Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19.
Di saat Mawar Ni akan mengayuh pedal sepedanya kepalanya menoleh lagi ke arah jalan datangnya Rian dan Dito, bibir Mawar Ni tersenyum saat melihat sosok Rian dan Dito di atas sepeda mereka berdua dan tampak mereka mengayuh sepeda dengan sangat kencang.. dan tangan mereka berdua melambai lambai ke arah Mawar Ni..
“Hmmm mau aku tinggal baru muncul dua orang itu.” Gumam Mawar Ni dan dia pun menunggu kedua temannya..
“Kok lama sih? Malah lebih dulu aku yang rumahku lebih jauh.” Ucap Mawar Ni saat Rian dan Dito sudah mendekat dan Mawar Ni pun mulai mengayuh sepeda nya..
“Aku sudah pagi pagi Ni, habis subuh aku langsung ke rumah Rian, eee dia nya malah masih tidur.” Ucap Dito yang kini mengayuh sepeda di samping sepeda Mawar Ni.
“Maaf Ni, habisnya aku tidur sangat nyenyak sampai bermimpi sudah ke hutan berdua sama kamu he... he... he...” ucap Rian yang mengayuh sepeda di belakang Mawar Ni, dia kini tidak percaya diri dekat dekat dengan Mawar Ni sebab dia belum mandi..
Tidak lama kemudian sepeda mereka bertiga sudah sampai di mulut jalan setapak menuju ke dalam hutan.
“Mana Ni Kakek yang kamu bilang?” tanya Dito yang baru turun dari sepedanya.
“Waktu itu aku lihat dari arah sana, mungkin dia sudah masuk ke dalam hutan atau tidak datang.” Ucap Mawar Ni sambil mengunci sepeda dan mengambil karung dan golok warisan nya.
“Ni, Bagaimana kalau sepeda diangkat orang jahat Ni?” tanya Rian agak was was meninggalkan sepeda nya.
“Percaya lah Yan, aman kok aku biasa naruh sepeda ku di bawah pohon di pinggir jalan waktu masih kerja di sawah dulu.” Ucap Mawar Ni sambil pandangan matanya tertuju ke arah jalan datang nya Sang Kakek akan tetapi kosong dia tidak melihat sosok Kakek yang diharapkan..
“Hmmm semoga saja bertemu Kakek di dalam hutan, siapa tahu dia sudah berada di dalam hutan.” Gumam Mawar Ni dalam hati lalu segera melangkah menuju ke jalan setapak diikuti oleh Dito dan Rian.
Mereka bertiga terus melangkah masuk ke dalam hutan, Mawar Ni berada di barisan paling depan sambil menjawab pertanyaan pertanyaan dari Dito dan Rian yang baru kali ini masuk ke dalam hutan.
Beberapa menit kemudian Mawar Ni berhenti di depan batang batang pohon yang telah mati.. Mawar Ni pun menunjukkan pada Rian dan Dito, daun daun an yang akan dibakar untuk mengusir lebah..
“Daun tanaman ini yang dipakai untuk mengusir lebah lebah itu, tapi kali ini aku akan membakar sedikit saja.. agar masih ada lebah yang tinggal di sarang.” Ucap Mawar Ni sambil mulai membakar daun daun.
“Ni bagaimana kalau lebahnya menyengat kita?” Tanya Dito dengan khawatir
“Hati hati mengambilnya Dit, langsung kamu masukkan di karung sarangnya.” Ucap Mawar Ni dengan tenang dia pun sudah dikasih ilmu oleh Kakek untuk mengobati racun lebah..
“Maka aku mengambil sarang yang di bawah bukan yang di atas pohon. Nanti kalau kita sudah mendapat cukup lebah untuk diternak, aku ajari kalian mencari sarang madu yang di atas pohon.” Ucap Mawar Ni lagi..
Ketiga anak muda itu pun dengan hati hati mengambil sarang lebah, setelah Rian dan Dito sudah terampil mengambil sarang lebah dan mereka taruh ke dalam karung karung.. tidak lupa mereka juga mengambil sarang sarang yang telah penuh madu nya..
“Yan, Dit aku tinggal sebentar ya..” ucap Mawar Ni yang masih ingin bertemu Kakek..
“Kamu mau ke mana Ni?” tanya Rian dan Dito secara bersamaan.
