan mereka
"Oo itu gas, jadi gini gas......."
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin