Ku Nikahi Calon Kakak Iparku

Waktu terus berlalu semenjak kejadian tak terduga tersebut Raka menjadi lebih pendiam dan dia terus mencari gadis tersebut namun masih belum menemukan dimana gadis itu berada.

Raka :" kamu ada di mana Sinta sudah lama gue nyariin lho."

Setelah selesai kegiatan latihan Bima dan Raka ngobrol sambil menuju ke kantornya.

Bima :" ada apa Ka kok lho terlihat sedih dan murung terus akhir-akhir ini?"

Raka :" kapan lho ada waktu gue pengen curhat tentang masalah gue ke lho!"

Bima :" ok ntar malam aja gue ke mess lho gimana?"

Raka :" ok gue tunggu lho"

malam harinya

Seperti yang sudah mereka sepakati Raka dan Bima akan mengobrol bersama di mess Raka.

tok...tok...tok

Raka : " iya masuk aja Bim nggak gue kunci kok pintunya!"

Bima : " nih gue bawain camilan buat teman kita ngobrol"

Raka :" thanks sorry merepotkan lho sampai harus ke sini."

Bima :" ok no problem by the way ada masalah apa sih sebenernya lho kok kelihatan pusing banget. Padahal kan bentar lagi lho juga udah mau married. Ada apa ada masalah sama prepare nikahan lho?"

Raka :" bukan bro ini lebih parah dari pada nikahan gue "

Bima :" ok lho bisa cerita dari awal ke gue apa masalah lho. Siapa tau gue bisa memberi solusi ke lho?"

Raka :" jadi gini jujur. Lho inget nggak pas kita ada acara di pesta Bima. Nah pas acara itu seseorang memberikan sesuatu ke minuman gue sehingga menyebabkan badan gue rasa nya nggak enak banget.. Gue memutuskan keluar gedung dan saat gue keluar gue ketemu sama Sinta dan lho tau apa yang terjadi. "

Bima :" jangan bilang terus lho memperkosa Sinta?"

Raka :" iya gue melakukan semua itu ke dia. Jujur gue merasa bersalah banget. Sampai saat ini gue belum menemukan dia dimana. ( cerita dengan penuh keputusasaan)"

Bima :" coba ntar gue bantu cari dengan menghubungi Mela dia kan temen deketnya" semoga aja bisa segera bertemu. Terus rencana lho sekarang gimana? Andini udah tau semua ini?"

Raka :" gila aja lho gue cerita masalah ini ke Andini! Belum kuat hati gue menghancurkan semua yang udah kita plan selama ini. Gue harus gimana Bim?"

Bima:" Gue prihatin atas apa yang terjadi kepada lho. sekarang gue balik in ke diri lho sendiri lho mau nya yang seperti apa? Pernikahan lho dengan Andini juga udah di depan mata.

Raka :" Gue bingung Bim. Gue sayang sama Andini tapi gue juga merasa bersalah kepada Sinta gue udah merusak dia gue takut kalau dia hamil anak gue."

Bima :" ya udah sekarang kita nyari keberadaan Sinta dulu aja. Terus umpama lho ketemu dengan Sinta lho mau ngapain? kalau dia hamil ok lho akan bertanggung jawab tapi jika dia nggak hamil luo mau apa? Mau lho tinggal in gitu aja setelah lho rusak dan lho melanjutkan pernikahan lho dengan Andini. Egois banget kalau lho seperti itu "

Raka : ( diam dengan pemikiran nya sendiri)

Bima :" Gini aja besuk gue ajak lho menemui Mela. Dah sekarang lho istirahat dulu aja. Gue balik dulu"

Raka :" lho nggak nginep sini aja? Thanks bro udah bantuin gue. Tapi tolong lho rahasiain dulu masalah gue sampai gue menemukan siapa yang ngasih obat itu di minuman gue."

Bima:" ok siap gue pulang dulu!"

Raka melihat HP nya. Dilihatnya ada beberapa pesan dari sang calon istri namun dia tidak berani berkomunikasi lama dengan Andini dia hanya berkomunikasi via WhatsApp tidak ada keberanian bagi nya untuk telp langsung dengan sang kekasih.

