Karya terbaru dari Author "Berondong Bayaran CEO Cantik."
Ig : oh_ya_ra
tiktok : link di ig
Ananta Nayra Santoso, tiba-tiba mengandung anak dari sahabatnya sendiri yakni Sean Alejandro Blanco. Semua bermula ketika mereka pergi ke sebuah bar dan mabuk berat. Keduanya sama-sama tak sadar telah melakukan hal tersebut. Mendengar kabar kehamilan Nayra, orang tua mereka yang berselisih selama ini pun kembali cekcok. Nenek keduanya menginginkan mereka menikah, tetapi mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana kah kisah selanjutnya?. Ikuti saja cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Tiga bulan berlalu, Nayra tiba-tiba saja merasakan mual yang teramat sangat di suatu pagi. Rasa mual itu terus saja mengganggu dan tak tertahankan, hingga akhirnya ia pun berlari ke kamar mandi untuk muntah.
"Hueeek."
"Hueeek."
"Hueeek."
Nayra hanya memuntahkan cairan. Ia seketika saja teringat jika semalam tidak makan. Ia sendiri memiliki gangguan asam lambung, tapi tidak pernah separah ini.
"Neng, nggak kuliah hari ini?"
Mbak Siti bertanya dari luar kamar. Sebab ini adalah hari Sabtu, yang merupakan jadwal kuliah Nayra.
"Neng."
Tak ada jawaban, pelan-pelan mbak Siti pun menguping. Ia mendengar suara seperti muntah-muntah di dalam.
"Neng."
"Neng Nayra."
"Apa mbak?"
Nayra akhirnya menjawab, tetapi tidak membuka pintu kamar.
"Nggak kuliah kata ibu?"
"Kayaknya nggak deh mbak, lagi asam lambung." jawab Nayra.
"Oh, mau mbak ambilkan obat nggak?" tanya Siti.
"Nggak, mbak."
"Air anget?"
"Ada." jawab Nayra.
Sebab di kamarnya memang ada sebuah dispenser, lengkap dengan galon berisi air minum.
"Oh ya udah, kalau ada apa-apa kasih tau mbak." ucap Siti.
"Iya."
Tak lama Siti pun turun dan Viola bertanya kepadanya.
"Nggak kuliah si Nayra?"
"Katanya nggak, bu. Neng Nayra lagi asam lambung." jawab Siti.
"Asam lambung?" tanya Viola lagi.
"Iya, katanya bu." lagi-lagi Siti menjawab.
"Itulah, begadang teroooos. Dikit-dikit scroll tiktok."
Viola mengeluarkan amarah khas emak-emak lokal yang sudah ia serap selama tinggal disini.
"Kan ibu juga tiktokan bu." ujar Siti mengingatkan.
"Tapi kan saya kalau jam tidur ya tidur. Nggak begadang kayak dia, mantengin artis Korea melulu."
Viola membela diri, sementara Siti hanya berlalu sambil tertawa kecil. Ia ingat beberapa hari sebelumnya ketika terbangun ditengah malam dan hendak pergi ke toilet.
Tiba-tiba ia menemukan Viola yang tengah membuat video tiktok di halaman belakang. Ia berjoget-joget dan tak takut, meski jam telah menunjukkan pukul dua dini hari.
Awalnya Siti curiga dengan pintu belakang yang terbuka. Ia kira itu adalah maling. Tetapi mereka berada di kompleks perumahan yang dijaga ketat 24 jam.
Akhirnya karena penasaran, Siti pun membuka pintu belakang. Dan terlihatlah Viola disana.
***
Jam 11 siang.
Handphone Nayra berbunyi, dan ternyata itu panggilan dari Philo.
"Halo, sayang."
Nayra yang semula hendak tidur sejenak tersebut, akhirnya kembali melek. Ia kaget dengan suara handphonenya yang berdering.
"Sayang, kamu sakit?" tanya Philo pada gadis itu.
Sebelumnya ia mengirim pesan WhatsApp dan bertanya apa Nayra sudah berangkat kuliah atau belum. Nayra menjawab ia tidak kuliah hari ini, lantaran asam lambungnya naik.
"Iya, tadi kan aku udah bilang ke kamu. Asam lambung aku lagi kambuh." jawab Nayra.
"Makanya jangan begadang terus kamu. Udah minum obat?" tanya Philo lagi.
"Udah koq." jawab Nayra.
"Kamu lagi apa?" Gadis itu balik bertanya.
"Lagi rebahan aja, baru selesai ngerjain tugas. Bentar lagi mau tidur." jawab Philo.
Waktu disini tentu saja berbeda dengan disana. Saat ini Philo sudah memasuki jam istirahat malam.
"Kamu udah kasih tau Sean?. Jadi kalau ada apa-apa, bisa minta tolong sama dia."
