Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sergapan Musuh
Setelah beberpa jam berlalu, puluhan botol giok kosong yang semula berisikan Pil Penyembuh Surga semakin menggunung.
Ling Tian mencoba mempertahankan tubuh yang sudah berada di ambang kehancuran, dengan keras mencoba menyatukan dua Energi yang saling bertentangan sampai menciptakan retakan di seluruh tubuhnya
“Keugh… Kenapa dua Energi yang ada di dalam tubuh tidak mau bersatu? Keduanya seperti magnet yang saling berlawanan, kalau seperti ini terus, maka aku benar-benar dalam masalah!” batin Ling Tian di dalam hati, terus berusaha untuk memahami dua esensial qi yang tak mungkin disatukan.
Saat kekacauan semakin memuncak, Ling Tian seakan menyadari rahasia untuk bertahan bukanlah mengendalikan satu kekuatan dan mengabaikan yang lain. Ia harus menerima kelebihan dan kekurangan keduanya.
Dengan sisa kekuatan yang ada, Ling Tian membayangkan dirinya menjadi jembatan penghubung antara kegelapan dan cahaya, bukan sebagai musuh, tapi sebagai pemersatu.
Meski nyawanya hampir lenyap, Ia berbisik pada dirinya sendiri, mengingatkan tentang alasan Ia berjuang untuk melindungi mereka yang Ia cintai, mengingat musuh masa lalu dan masa kini yang membahayakan seluruh alam semesta.
Semakin dalam pemahan Ling Tian akan penyatuan Energi, pertempuran yang berkecamuk di dalam tubuh perlahan mulai mereda.
Energi kegelapan dan cahaya yang tadinya saling menghancurkan, mulai melebur dan membentuk harmoni yang belum pernah ia rasakan.
Kedua kekuatan itu berbaur, menciptakan sesuatu yang baru, jauh lebih kuat dari sebelumnya, mengisi jiwanya dengan kehangatan dan kedalaman yang tak terukur, merubah dantian menjadi konsepsi keseimbangan Yin dan Yang.
Ling Tian merasakan aliran energi baru yang tenang namun kuat mengisi seluruh tubuhnya, memperkokoh meridian, otot, dan tulang hingga menjadi sesuatu yang melampaui batas kekuatan seorang kultivator biasa.
“Tidak ku sangka dua roh pelindung ganda saling bertentangan membentuk konsepsi keseimbangan Yin dan Yang.”
“Semakin lama aku memahami konsepsi keseimbangan Yin dan Yang, aku semakin tenggelam ke dalam kekuatan yang misterius. Sekarang, aku hanya perlu memadatkan Inti Spiritual dan menghimpun semua energi di antara langit dan bumi yang terkumpul ruah di dalam formasi,” gumam Ling Tian di dalam hati, meningkatkan konsentrasi sampai batas maksimal untuk mencapai kesempurnaan.
***
“Sertt!”
BLAM BLAM BLAM BLAM
Sisi lain di luar gua, tampak puluhan pembunuh bayaran bercadar hitam melancarkan serangan dari segala arah, membuat Han Ji, Jia Lu, Fang Hu, Xiou Wu dan Xiou Bai mau tidak mau bertarung dengan sekuat tenaga.
Saling membelakangi satu sama lain, mereka memasang kuda-kuda siap bertarung, melepaskan roh pelindung spiritual masing-masing
“Sring…”
“Siapa kalian? Untuk apa kalian datang ke sini?” tanya Han Ji sembari mengacungkan mata tombak ke arah salah satu pembunuh bayaran, Sin Chu.
“Siapa kami itu tidak penting, kalau kalian tidak mau mati, maka menyingkir dari hadapan kami!” ancam Sin Chu dengan suara berat, tampak menggenggam sebilah pedang begitu tajam.
“Hehh… Hanya dengan kalian ingin membunuh kami? Kalian terlalu percaya diri,” timpal Jia Lu dengan kedua tangan terkepal kuat.
“Yang mereka incar ternyata Ling Tian, apapun yang terjadi jangan biarkan mereka masuk,” bisik Zhu Lin tipis, membuat semua rekan yang lain mengganguk tegas.
“Hehh, hanya sekumpulan bocah ranah Master Spiritual berani bertindak sombong.”
“Hump…”
“Wushhh!”
Menghentak kaki kanan kuat, Sin Chu melepaskan aura mencekam ke segala arah, bercampur niat membunuh begitu pekat, memperlihatkan roh pelindung laba-laba darah.
“Sial… Ternyata orang ini berada di ranah Raja Spiritual tingkat 2. Tidak hanya itu, aku bisa merasakan kalau ada sosok kuat yang bersembunyi di antara mereka,” batin Han Ji di dalam hati, mencoba menganalisis kekuatan musuh yang mengepung mereka.