Sinta POV

Hampir 1 bulan semenjak kejadian tidak terduga itu terjadi pada dirinya. Hingga saat ini tidak ada orang yang tau mengenai kondisi dirinya termasuk ibu dan Mela.

Flashback on

Ibu Sinta :" tok...tok..tok Sinta kamu kenapa nak, ayo keluar dulu dari tadi kamu belum makan lho? Apa kamu sakit?"

Tidak ada jawaban dari Sinta dari dalam kamar ibu Sinta semakin khawatir dengan keadaan Sinta. Ibu Sinta yang khawatir menghubungi Mela siapa tahu dia bisa membantu.

Ibu Sinta :" halo, Mela ibu boleh minta tolong. Sinta tadi pagi sudah pulang tapi sampai sekarang di masih mengurung diri di kamar ibu khawatir ada apa-apa dengannya. Kamu bisa maen ke sini nak untuk melihat nya?"

Mela :" iya bu saya akan ke sana."

dia masih melanjutkan kegiatan nya seperti biasa rutinitas nya bekerja di restoran pun masih terus di gelutinya.

Mela kemudian datang ke rumah Sinta untuk melihat temannya.

Mela:" Sin...Sinta ini gue Mela lho kenapa? Buka dong pintunya.

Sinta: ceklekkkk (membuka pintu). Masuk Mel!

Mela : (Dipeluknya Sinta) "lho kenapa? Ayo sini cerita ke gue. Apa telah terjadi sesuatu?"

Sinta:" Gue belum bisa cerita Mel. Hiks....hikss....hiks.."

Mela :" ok gpp gue nggak akan maksa lho buat cerita tapi pliss jangan mengurung diri seperti ini kasihan ibu lho khawatir. Lho tenang aja ada gue dan ibu lho yang akan selalu ada di samping lho dan mendukung lho"

Sinta : "terimakasih ya Mel!.

Mela :" ya udah keluar yuk temuin ibu lho."

Mela dan Sinta akhirnya keluar dari kamar menemui Ibu Sinta.

Ibu Sinta :" akhirnya kamu keluar juga nak, ada apa? Kamu lagi ada masalah. "

Sinta :" Sinta gpp ko bu hanya kecapekan aja semalam terus Sinta juga bergadang nggak bisa tidur makanya tadi Sinta tidur aja bu." ( bohong Sinta kepada ibunya)

Ibu Sinta : " ya udah yuk sini makan dulu nak! Ayo Mela sekalian makan malam disini"

Mela :" Baik bu".

mereka makan dalam diam tanpa ada yang berbicara kembali.

Mela :"sudah malam Sin gue pamit pulang dulu ya. Besuk lho udah bisa masuk kerja seperti biasanya kan?"

Sinta :" insyaallah Mel besuk gue usahakan udah masuk kerja".

Ibu Sinta:" Makasih banyak ya nak Mela sudah membantu ibu. Maaf sudah merepotkan mu!"

Mela :" gpp kok bu kayak sama siapa aja."

Flashback off

Sinta POV

Gue kok akhir-akhir ini sering laper ya dan mudah capek juga biasanya gue kuat kerja bolak balik ngantar makanan sekarang baru setengah hari aja udah lelah banget rasanya. Mana kepala rasanya pusing banget.

Dion : "lho sakit Sin. Pucat banget wajah lho?"

Sinta :" iya Dion emang agak pusing ini gue."

Dion: " udah sana lho istirahat aja. tamu juga udah mulai sepi kok."

Sinta :" ya udah gue istirahat dulu ya. Makasih dion udah ngebantu gue.

belum sampai di tempat istirahat tiba-tiba Sinta pingsan.

Brukkkk......

Dion:" ya Allah Sinta". Gue antar lho ke puskesmas aja ya. Dinda tolong lho hubungin Mela ya"

Dinda menghubungi Mela.

Tut...tuutt .

Mela :" halo Din ada apa?"

Dinda :" ini Mela Sinta pingsan di restoran. Ini sedang di bawa Dion ke puskesmas. Lho bisa ke sini? Gue nggak berani ngabarin ibu nya Sinta. Ntar malah bikin ibu nya panik."

Mela :" Astaghfirullah iya Din lho bener banget makasih ya udah di hubungi gue segera ke puskesmas"