Ketika Suami Mendua

Melihat Lea yang berkelebat pergi dari ruang keluarga depan, Zero mengejar nya karena dia ingin minta maaf dan menjelaskan bahwa yang sebenar nya ia rasakan saat itu bukan karena nen kucing saja. melainkan kaget karena tiba tiba di tembak dan langsung di ajak nikah sehingga Zero pun syok, entah Lea akan peduli atau tidak dengan alasan nya.

Karena Lea orang nya sangat susah untuk memaafkan bila sudah sakit hati atas perlakukan orang, maka nya Zero juga agak ragu apa kah dia bisa di maafkan atau hanya akan di maki maki saja oleh Alea Anderson yanh kadang kala sifat nya begitu beringas.

Terlebih ini masalah nya cukup serius karena saat itu Lea sudah membaaa benih nya Zero, andai saja saat itu Zero tahu bahwa di dalam perut Lea ada darah daging nya maka tak akan keluar alasan yang sangat tidak masuk akan tersebut. pasti nya dia akan sangat suka rela menerima ajakan Lea menikah, namun dia tidak tahu.

Lea juga tidak bilang bahwa dia sedang hamil anak nya Zero, kedua nya juga sama sama salah karena tidak saling terbuka satu sama lain. yang pria tidak tahu bahwa malam itu dia sudah membuka segel, dan yang wanita tidak mau bilang bahwa dia sudah di coblos hingga melendung.

"Lea kita perlu bicara!" Zero menahan tangan Lea.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi, kau sudah tahu Kenzo anak mu dan aku tidak melarang bila kau mau ketemu dia!" tegas Lea mode garang.

"Bukan itu maksud ku, kita lebih baik bersama sama membesarkan Kenzo." Zero ciut juga nyali nya melihat Lea begini.

"Tidak perlu bersama untuk membesarkan dia! sampai kapan pun aku menolak untuk menikah dengan mu." Lea menunjuk dada Zero.

"Aku tahu kamu masih mencintaiku, Lea! kenapa kamu harus mengutamakan gengsi, soal nen kucing itu aku tidak serius karena saat itu aku cuma tidak tahu mau alasan apa." tutur Zero.

"Lalu?"

"Lalu? ya lalu tolong maafkan aku karena saat itu aku sama sekali tidak bermaksud serius, cuma kaget saja karena kamu tiba tiba mengajak menikah." jelas Zero lembut.

"Sekarang aku sudah tidak peduli, saat orang bertanya mereka akan dapat jawaban bahwa Kenzo adalah anak nya Arhan dan aku sudah cerai bersama Athan." Lea berkata tanpa ragu.

"Enggak bisa begitu dong, Lea!" Zero tidak terima bila Kenzo di katakan anak Arhan.

"Kenapa tidak bisa? selama ini juga dia menyandang nama anak nya Arhan." sengit Lea yang membuat Zero serba salah.

"Ya sekarang semua sudah tahu dan aku juga tidak terima kalau anak ku di bilang anak nya pria sialan itu." geram Zero.

Mulut kecil Alean berdecih karena sekarang Zero sudah berani protes seolah dia sangat peduli dengan Kenzo sang anak, padahal selama ini dia juga sama sekali tidak punya getaran apa pun sebagai Papa.

Lalu sekarang seenak nya saja mengajak menikah wanita yang sudah ia hina, tak akan semudah itu Lea menerima walau cinta nya pada Zero masih ada, namun dia tetap punya harga diri yang harus di pertahan olej seorang wanita karena saat itu Zero sudah sangat keterlaluan menghina nya membawa fisik bagian penting.

"Santai saja, Zero! selama ini kan kau juga tidak ada perasaan apa pun pada anak ku, jadi bersikap saja lah seperti biasa nya." Alea tertawa mengejek.

"Aku sungguh minta maaf, maafkan aku yang tidak punya kasih sayang pada anak ku sendiri." sesal Zero.

"Lalu bila kau ku maafkan apa yang akan terjadi, kita tetap saja tak akan bersama." Lea melepaskan tangan nya dan pergi.

Zero tidak bisa menerima ini sekarang apa lagi dia juga tahu bahwa Lea masih mencintai nya, namun hanya tertutup dengan rasa sakit hati yang sangat besar saja karena hinaan Zero yang sangat kurang ajar itu.

Lea membeku ketika Zero yang berlari malah memeluk nya dari belakang hingga membuat darah wanita ini berdesir, tubuh yang kecil itu sama sekali tidak terlihat karena tubuh Zero yang besar bagai kan gapura kabupaten yang begitu perkasa tentu nya, harum rambut Alea membuat Zero sangat tenang sekali hingga seperti candu yang sangat luar biasa.

"Berilah aku maaf mu, tolong maafkan aku." pinta Zero tulus.

"Kau tidak tahu perasaan ku saat itu, aku takut sebenar nya, Zero!" pekik Alea yang sudah lama memendam perasaan ini.

"Maafkan aku, lakukan apa saja padaku asal bisa membuat mu memaafkan salah ku." ujar Zero.

"Sudah terlambat, aku juga sudah bisa mengatasi masalah itu." tolak Alea.

"Sekali ini saja, tolong sekali ini saja maafkan aku." kekeh Zero mendekap erat.

"Sebentar lagi aku akan mati karena kau peluk sampai tidak bisa bernafas!" Lea menendang khki Zero.

"Aduh!"

Zero mengaduh dan melepaskan pelukan nya dari wanita kecil namun berbahaya itu, sakit sekali tendangan nya karena menghantam tulang kering, Zero menahan saja agar imej nya tidak hilang di depan Alea yang begitu tangguh. bagai mana mungkin tidak tangguh, menanggung kehamilan nya sendiri sampai sibuk membayar pria yang mau menikah dengan nya dan malah ketemu dengan pria sialan tak tahu diri.

"Jangan galak galak dong, nanti kalau aku pincang kamu tidak cinta lagi." gurau Zero ingin mencairkan suasana.

"Sekarang saja aku sudah tidak mencintai mu lagi." sahut Alea membenarkan baju nya.

"Benarkah, tapi aku masih cinta padamu." ucap Zero.

"Bodo amat dan aku tidak peduli, tolong jangan ganggu aku lagi." tegas Alea segera menjauh karena dia malas debat.

"Aku akan berusaha mendapatkan mu, sejauh apa pun kau berlari maka aku akan mengejar mu sampai dapat!" pekik Zero.

Alea sama sekali tidak peduli dan terus berjalan ketaman depan untuk menenangkan diri denhan sebatang rokok tentu nya, Jimmy adalah orang yang akan jadi sasaran empuk karena masalah ini terbongkar gara gara dia, Alea memang cetita pada Zero tentang anak nya karena sudah di desak tapi Zero tidak bilang pada orang tua mereka.

"Sialan kau Jimmy, awas saja kau besok!" geram Lea yang sangat dendam.

Padahal yang bilang pada orang tua nya adalah Jack, memang Jimmy yang bilang pada Jack tentang Kenzo yang anak nya Zero. namun Jack malah bilang pada Papa David, sehingga Papa nya pun langsung naik darah sehingga menyuruh mereka semua kumpul, tak lupa juga mengundang orang tua Zero untuk makan malam, padahal niat nya mau memberi tahu bahwa Zero sudah menghamili Alea.