🥉JUARA 3 YAAW Season 10🏆2023
EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Takdir membawaku dalam keadaan ini. Lahir sebagai putri tunggal seorang Perwira Tinggi Polri (Pati) sangat tidak mudah. Terlebih sejak lahir seakan hidup sendiri tanpa kasih sayang dari sang Ayah. Walaupun Ayahnya masih hidup dan tinggal satu atap bersamanya.
Suatu hari, Bening Putri Prasetyo sejujurnya tak ingin menghadiri pesta kelulusan sekolahnya. Namun olokan dan sindiran teman-temannya, terutama dari Della Wijaya yakni gadis terpopuler di sekolahnya membuatnya terpaksa hadir. Pesta yang membawa petaka baginya. Kehilangan kesuciannya dan hamil di luar nikah oleh pria yang satu profesi dengan sang Ayah.
Akankah hidup Bening yang keruh akan menjadi bening kembali, sebening namanya?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Perjalanan Solo ke Yogyakarta
Selama perjalanan, keduanya sempat terdiam membisu bercampur sendu. Sebab, tengah memikirkan nasib Nenek Minah yang ditinggalkan sendiri di desa. Akhirnya Ayu pun mencoba mengajak Ningsih bicara, berniat menghiburnya agar tidak tegang.
"Kamu beneran enggak apa-apa Ning habis jatuh tadi?" tanya Ayu seraya melihat wajah Bening cukup berkeringat.
"Enggak apa-apa kok, Yu. Beneran. Sudah kamu gak perlu khawatir," tutur Bening menenangkan Ayu yang terlihat cemas.
"Aku takut banget Ning kandunganmu kenapa-kenapa," cicit Ayu dengan nada khawatir yang cukup kentara.
"Aku cuma cemas akan kondisi Nenek Minah gimana ya Yu? Semoga nenek baik-baik saja," tutur Bening sendu sengaja mengalihkan perhatian Ayu padanya.
"Sudah, kamu gak perlu cemaskan Nenek. Nanti sesampainya di rumah Bude Lina. Biar Bude yang nyuruh si Junet buat tengok Nenek Minah ke desa sekalian bawa pasukan damai anti perang. Pasti beres dan aman. Hihi..." ujar Ayu tertawa kecil seraya menghibur Bening.
Bening pun ikut tertawa, "Ada-ada saja sih kamu itu, Yu."
"Ehm... omong-omong kamu punya foto si Junet, sepupu kamu itu? Boleh lihat?" tanya Bening hati-hati karena dilanda penasaran akan seseorang.
"Wah, belum apa-apa si Junet sudah punya penggemar baru nih. Kamu penasaran juga toh sama sepupuku yang sok kecakepan seperti kulkas dua puluh pintu seperti apa ya? Haha..." ledek Ayu seraya tertawa terbahak-bahak yang dibalas Bening dengan mengerucutkan bibirnya.
Akhirnya Ayu membuka ponsel sejuta umatnya yang tak begitu mewah namun masih jelas bila untuk melihat sebuah gambar. Ia menunjukkan foto keluarga bude Lina secara lengkap.
Ada mendiang Pakdenya, Bude Lina dan juga si Junet, sepupu Ayu. Dimana mendiang Pakdenya tengah memakai seragam kepolisian lengkap begitu juga dengan si Junet. Sedangkan Bude Lina memakai batik Sidomukti khas kota Yogyakarta.
Bahkan ada satu foto lagi, saat si Junet menjadi lulusan terbaik di akademi kepolisian. Ayu menjelaskan panjang lebar tentang keluarga Bude Lina pada Bening. Bahkan tentang cerita Stella yang tak direstui oleh Bude Lina.
Tetapi Ayu tidak menceritakan bahwa si Junet sudah resmi putus dengan Stella. Dikarenakan Ayu belum mengetahui tentang kabar tersebut secara pasti.
Kabar yang pernah ia dengar, si Junet putus dengan Stella lalu balik lagi. Hubungan keduanya sejak dahulu memang terkenal putus nyambung karena terganjal restu dari Bude Lina, ibu kandung si Junet.
Sehingga Ayu tak membahas hal asmara si Junet pada Ningsih. Mau bagaimana pun ia masih menjaga privasi orang lain. Terlebih si Junet masih ada hubungan kekerabatan dengan Nenek Minah.
