Maura gadis 24 tahun, gadis polos yang sangat penurut. Maura wanita yang baik dan tidak pernah macam-macam. Dia selalu mengalah sejak kecil sampai dewasa.
Memiliki Ibu tiri dan adik tiri yang dua tahun di bawahnya. Membuat Maura mendapatkan perlakuan kurang adil. Tetapi tetap dia sangat mencintai keluarganya dan tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
Tapi pada suatu seketika Maura dihadapkan dengan kegelisahan hati. Banyak pernyataan yang terjadi di depannya, pengkhianatan yang telah dia terima dengan adiknya Jesslyn yang ternyata menjalin hubungan dengan calon suaminya dan bahkan calon suaminya tidak menyukainya dan hanya menikah dengannya agar bisa lebih dekat dengan adik tirinya.
Maura juga dihadapkan yang menjadi korban fitnah dari sang ibu tiri. Hal itu membuat Maura berubah dan berniat untuk membalas dendam atas pengkhianatan yang telah dia dapatkan.
Maura melakukan hal yang sama dengan merebut calon suami adiknya. Maura terikat kontrak pernikahan untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Malah Di Salahkan.
Rumah sakit.
Jesslyn akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan ditangani oleh Dokter. Jessica yang sejak tadi mondar-mandir seperti setrikaan dengan penuh kepanikan berdiri di depan pintu. Tidak lama Dokter keluar dari ruangan ICU dan langsung dihampiri Jessica.
"Bagaimana putri saya?" tanya Jessica.
"Syukurlah nyawa pasien masih bisa di selamatkan," jawab Dokter itu.
Jessica menghela nafas yang benar-benar merasa lega yang sangat ketakutan sejak tadi mengingat bagaimana Jesslyn yang terus mengeluarkan busa dari mulutnya.
"Lalu apa Jesslyn sudah bisa ditemui?" tanya Jessica.
"Silahkan! Nyonya Jessica juga berikan pengarahan agar Nona Jesslyn tidak mengulangi apa yang telah dia lakukan yang justru Ini merugikan diri sendiri. Nonya harus memiliki peran yang penting untuk menyembuhkan mentalnya dan terus berada di sisinya agar kejadian ini tidak terulang kembali," ucap Dokter memberikan saran.
"Baik Dokter! terima kasih sudah menyelamatkan anak saya," ucap Jessica.
"Saya hanya Dokter. Kalau begitu saya permisi dulu!" Dokter itu langsung pamit.
Jessica yang sekarang berada di dalam ruangan Jesslyn dengan kondisi Jesslyn yang masih terlihat sangat lemas berbaring di atas ranjang Rumah Sakit dengan punggung tangannya yang diberi impus dan juga selang pernapasan di hidungnya. Wanita itu tampak tidak berdaya dengan tatapan yang kosong dan tidak ada keinginan untuk hidup dan bahkan seperti menyesal telah diselamatkan.
"Kamu membuat mama takut. Mama sangat mengkhawatirkan kamu, kenapa kamu bisa punya pikiran untuk melakukan hal bodoh seperti ini," ucap Jessica.
Jesslyn mendengus tersenyum getir mendengar kata-kata Jessica, "Mama bilang apa? Mama mengkhawatirkan ku. Jika Mama benar-benar sangat khawatir padaku. Mama tidak akan pergi bersama papah untuk menemui keluarga kak Rafa dan merestui hubungan mereka berdua. Mama tidak akan bergabung dengan mereka dan meninggalkanku seolah mama setuju dengan pernikahan mereka dan tidak peduli dengan ku!" tegas Jesslyn.
Itu yang menjadi salah satu niatnya untuk mengakhiri hidupnya karena merasa tidak ada yang peduli kepadanya.
"Sayang Mama sudah mengatakan kepada kamu jika mama tidak punya pilihan lain selain ikut dengan papa kamu. Mama juga terpaksa ikut karena mama berusaha ingin...
"Lalu apa hasilnya?" Jesslyn langsung memotong pembicaraan Jessica.
"Apa pernikahan itu gagal? orang tua kak Rafa tidak setuju dengan dia? Apa aku bisa menikah dengan kak Rafa?" tanya Jesslyn.
Jessica diam saja yang memang tidak mendapatkan hasil apa-apa. Wajah Jesslyn yang begitu memerah sudah sangat putus asa dengan hubungannya dengan Rafa.
"Lihatlah Mama diam dan tidak berbisa berkutik apa-apa. Jadi untuk apa aku hidup lagi. Jika Mama juga tidak pernah peduli kepadaku dan Mama hanya mengikuti semua kemauan papa yang menikahkan Kak Maura dengan Kak Rafa dan sementara aku, aku hanya tetap seperti ini saja!" lanjut Jesslyn.
"Jesslyn Mama..." Jessica tidak jadi melanjutkan kalimatnya ketika pintu kamar Jesslyn dibuka dan ternyata itu adalah Darius.
Mendengar Jesslyn dilarikan ke rumah sakit membuat Darius juga buru-buru menyusul ke rumah sakit. Melihat kedatangan Darius membuat Jesslyn menghelan nafas menarik perlahan dan mencoba menenangkan diri.
"Bagaimana keadaan Jesslyn?" tanya Darius.
