Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 13
keesokan hari nya, Arlin yang terbangun kemudian saat, mengangkat tangan nya, Arlin pun tampak sedikit terkejut ketika, melihat tangan nya yang sedikit membiru.
"EEHHHHHH..." teriak Arlin, dan segera mendekat kearah jendela kamar nya.
"apa..ini kenapa tangan ku sedikit membiru, apa yang terjadi"? Ucap Arlin yang, masih sedikit panik. Kemudian terdengar seorang wanita yang mengetuk, pintu kamar Arlin.
tok..tok..tok..tok.."permisi, saya akan segera masuk" ucap wanita itu, yang tidak lain adalah Rikka, pelayan setia ratu Alice.
Arlin yang melihat, Rikka telah masuk ke kamar nya pun, segera menghampiri nya.
"Nah,, Rikka. Lihat lah," ucap Arlin yang menunjukkan tangan nya. Dengan ekspresi yang sedikit terkejut, Rikka pun segera memegang tangan Arlin.
"apa ini, kenapa bisa terjadi, apa yang nona lakukan" tanya Rikka panik. dan hendak mengobati nya.
"aaa..tidak apa, seperti nya ini hanya terkena Tinta atau, pewarna, jadi tidak perlu diobati. Dan juga ini tidak sakit" jawab Arlin. Yang menarik tangan nya kembali.
"Akan tetapi, aku sedikit bingung apa yang telah aku lakukan dimalam hari" ucap Arlin yang bertanya-tanya.
"baiklah, kalau begitu aku akan segera kembali ke tempat Erina, Disana pakaian sekolah ku berada" ucap Arlin yang tersenyum kearah Rikka.
"tapi, maaf nona Arlinda, seragam sekolah anda sudah dibawakan oleh gadis bernama Amy," ucap Rikka yang sedikit menundukkan kepalanya.
"Amy"? Tanya Arlin.
"benar nona, dan juga ratu Alice meminta anda untuk tetap tinggal diistana." jawab Rikka.
"tapi, bagimana dengan Amy, dan Erina, aku harus segera kembali"? Ucap Arlin tegas. Dan kemudian hendak melangkah kan kaki nya menuju arah luar.
"maaf, nona Arlinda. Ini ada surat yang diberi oleh Amy, tadi pagi" ucap Rikka yang, menyerahkan segulung surat dengan sebuah ikatan pita berwarna biru. Dengan capt Arlin mengambil nya, lalu membuka dan membaca isi pesan tersebut.
"Arlin, kau harus tetap berada di istana. dan juga untuk tugas mu, sudah mulai berjalan dengan baik, aku berpesan pada mu, jika ratu Alice meminta mu untuk tetap diistana. Maka kau tidak boleh menolak nya, Karena tugas ku untuk bisa membawa mu tinggal diistana, sudah dilaksanakan. Aku harap kau mengerti dari semua perkataan ku, Mulai dari sini kau harus bisa mengikuti arahan mu sendiri, dan jika kau membutuhkan ku, maka gunakanlah tongkat kecil yang ku berikan pada mu, itu akan bisa membuatmu disaat kau membutuhkan nya.
Sampai jumpa lagi Arlinda, salam Erina" Arlin yang membaca nya pun, tampak tidak begitu sedih, dan Arlin seperti nya sedikit paham akan, pesan yang disampaikan oleh Erina.
"yosss..baiklah jika itu mau mu, Erina akan aku lakukan tugas ku" ucap Arlin yang penuh dengan semangat. Lalu kemudian mengambil pakaian dari tangan Rikka, lalu meletakkan nya diatas kasur.
"baiklah, aku akan tetap disini, dan Rikka kau boleh keluar. Aku akan segera mandi dan berangkat ke sekolah" ucap Arlin yang tersenyum lebar kearah Rikka.
"baik, saya mengerti. Kalau begitu saya permisi untuk, kembali bekerja, jika nona Arlin membutuhkan saya, gunakan ini" ucap Rikka yang menyerahkan sebuah lonceng kecil.
"baiklah, terimakasih akan ku gunakan dengan baik" jawab Arlin yang menerima lonceng tersebut. Rikka pun, segera meninggalkan kamar Arlin, dan menjalankan tugas nya. Arlin segera menuju kamar mandi, lalu melepaskan semua pakaian nya, kemudian masuk kedalam sebuah kolam besar di tengah kamar mandi itu. Arlin yang tengah mandi, di permandian Ari panas pun, tampak begitu menikmati nya.
Hingga datanglah putri Briel. Dari arah belakang
"tampak nya, kau sangat menikmati permandian ini" ucap Briel yang tersenyum. Ketika melihat Arlin sedikit terkejut, lalu berputar arah untuk, melihat Briel.
"aaa..maafkan aku putri Briel" jawab Arlin yang menundukkan kepalanya.