Memberikan isyarat tangan singkat, puluhan pembunuh bayaran yang mengepung dari segala arah melesat sembari melepaskan serangan mematikan, membuat Jia Lu dengan tangkas menghentak tanah dengan telapak tangan kanan yang terbuka.
“Pasak Bumi Penghancur!”
“Sring… Sring… Sring…”
“Zrakkk!”
"Arghhh..."
Puluhan pasak runcing yang terbentuk dari tanah menembus tubuh puluhan pembunuh bayaran yang ada di garis depan.
Menatap serangan mematikan itu, membuat pembunuh bayaran yang tersisa sontak mengambil langkah mundur.
Namun, apa yang mereka lakukan berakhir sia-sia, dengan fokus yang terganggu, Han Ji dan Fang Hu dengan tangkas menerjang musuh sembari melepaskan serangan mematikan, membuat pembunuh bayaran yang tersisa tersapu bersih dalam hitungan menit.
Tak tinggal diam, Zhu Lin, Xiou Hu, dan Xiou Bai melancarkan serangan dari kejauhan, memusatkan semua kekuatan pada pembunuh bayaran terkuat yang ada di ranah Raja Jiwa tingkat dua.
Zhu Lin berdiri tenang dengan kecapi mistis di pangkuannya. Surai hitam sedikit bergelombang tertiup angin malam yang menerpa lembut dengan tatapan setenang air.
Memetik senar kecapi ringkas, suara lembut yang mendalam mengiri pertarungan berdarah, berubah menjadi gelombang energi kasat mata, membentuk ribuan lintasan pedang berbentuk bulan sabit.
“Bulan Sabit Penghantar Kematian!”
“Sring… Sring… Sring…”
Xiou Wu mengangkat telapak tangan yang terbuka, memunculkan puluhan bola api yang bersinar terang di angkasa, dan kemudian,
“Hujan Api Penghakiman!”
WUSHHHHH
Menatap serangan bertubi semakin mendekat, membuat Sin Chu berdengus remeh, kemudian melepaskan teknik pertahanan yang unik.
“Surai Laba-laba Darah!”
“Wushhh!”
Mengendalikan ratusan benang transparan yang muncul dari jari-jemari yang terbuka, Sin Chu membentuk pertahanan kuat dari benang laba-laba, membuat serangan Zhu Lin, Xiou Bai, dan Xiou Wu tak mampu menembusnya.
“Heh… Hanya segitu saja? Sangat lemah!”
Sin Chu berdiri tegar, mengangkat tangannya yang diselimuti benang laba-laba sekuat baja, dengan gerakan cepat dan presisi, Ia mencambukkan benang itu, menciptakan jaring yang nyaris tak terlihat di sekeliling musuhnya.
Menatap irisan benang yang dengan mudah membelah dedaunan, membuat Han Ji dan Fang Hu dengan sigap mundur ke tempat Zhu Lin dan Xiou Wu berada, dengan Jia Lu dan Xiou Bai berada di tengah mereka.
Dalam hitungan detik, ribuan benang sudah memenuhi area sekitar, membuat mereka terjebak di dalam penjara benang yang tak kasat mata.
“Ck… Sial! Benteng Bumi Pelindung!”
Membentuk benteng bumi berbentuk kubah, Jia Lu mencoba melindungi semua orang, dan kemudian,
“Sring… Sring… Sring…
DUARRRRR
Teknik benteng pelindung bumi sontak hancur lebur, membuat semua orang sontak terbelalak, Sin Chu tersenyum tipis, sangat percaya diri bahwa benang yang ada di dalam genggaman tangan tak bisa dihentikan.
“Sertt!”
Ketika pertahanan Jia Lu terbuka, tampak bentangan benang tajam mengekang pergerakan semua orang, membuat Han Ji dan yang lain tak bisa bergerak sedikitpun.
“Kalau kalian tidak mau mati. Sebaiknya kalian diam saja di sana,” ucap Sin Chu dengan nada sinis, melangkah tegas ke arah Xiou Wu berada.
“Hmm… Sangat disayangkan gadis cantik dengan kulit putih dan halus ini harus terluka. Aku benar-benar menyesal, bagaimana kalau kamu jadi gundik ku saja? Aku akan memperlakukanmu dengan lembut,” tandas Sin Chu menampakkan sifat bejatnya, mengusap pipi Xiou Wu yang tergores benang sampai meneteskan darah.
“Bedebah! Menyingkir dari adik Wu sekarang!” pekik Han Ji dengan suara lantang.
***