Philo mengatakan sesuatu yang membuat Nayra tiba-tiba terdiam. Sudah tiga bulan pasca kejadian itu, ia dan Sean tak saling bertegur sapa sama sekali.
Bahkan bertemu juga kini jarang. Kalaupun terlihat, pastilah Nayra memergoki Sean yang tengah pergi bersama kekasihnya di suatu tempat.
"Sean lagi sibuk." ujar Nayra dengan suara dingin. Tetapi Philo tak dapat menangkap kebekuan yang terjadi.
"Sibuk apaan tuh anak?. Perasaan di insta story nya jalan-jalan melulu sama ceweknya."
"Ya itu dia kesibukannya." ucap Nayra kemudian.
Maka Philo mengira jika kekasihnya itu sedang mengajak bercanda. Ia pun lalu tertawa, sebab tak tau apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Tapi dia baik loh, kalau aku minta supaya nemenin kamu, pasti dia mau." ujar Philo lagi.
Dan sepanjang pembicaraan, Philo lebih banyak menyinggung soal Sean. Tentu saja Nayra menjadi jengah mendengarnya. Ia kesal dan marah atas kejadian yang menimpanya waktu itu.
Menurutnya Sean harusnya tak ikut menerima tantangan dan mabuk saat tengah menjaga dirinya. Andai saat itu Sean tak menjadi superhero kesiangan, pasti ia masih sadar dan mereka tak mungkin berakhir di kamar hotel.
Meski semua berawal dari kekonyolan dan kebodohan Nayra sendiri. Tetap saja Nayra merasa jika Sean juga salah.
***
"Kamu kenapa?"
Felicia bertanya dengan nada yang penuh kekecewaan. Sebab seluruh pakaiannya sudah tertanggal, tetapi Sean akhirnya tak jadi melakukan apa-apa.
Sebagai orang dewasa yang hidup dengan gaya perkotaan, hal tersebut lumrah bagi sebagian besar orang yang tengah berpacaran. Lagipula bukan sekali itu saja mereka melakukan, sudah sering selama berpacaran.
Tetapi beberapa bulan belakangan ini Sean benar-benar tak bisa melakukannya. Bahkan Felicia sudah memberikan kesempatan berkali-kali padanya.
"Kamu tuh lagi sakit atau apa?" tanya Felicia. Ia curiga Sean mengalami masalah dengan organ reproduksinya.
"Kalau emang sakit, kita berobat. Kita cari dokter yang bagus. Nggak ada disini, ya kita ke luar negri." ujarnya lagi.
Sean diam, sebab permasalahannya bukan pada fisiknya. Tapi pada pikiran dan mentalnya.
Sejak kejadian bersama Nayra, Sean seperti trauma terhadap semua itu. Setiap kali ingin melakukannya dengan sang pacar, ia selalu teringat pada Nayra.
Akibatnya perasaan Sean pun yang tadinya menggebu-gebu, mendadak menjadi datar. Bahkan berdampak ke segala aspek, termasuk pandangannya terhadap Felicia sendiri.
"Aku mungkin lagi kecapean aja dan stress. Aku minta maaf." ujarnya seraya membuang pandangan ke suatu sudut. Felicia melihat seperti ada beban disana.
"Aku stress banget sama kerjaan dan kuliah." ujar Sean lagi.
"Kamu beneran nggak mau jujur?"
Felicia melempar pertanyaan yang membuat Sean terhenyak seketika. Mendadak ia ketakutan, sebab menduga bawa Nayra telah bercerita jujur kepadanya.
"Maksud kamu?"
Sean hendak memastikan dengan berhati-hati.
"Aku tetap yakin kamu sakit. Karena kalau alasannya stress masalah kerjaan dan kuliah, aku rasa kamu udah memakai alasan itu sejak tiga bulan yang lalu. Sejak pertama kali kamu nggak bisa melakukan itu ke aku." jawab Felicia.
Sean seperti terjebak kali ini. Ia boleh merasa lega dengan memastikan jika Felicia tak tau masalah sebenarnya. Tetapi ia harus menghadapi masalah baru, yakni Felicia mengira dirinya sakit.
Ia tak tau harus bagaimana mengklarifikasi semua itu. Saat ini pun ia tak punya gairah sama sekali untuk membuktikan. Tetapi jika tidak dibantah, maka Felicia akan terus menuntut pembenaran.
Kalaupun ingin membantah, apa yang harus dikatakan. Alasan apa lagi yang mesti dipakai.
"Sayang."
Felicia membuyarkan lamunan Sean.
"Ya."
Sean akhirnya menoleh dan menatap kekasihnya itu.
"Kamu istirahat dulu." ujar Felicia.
Sean mengangguk, lalu pemuda itu pun merebahkan dirinya ke atas tempat tidur.
mudah2an g terjadi perang bintang y....