"Seperti yang kamu lihat, Mas, kondisi Jesslyn sangat tidak baik dengan mental yang kurang sehat dan semua ini gara-gara Maura. Maura yang benar-benar sangat egois yang sudah melakukan semua ini dan lihat apa yang terjadi. Jesslyn sampai harus melakukan tindakan ini. Maura seharusnya bisa mengalah untuk adiknya dan tidak egois seperti ini," Jessica yang langsung memanfaatkan situasi untuk menyalahkan Maura.
Mata Darius melihat ke arah Jesslyn. Dia bisa melihat terasa putus asa di wajah Jesslyn yang tidak ingin hidup lagi.
"Apa yang kamu lakukan Jesslyn?" tanya Darius
Tidak ada jawaban sama sekali dari Jesslyn.
"Kamu melakukan tindakan bodoh ini karena seorang laki-laki?" tanya Darius lagi.
"Mas! ini bukan hanya karena seorang laki-laki. Tetapi karena Maura," sahut Jessica.
"Jessica aku sedang berbicara pada Maura. Jadi diamlah," sahut Darius. Jessica yang tidak berani bicara sama sekali.
"Kenapa kamu melakukan semua kebodohan ini Jesslyn?" tanya Darius kembali kepada putrinya itu dengan wajah Darius yang tampak serius.
"Untuk apa aku hidup, jika aku harus kehilangan kak Rafa. Papa sama sekali tidak peduli dengan apa yang aku rasakan. Lalu untuk apa aku tetap hidup. Aku tidak bisa melihat orang yang aku sukai bersama dengan wanita lain dan justru wanita itu yang dengan sengaja merebut Kak Rafa dariku. Aku tidak bisa melihat semua itu!" tegas Jesslyn.
"Cukup Jesslyn!" bentak Darius.
"Kamu jangan menggunakan pikiran kamu yang pendek sampai melakukan hal seperti ini. Apa kamu pikir dengan kamu bunuh diri, maka semua akan berubah. Papa benar-benar sangat kecewa dengan tindakan kamu dan jalan pikiran kamu. Kamu orang yang berpendidikan dan memiliki karir yang bagus tetapi otak kamu tidak kamu gunakan. Rafa jelas-jelas tidak menyukai kamu dan dia hanya ingin menikahi Maura dan kamu memaksakan orang lain untuk menyukai kamu. Apa kamu pikir laki-laki di dunia ini hanya Rafa dan sampai kamu bunuh diri hanya karena laki-laki!" tegas Darius.
Jesslyn diam yang tidak berkutik sama sekali. Bukan mendapat belas kasihan dari Darius dan dia justru disalahkan habis-habisan. Iya begitulah kalau bunuh diri kalau orangnya tiada pasti akan menyesal tetapi kalau orangnya masih hidup akan disalahkan seperti yang sekarang dialami Jesslyn.
"Mas, kamu apa-apaan. Kamu tidak lihat bagaimana kondisi Jesslyn, kamu masih bisa mengatakan hal seperti itu," sahut Jessica
"Ini semua karena kamu yang terlalu memanjakan Jesslyn. Jadi kamu lihat hanya karena masalah laki-laki dia sampai melakukan hal yang sangat bodoh dan murahan seperti ini. Kamu tidak benar-benar memberi dia nasehat dan pengertian yang baik!" Darius juga ikut-ikutan menyalahkan Jessica.
Jessica yang tidak bisa berkutik apa-apa yang hanya mengepal tangannya dengan penuh kemarahan. Raut wajahnya yang sangat emosi dengan dendam membara dan nama Maura yang menjadi target kemarahannya.
"Kamu dengarkan papa Jesslyn, jika sampai hal ini terjadi, papa tidak akan pernah memaafkan kamu. Kamu harus belajar menerima kenyataan. Kamu mengerti!" tegas Darius
"Dan kamu Jessica. Tugas kamu sebagai seorang ibu memberikan arahan anak dengan baik. Bukan malah mendukung segala sesuatu keinginan dia yang tidak masuk akal!" Jesica juga mendapatkan penegasan dari Darius.
Darius menarik nafas dan membuang perlahan ke depan yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi dari ruangan itu. Darius yang tidak sama sekali membujuk atau berbicara lembut kepada Jesslyn dan justru sebaliknya yang membuat Jesslyn tidak bisa berbicara apa-apa.
"Argggghhh!" teriak Jesslyn yang menghempaskan kuat tangannya ke tempat tidur.
"Jesslyn!" Jessica yang langsung menghampiri Jesslyn menghentikan Jesslyn yang bahkan ingin membuka selang infus secara paksa.
"Papa jahat, semua orang jahat, Aku tidak mau hidup lagi, Aku benar-benar benci dengan semua ini, aku benci!" teriak Jesslyn dengan amarah.
"Sayang kamu tenang, Mama tidak akan membiarkan mereka menang dengan semua ini. Kamu harus percaya kepada Mama. Kamu harus tenang sayang!" Jessica yang memeluk Jesslyn.
"Mama harus membatalkan pernikahan itu. Jika mereka menikah lebih baik aku mati. Aku tidak ingin hidup!" Jesslyn yang benar-benar sangat marah dan tidak punya harapan untuk hidup lagi.
Dia terus berteriak dalam pelukan Jessica yang sangat takut kehilangan Jesslyn.
"Kurang ajar kau Maura, semua yang terjadi karena kau. Kau benar-benar sudah menghancurkan mental Jesslyn. Kau akan mendapatkan pelajaran Jesslyn. Kau lihat apa yang akan aku lakukan!" umpat Jessica dengan emosi.
Bersambung