Kelakuan Ayu dan si Junet seperti kucing dan tikus yang mirip di film kartun anak-anak di televisi. Tom-Tom dan si Jer-Jer.
Sehingga ia lebih banyak bercerita tentang usilnya si Junet dan juga teman Junet yang anggota kepolisian. Ayu bahkan menjuluki teman si Junet itu bujang lapuk.
Tanpa Ayu sadari, mimik wajah Bening berubah menjadi pucat pasi.
Deg...
"Jadi Ayu, sepupu Arjuna?" batin Bening terkejut.
"Enggak. Aku gak boleh ke rumah orang tua Arjuna. Aku harus pergi. Ya... aku harus pergi," batinnya seraya mengelus perutnya dan menahan perih.
☘️☘️
"Nah, gimana Ning? Menurut kamu si Junet ini sok kecakepan kan? Mentang-mentang jadi anggota polisi, huft!"seru Ayu mendengus sebal.
"Nama aslinya si Junet siapa, Yu?" tanya Bening lirih.
"Oh itu, Arjuna Sabda Mahendra. Aku malas panggil Arjuna. Jadinya aku panggil dia si Junet. Dan dia suka sebel sama aku kalau manggil dia si Junet. Haha..." ucap Ayu seraya tertawa.
Bening semakin cemas mendengar penuturan dari Ayu. Bahwa memang Arjuna, ayah jabang bayi yang dikandungnya, adalah sepupu Ayu.
"Denger-denger dari nenek sih, dia sekarang sudah pindah tugas dari Bandung ke Jakarta. Naik pangkat dia. Makin sombong saja. Awas kalau nanti kamu ketemu dia di rumah Budeku, jangan mau dideketin. Apalagi sama temannya yang juga polisi tengil itu. Dasar bujang lapuk," ucap Ayu seraya tertawa terbahak-bahak.
Dunia sungguh sempit. Niat hati pergi jauh, berlari dan menghindar. Justru ia akan terdampar di rumah orang tua Arjuna.
Ia pun tidak tahu apa Arjuna bercerita pada ibunya bahwa telah menghamili dirinya atau tidak. Terlebih mendiang Ayah Arjuna adalah anggota kepolisian juga.
Dirinya dilanda ketakutan dan kekhawatiran bahwa sang Papa akan menemukannya lalu ia dipaksa menggugurkan kandungannya. Ia tidak mau hal itu sampai terjadi.
Lebih buruknya lagi, jika sampai Arjuna atau ibunya Arjuna mengetahui aib ini. Bening khawatir mereka akan memintanya untuk membunuh jabang bayi tak berdosa ini demi menutupi aib yang terlanjur terjadi.
Tidak semua orang tua akan menerima gadis yang hamil di luar nikah untuk masuk ke dalam keluarganya.
Berbagai spekulasi negatif tersebut bergentayangan di benak dan pikiran Bening. Dirinya tengah memikirkan bagaimana caranya agar dia pergi dari Ayu dan tidak jadi ke rumah orang tua Arjuna.
Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Akhirnya Bening terbesit ide untuk kabur, setelah Ayu ingin pergi ke toilet. Ia segera menulis sepucuk surat lalu menitipkan surat tersebut dan juga tas baju milik Ayu serta memberikan sedikit uang pada ibu pemilik warung di terminal Giwangan yang berjualan tak jauh dari toilet.
Bening sempat melihat ke arah pintu masuk toilet dengan tatapan sendu itu pun semakin membuat matanya berkaca-kaca.
"Maafin aku, Yu. Aku terpaksa pergi," batin Bening sendu menatap pintu masuk toilet.
Bening pun segera pergi meninggalkan terminal Giwangan dengan berjalan kaki ke arah yang cukup jauh. Dan tak lama, kebetulan ada ojek motor yang lewat. Lalu bergegas ia panggil.
"Stasiun Lempuyangan, Pak."
🍁🍁🍁
smoga husnul khotimah...
yaAllah...
ikutan sedih
btw, abis Bening apalagi lg lanjutan nya?
sblm ke Bening udah baca dr.Heni dan Seno
issshhh...
🤣🤣🤣
percakapan dikit banget