Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan
"Shera, kau tau yang katakan?" Ujar Joseph memastikan maksud ucapan Shera.
"Ya, aku sangat tau. Lagipula aku tidak berhak juga disini, aku tidak mau dipandang sebelah dengan ini Papa. Terlepas dari apapun yang terjadi di masa lalu, aku hanya ingin memikirkan masa depan ku sekarang bersama Leo. Dan selama aku disini, maka aku akan selalu dicap sebagai wanita yang membutuhkan Papa dari apapun. Lingkungan yang tidak baik, akan mempengaruhi perkembangan Leo dan juga menganggu ku Papa." Tutur Shera dengan bijak.
"Shera, kedua orang tua mu telah menitipkan mu pada Papa, setelah pernikahan mu. Bagaimana nanti Papa akan menjawab nya, jika bertemu dengan mereka di dunia berbeda." Shera tersentak mendengar penjelasan yang merupakan informasi penting baginya.
'Jadi aku yatim piatu?'
"Mereka akan mengerti, karena putri mereka sudah bisa mengatasinya sendiri. Papa tidak percaya dengan itu?" Joseph terdiam memikirkan keinginan Shera.
"Papa, aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Dan juga ada Leo yang menjadi penyemangat ku. Aku tidak sendirian sekarang." Shera terus meyakinkan Joseph, sungguh dia tidak ingin bersama dengan orang-orang yang tidak menyukainya.
"Shera, Papa bukannya tidak percaya. Tapi, kau baru saja melahirkan, bagaimana bisa melanjutkan usaha...... Bagaimana kalau begini saja, Papa izinkan kau tinggal kembali di kediaman kedua orang tua mu. Tapi untuk keuangan, Papa yang berikan."
'Sebaiknya aku setuju saja, untuk yang lainnya bisa diatur nanti.'
"Baiklah pa." Ucap Shera setuju.
"Tapi tidak sekarang ya, bisa berikan Papa waktu tiga bulan? Setidaknya untuk melihat perkembangan Leo disini." Pinta Joseph penuh harap. Shera yang melihatnya tidak ingin mengecewakan sosok yang baik padanya itu.
"Tidak masalah. Aku bisa, pa." Joseph menjadi sedikit sumringah, karena Shera menyetujui nya.
"Jadi kita akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama dan kakek lebih dekat dengan cucu kakek ini." Joseph mengelus kepala cucunya yang tampak belum paham dengan apa yang terjadi.
**************
Malam mulai datang, Shera tidur bersama putranya yang baru saja selesai ia susui. "Hanya tiga bulan sayang, setelah itu hanya ada kita berdua. Ibu bisa membesarkan dirimu dengan baik, tanpa bantuan siapapun. Kau tau, ibu bisa menghabisi nyawa banyak orang dengan sekali tebasan pedang saja. Jika kau sudah besar nanti, ibu akan mengajari mu bela diri yang terbaik!" Memastikan Leo sudah tertidur, Shera yang merasa haus tidak menemukan air dan tentu langsung ke dapur.
Melihat sekeliling rumah, Shera hanya bisa menebak-nebak dimana dapurnya. "Apa dibelakang?" Tebak Shera, matanya terus melihat diantara lampu yang temaram.
Setelah menuruni anak tangga, Shera memutuskan untuk ke kiri dan melangkah ke sana. Dan benar saja, Shera melihat benda-benda yang biasanya ada di dapur. "Ini dia! Aku haus sekali.... Disini pasti ada makanan juga kan?" Setelah menghilangkan rasa dahaganya, Shera membuka benda yang berbentuk seperti lemari dan membukanya.
"Lemari yang dingin! Aaa, buah!" Shera segera mengambilnya dan ketika ingin menutupnya, dia dikagetkan dengan sebuah suara.
"Apa yang kau lakukan?" Ucapnya yang membuat beberapa buah, terjatuh ke lantai.
"Apa kau tidak lihat? Atau lampunya kurang terang?" Ucap Shera dengan kesal dan memunguti buah anggur yang terjatuh.
"Kau seperti pencuri di malam hari!" Ucap Abra.
"Ya, dan aku pencuri yang cantik!" Ucap Shera dengan percaya diri.
Abra terdiam karena mendengar balasan tak terduga dari Shera. Biasanya, untuk membuka lemari es saja, Shera akan membangunkannya dan bertingkah manja ingin diambilkan buah. Tapi sekarang, dia melihat Shera seolah terbiasa dengan itu, tanpa tingkah manja.
"Minggir! Apa kau jadi patung sekarang?"
"Siapa yang meminta mu pergi?" Abra menghalangi jalan Shera.
"Dan aku tidak meminta mu disini! Minggir!" Balas Shera tak kalah sengit.
"Kau....." Abra tidak bisa melanjutkan kata-katanya setelah melihat Shera mendekatkan wajahnya. Abra tidak menampik, Shera memang cantik sejak pertemuan mereka.
"Aghhhh! Shera!" Abra meringis kesakitan karena pijakan kaki Shera yang kuat menginjak kakinya dan melenggang pergi.
"Itu balasan karena menganggu ku!" Shera tersenyum senang sambil membawa semangkuk buah segar untuk dimakannya.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya