Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjelang acara.
.
.
.
"Bagaimana kalau kita tanyakan ke mommy?" Ren.
"Sebaiknya jangan," Ray.
"Iya, biar kita cari sendiri." Rakha.
"Bagaimana kalau kita latihan saja? Acara di sekolah kita tinggal beberapa hari lagi," Ram
"Kamu ada rencana?" tanya Raffa. Ram hanya tersenyum.
"Oke sebaiknya kita latihan, nanti kalau kita juara nya CEO itu yang akan memberikan hadiah kepada kita." Roy.
"Apakah yang aku pikirkan sama dengan kalian pikir?" tanya Ren. Mereka semua kompak mengangguk. Si kembar latihan dengan giat menjelang acara di sekolah mereka nanti. Si kembar punya keahlian dalam bermain alat musik, jadi mereka membentuk grup band yang mereka beri nama SEVEN R. Meskipun grup band mereka baru di bentuk. dan persembahan pertama mereka nanti di acara sekolah mereka.
Seperti nama perusahaan mereka grup band mereka juga sama. Kenapa mereka menamakan nya SEVEN R? jawaban nya adalah. Karena mereka bertujuh dan nama mereka di awali dengan huruf R. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari nama itu, istimewanya hanya lah mereka anak jenius.
Di usia 5 tahun mereka masuk kelas taekwondo dan karate atas saran dari Mommy nya. Karena Mommy nya tidak bisa menjaga nya 24 jam, jadi mereka harus bisa jaga diri sendiri dari orang-orang jahat. Diva mengingat saat ia menemukan ibu mereka dalam keadaan sekarat. Tidak menutup kemungkinan jika si kembar juga akan menjadi incaran para penjahat. Sebab itu lah Diva menyarankan mereka memasuki kelas itu. Kini si kembar sudah pemegang sabuk hitam.
.
.
Di lain sisi...
"Bagaimana rencana mu untuk mempertemukan aku dengan anak anak ku?" tanya Darmendra.
"Semua beres tuan, hanya menunggu waktu nya saja," jawab Robert.
"Hmmm bagus, aku sudah tidak sabar ketemu mereka."
"Tuan, mengapa harus dengan cara seperti itu? Mengapa tuan tidak menemui mereka secara langsung?"
"Aku ingin bertemu mereka secara natural, mereka dari kecil tidak mengenal ku. Aku tidak mau kalau terburu-buru akan membuat mereka takut, faham!" Robert mengangguk mengerti.
"Faham tuan.!"
"Sekarang pergi lah, suruh OB buat kan aku kopi."
"Baik tuan." Robert pun keluar dari ruangan Darmendra. Setelah Robert keluar sang sekretaris masuk tanpa mengetuk pintu, dengan pakaian super seksi sekretaris berjalan lenggang lenggok menghampiri Darmendra.
Merasa ada yang mendekati nya, Darmendra mengangkat wajah nya dan melihat sekilas sekretaris di hadapannya itu.
"Mau apa kau?" tanya Darmendra.
"Tuan butuh sesuatu?" sekretaris balik bertanya dengan nada yang di buat sensualitas mungkin untuk menggoda Darmendra. Ya sekretaris yang bernama Rita itu sudah lama mengagumi sosok pria di depannya kini. Sampai ia rela harus bekerja menjadi sekretaris agar lebih dekat dengan Darmendra. Namun Darmendra seperti nya tidak tertarik sama sekali. Entah gadis atau wanita seperti apa yang mampu menarik perhatian nya. Rita semakin mendekat.
"Tidak, saya tidak butuh apa apa, sekarang pergi lah kalau tidak ada kepentingan pekerjaan jangan masuk ke sini." Darmendra.
Rita yang merasa jengkel menghentak hentakan heels nya. Sebelum Rita mencapai pintu ia menghentikan langkah nya mendengar peringatan dari Darmendra.
"Kalau kamu hanya ingin menggoda saya, lebih baik angkat kaki dari perusahaan ini. Karena saya tidak butuh penggoda seperti mu."
Pukulan telak dengan kata-kata Darmendra langsung ke mental Rita. Hingga mukanya merah menahan marah sekaligus malu. Rita keluar dari ruangan Darmendra, dan mengemas barang-barangnya, karena dia sudah di pecat oleh atasan nya. Sebenarnya Rita bukan orang susah, orang tua nya juga kaya raya. Tapi karena obsesi nya untuk mendapatkan hati seorang Darmendra yang terkenal dingin dengan wanita. Robert keluar dari ruangan nya dan melihat Rita sedang berkemas. Robert pun menghampiri nya.
" Kenapa kamu? di pecat?" tanya Robert. Namun yang di tanya diam saja, dan masih sibuk berkemas barang barang nya.
"Kan sudah saya bilang, bos itu bukan jenis pria yang mudah di goda," kata Robert dengan senyum mengejek.
"Sudah bicara nya? saya di pecat bukan urusan kamu, kau pikir saya akan menyerah begitu saja? Tidak!" Rita
Lalu Rita keluar dari situ menuju lift karyawan. Sampai di lantai dasar, Rita menjadi pusat perhatian. Dan karyawan sudah tidak heran lagi bila sekretaris di kantor ini selalu di pecat.
Robert masuk keruangan Darmendra.
"Tuan memecat Rita?"
"Hmmm, apa dia sudah pergi?"
" Sudah tuan, seperti nya dia tidak terima di pecat."
"Biarkan saja, Oh ya Carikan saya sekretaris pria."
" Baik tuan." Robert selalu bisa di andalkan dalam segi apapun.
"Kerja kan sekarang!" perintah Darmendra.
"Baik tuan." Robert pun berlalu.
Darmendra masih sibuk dengan pekerjaan nya, karena nanti saat acara di sekolah si kembar ia akan datang. jadi pekerjaan nya harus cepat selesai.
"Aku sudah tidak sabar ingin bertemu kalian, aku ingin memeluk kalian anak-anak ku," batin Darmendra, sambil tersenyum membayangkan akan bertemu si kembar.
"Mona, terimakasih karena melahirkan tujuh putra untuk ku, aku janji akan menjaga mereka dengan baik. Aku doa kan kamu tenang di atas sana." gumam Darmendra, tanpa terasa bulir air mata nya menetes dari pelupuk matanya.
"Haaah," Darmendra menghela nafas panjang. Ia tidak tahu harus bahagia atau sedih. Disatu sisi ia mendapatkan anak anak nya, disisi lain ia harus kehilangan istri nya. Meskipun tidak ada perasaan cinta dalam hati nya tetap saja rasa kehilangan itu ada.
"Apakah ini takdir ku Tuhan, kalau memang ini takdir ku, aku ikhlas." batin Darmendra.
Si kembar saat ini sedang istirahat di kamar masing-masing. Rumah Diva berlantai dua dan mempunyai banyak kamar, untuk si kembar aja tujuh. Belum lagi kamar yang lain, udah kaya kos kosan aja.
Sedang kan Diva masih di kantor, dan sedikit sibuk hari ini. karena ia harus menyelesaikan pekerjaan sebelum acara di sekolah si kembar. Diva harus hadir agar si kembar tidak merasa kecewa. Diva tidak tahu kalau tamu terhormat yang akan datang nanti di acara itu adalah ayah kandung si kembar. Karena Diva memang tidak mengetahui nya.
"Aku harus secepatnya menyelesaikan semua pekerjaan ku." gumam Diva.
Pintu ruangan Diva di ketuk...
Tok ...Tok ...Tok
"Masuk," ucap Diva tanpa menoleh kepintu, sekretaris Diva masuk.
"Bu sudah waktunya pulang," kata Adelia.
"Oh ya, maaf aku terlalu sibuk jadi tidak ingat waktu, ternyata sudah waktunya pulang." Diva.
"Ibu belum mau pulang?"
"Iya sebentar lagi, ini tinggal sedikit lagi kamu duluan aja." Akhirnya Adelia keluar dari ruangan Diva dan berjalan menuju lift karyawan untuk pulang. Di dalam kantor sudah terlihat sepi, karena para karyawan sudah pada pulang. Hanya ada beberapa orang saja yang masih tersisa, ada juga yang lembur karena pekerjaan mereka belum selesai.
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇
wellcome😘😘
tapi gakpapa sih
aku se7 tunggu mereka dewasa barulah diberitahu