Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Puk...
Malika memukul pelan dada sang suami, dia sungguh malu dengan ucapan tanpa filter sang suami.
"Aduhhh... Sakit Yang" rengek manja Refandi.
Semua teman temannya melotot tak percaya melihat sikap alay Refandi itu, apa begini kelakuan laki laki klau menikah dengan anak remaja, jadi alay nya juga nyetrum. Pikir teman teman Refandi.
Itu pun tidak luput dari pandang teman temannya, Veronca dan juga Maya.
"Astaga, kulkas itu bisa bertingkah kaya gitu sama istri kecilnya, padahal dulu saat sama si Mayat ini, tidak ada tuh, sampai sealay ini, ini sudah pasti gadis manis itu merajai hati Refandi tanpa ada ruang sedikit pun yang tersisa untuk pelakor yang bertebaran di luar sana, dan aku juga turut bahagia klau Refandi bersama gadis cantik ini, gue juga kalah saing sama gadis ini, walau masih muda, tapi aku bisa lihat dia gadis yang tegas dan baik hati.
"Haaiiisss.... sepertinya teman kita sudah tidak tertolong lagi tingkat kebucinannya" ujar Lisa terkekeh melihat sikap manja Refandi.
"Aku kaget tau" kekeh Bumil itu, sambil mengelus perut buncitnya.
"Astaga. Hilang sudah wibawa Ceo nya" gerutu Sandi.
"Hmm.." angguk Tomy yang tidak lepas memandang tiga orang yang masih berdiri, yang dua di mabuk cinta, dan yang satu penuh amarah.
"Sayang, kamu ngak bisa buang aku kaya gini dong. kan kita sudah janji akan menikah bulan depan, tap... Kenapa kamu malah tega menikah dengan gadis udik, gaya norak bin kampungan seperti dia" ujar Maya tidak terima.
"Ooiii.... Bangun. Siapa yang ninggalin, siapa juga yang merasa tersakiti, astaga rubah licik, udah deh, ngak usah ngedrama lagi deh kamu, kamu pikir saya tidak tau yang kamu mau dari saya?, kamu di keluarin dari arisan sosialita kamu kan, gara gara ngak mampu bayar arisan, dan kamu... Semenjak pisah dari saya, kamu ngak bisa shoping barang barang brandet kan?" cibir Refandi.
Tentu saja Maya gelagapan dengan ucapan Refandi tersebut, dari mana Refandi tau semua masalahnya, apa selama ini Refandi memata matai dirinya, pikir Maya.
"Dan. Apa kamu bilang, dia tidak selevel dengan saya, trus yang selevel siapa, Kamu?" sinis Refandi.
Maya mengangguk dengan cepat, tanda mengiyakan.
"Ncek... Ncek... Pd sekali anda Nona! coba kamu tanya sama semua orang di sini, siapa yang lebih pantas bersanding dengan saya, kamu atau istri saya ini?. Tanya sana!" ketus Refandi.
Maya kehabisan kata kata untuk menjawab pertanyaan Refandi.
"Biar saya saja yang jawab, dari segi umur istri saya lebih muda dari kamu, tentu saja saya suka dia, dari cantik. Istri saya cantik alami, tanpa ada plastik di tubuhnya, soal putih, istri saya tidak memakai pemutih, untuk memutihkan tubuhnya, soal sabar dan ikhlas, istri saya punya kesabaran dan ke ikhlasan jauh dari kamu, saat saya di nyatakan cacat, lumpuh seumur hidup, kamu lansung memutuskan pertunangan kita, dan pergi dengan laki laki lain, kamu tidak perduli saya lagi terpuruk" ujar Refandi, berhenti untuk menarik nafas sebentar.
"Istri saya ini. Di paksa menikah sama saya suami cacatnya ini! tapi dia menerima saya dengan hati yang ikhlas, dia dengan sabar merawat saya, melatih saya untuk sembuh, dia berjuang sampai mencarikan saya segala pengobatan agar saya bisa berjalan lagi, dia mengorbankan masa mudanya untuk merawat saya, padahal saya kasih dia kartu tanpa limid, saya kasih mobil mewah, saya bebaskan dia pergi bermain bersama teman temannya, dia tidak mau, dia lebih memilih menemani saya di apartemen dari pada berhura hura di luar sana, sementara kamu di mana! hingga saya harus memilih kamu sekarang ini, apa saya harus kehilangan berlian demi batu kali!" ujar Refandi santai tapi menusuk membuat Maya diam seribu bahasa.
"Masalah pakaian. Mungkin bagi kamu, cara berpakain istri saya ini kampungan, tapi saya menyukainya, agar mata laki laki tidak menelanjangi istri saya dengan padangan mata mereka. Klau saya berjalan dan berdampingan sama kamu, saya takut di kata mucikari yang menjajakan dagangannya" sinis Refandi melihat pakaian Maya layaknya berada di discotik bukan di pesta.
Nyesss....
Hati Maya sakit mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Refandi, tidak ada satu kebaikan yang terucap dari mulut Refandi untuk dirinya.
"Kau haus. Tuan, ini minum lah dulu, dan suruh istri cantik mu itu duduk, kasian dia pasti kecapean" ujar Tomy.
"Ha... Iya, maaf sayang" ujar Refandi menatap sang istri penuh cinta, dan membukakan satu kursi untuk istrinya itu, setelah memastikan istrinya duduk dengan benar baru lah dia duduk di samping sang istri, namun sebelumnya, sempat sempatnya Refandi melayangkan kecupan manis di bibir sang istri tanpa malu.
Semua perlakuan Refandi tersebut di lihat lansung oleh teman temannya, mereka yakin Refandi sangat mencintai sang istri.
Beraambung....