"sudahlah, kau tidak perlu memangil nama ku dengan putri, aku adalah seorang siswi dari Academy school, panggil saja Briel, agar kita menjadi lebih akrab" pinta putri Briel.
"aaaa...baiklah, aku mengerti Briel" jawab Arlin. Dan kemudian, Briel pun segera masuk ke dalam pemandian dan, berendam bersama Arlin.
"nah Arlin, seperti nya kau sangat spesial Dimata ratu Alice, sehingga kau diundang untuk tinggal diistana" ucap Briel.
"kau sangat beruntung," lanjut Briel yang tersenyum lebar kearah Arlin.
"entahlah, aku tidak mengetahui nya. Apa yang membuat ratu Alice ingin diriku tinggal diistana" jawab Arlin yang menatap kearah langit-langit istana.
"Arlin, apa kah kau berada di kelas pertama bersama dengan pangeran Eric dan pangeran Rexsy"? Tanya Briel.
"hemm..tentu saja, memang nya kenapa"? Tanya Arlin yang langsung melihat kearah Briel.
"aaa...tidak hanya saja, kalian harus segera menjadi satu kelas denganku" jawab Briel yang, tersenyum kearah Arlin.
"apakah kau, berada di kelas atas?" tanya Arlin.
"hemm..aku sekarang berada di kelas ketiga, yaitu kelas membuat ramuan" jawab Briel.
disekolah ini, kita memiliki 5 kelas. Yang terdiri dari.
Kelas pertama\= membaca mantra
Kelas kedua\= mengeluarkan sihir dari tongkat.
Kelas ketiga\=membuat ramuan
Kelas keempat\=terbang menggunakan sepatu terbang
Kelas kelima\= menguasai sihir. Dan menjadi pasukan suci. dan akan mulai diuji dalam sebuah Labirin sekolah" jelas Briel. Arlin yang mendengar nya pun tampak, terkejut.
"apa..kenapa tidak ada yang mengatakan nya kepada ku" ucap Arlin yang masih terkejut.
"tenanglah kau, bisa melewati semua kelas jika kau, cepat memahami semua nya" jawab Briel.
"Aaa..baiklah, terimakasih Briel, karena hanya kau yang memberitahu kan nya kepada ku" ucap Arlin yang tersenyum.
"hemm.. Tidak masalah" ucap Briel. Kedua nya pun menikmati permandian air panas, dan kemudian segera kembali ke kamar nya masing-masing. Sementara itu, Eric dan Rexsy yang telah siap di meja makan. Untuk sarapan pun, tampak menunggu kedatangan Arlin dan Briel.
"hey,, pangeran Eric, bagiamana dengan tidurmu"? Tanya Rex. yang berada di samping Eric.
"tentu saja." jawab Eric yang begitu dingin.
"hemm.. Kau tetap saja bersikap dingin kepadaku" ucap Rex yang menghelai nafas kasar nya. Tak lama kemudian datang lah Briel dan Arlin, yang telah siap mengenakan seragam sekolah. Kemudian mereka mulai menikmati sarapan. Tanpa ratu Alice yang, berada di raungan tersebut. Arlin yang melihat kursi ratu Alice yang kosong, pun memutuskan untuk bertanya.
"Briel, dimanakah ratu Alice"? Tanya Arlin.
"aaa..ratu biasa nya tidak akan sarapan disini, dia akan sarapan dikantor" jawab Briel.
"diam lah sedikit" ucap Eric dingin. Hal itu membuat meraka saling bertatapan dan, memberikan kode. setelah selesai makan. Eric yang duluan pergi meninggalkan, raungan tersebut dan disusul oleh Rex, membuat Arlin bertanya-tanya.
"nah, Briel. Apakah pangeran Eric sedang marah" tanya Arlin kepada Briel.
"hemm..tidak,, sikap nya selalu begitu, dikarenakan diri nya adalah penyihir es" jawab Briel yang tersenyum.
"Oooo" ucap Arlin yang membuat bibirnya, membentuk huruf O.
"baiklah, ayo kita pergi. mereka pasti sudah menunggu di kereta" ajak Briel. Yang segera menarik tangan Arlin. Mereka yang telah berada di kereta pun. Tampak begitu tegang.
"hey, Putri Briel, kenapa kalian satu kereta dengan kami" tanya Rex. Yang melihat kearah Arlin dan Briel.
"aa..maaf, tampak nya akan lebih akrab jika kita satu kereta" ucap Briel.
"bagaimana ini, Eric apakah kau mau bersama mereka"? Tanya Rex.
"tidak masalah" ucap Eric singkat. Arlin dan Briel yang mendengar nya pun, tampak tersenyum. Begitu juga dengan Rex, yang sedikit heran. Akan tetapi tidak memperdulikan nya. Mereka pun segera berangkat menuju sekolah.