“Aku mau cari Kakek, mungkin dia mencari tanaman obat obat an atau umbi umbi an. Aku juga akan mencari tanaman obat obatan siapa tahu ada manfaatnya. “ ucap Mawar Ni lalu bangkit berdiri dan melangkah meninggalkan kedua temannya yang masih mengambil sarang sarang madu di batang batang pohon yang telah mati.
Mawar Ni yang tangannya memegang golok terus melangkah sambil terus berharap bisa bertemu dengan Kakek, hingga melangkah sudah semakin jauh tidak juga bertemu dengan Kakek..
“Kakek kok tidak datang lagi ke hutan, aku masih ingin belajar dari dia, kalau baca buku agak susah, kalau dengan Kakek bisa langsung tanya dan mendapat dijawab...” gumam Mawar Ni dengan sedih.. sambil terus kaki nya melangkah..
Akan tetapi sesaat kedua mata Mawar Ni melebar saat di depan mata nya agak jauh di sana dia melihat sesuatu berkilau kilau berwarna keemasan, di tempat yang agak terbuka, tidak terlindung oleh rindangnya pepohonan...
“Itu ada tanaman padi yang siap panen.. warna bulir bulir nya bagai emas saja berkilau kilau... “ ucap Mawar Ni sambil mengucek ucek kedua matanya..
Mawar Ni yang penasaran terus melangkah mendekati hamparan padi hutan yang sudah siap panen itu. Di saat semakin dekat hidung Mawar Ni mencium aroma yang sangat harum..
“Harum sekali baunya.. bagai aroma daun pandan, tapi di sini tidak ada tanaman pandan..” gumam Mawar Ni sambil menoleh noleh dan tidak dilihat tanaman daun pandan.
Mawar Ni terus melangkah jantung nya berdebar debar di saat semakin mendekati hamparan padi hutan yang tidak begitu luas itu.. tampak bulir bulir nya sudah terisi penuh dan bernas bernas, malai tampak panjang panjang dan berisi banyak bulir bulir nya malai itu terlihat tertunduk tanda bulir bulir yang bernas..
“Bismillah....” ucap Mawar Ni, lalu dia pun memangkas padi padi yang siap panen itu dengan golok nya yang tajam..
Mawar Ni terus memanen padi padi itu dan dia ikat tangkainya bagai mengikat sapu lidi.
“Nanti buat tongkat dari bambu untuk memikul, karung ku sudah terisi madu.” Gumam Mawar Ni dalam hati sambil terus mengikat ikat padi hasil panennya..
Sesaat telinga Mawar Ni mendengar suara Rian dan Dito memanggil manggil nama nya..
“Ni.... kamu di mana?” teriak Rian dengan sangat lantang..
“Ni....” teriak Dito tidak kalah lantang..
Mawar Ni pun menoleh ke arah suara kedua temannya..
“Hoooeeee! Aku di sini!” teriak Mawar Ni dengan lantang juga..
Tidak lama kemudian sosok Rian dan Dito pun muncul ketiga karung sudah dibawa oleh dua pemuda itu. Rian membawakan karung Mawar Ni..
“Ya Allah Ni, ada padi istimewa di dalam hutan ini..” teriak Rian yang juga melihat padi berkilau kilau keemasan.
“Harum sekali Ni..” teriak Dito dan melangkah dengan cepat mendekati Mawar Ni..
“Hmmm bau keringat ku tertutupi bau harum padi ha... ha... ha...” Ucap Rian sambil tertawa senang.
“Iya Dit, aku juga kaget tadi ada padi berkilau kilau tapi ini benar benar padi, sudah aku buka isinya. Bukan emas benaran tapi benar benar padi ini.. warna beras nya agak agak orange coklat.” Ucap Mawar Ni tanpa menghiraukan ucapan Rian.
“Aku pikir kita bisa tanam lagi padi ini di rumah kita, lihat tanaman ini tidak butuh banyak air seperti padi sawah pada umumnya. Ini sejenis padi ladang.” Ucap Mawar Ni lagi dengan serius.
Di saat ketiga anak muda itu masih sibuk mengikat padi padi pada tongkat bambu , tiba tiba..
Rian terlonjak kaget di saat ada sesuatu terjatuh di atas kepala nya...