Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.
Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.
Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita bertemu lagi, Nona Azalea
Hari ini Alan kembali sibuk di kantornya, keadaannya pun sudah sehat kembali. Kini, dia sedang melihat peningkatan perusahaan nya. Pemasukan yang ia dapat, belakangan ini bertingkat dangat pesat. Bahkan, dia membutuhkan lebih banyak karyawan karena kerjaan yang semakin banyak.
Tok!
Tok!
"Masuk!" Seru Alan setelah ada yang mengetuk pintunya.
Cklek!
Terlihat, Kendrick masuk ke dalam ruangannya. Seperti biasa, ipad selalu ia bawa kemana pun dia pergi.
"Tuan, saya ingin mengingatkan kembali. Siang nanti anda di undang oleh keluarga Brown untuk menghadiri acara pernikahan putra mereka."
Alan menghela nafas kasar, dia malas sekali menghadiri acara seperti itu. Banyak sekali orang yang bermuka dua di sebuah pesta pertemuan. menuntutnya agar Alan mau bekerja sama dengan perusahaan mereka.
"Bisa di batalkan saja? Karena siang nanti aku harus menemani Lexi cuci darah." Sahut Alan dan kembali fokus pada laptopnya.
"Tuan, jika kau tidak datang. Akan menimbulkan asumsi buruk nantinya. Apalagi, sekarang kau di kenal sebagai CEO muda yang perusahaannya tengah berkembang pesat."
Alan mendengus sebal, "Ya, baiklah. Aku akan datang! Buat janji dengan Om Hearvan, aku akan mengantar Alexix cuci darah sore nanti." Pasrah Alan.
Kendrick mengangguk sembari tersenyum lebar, Alan yang menatap asistennya itu pun meringis melihat senyumannya.
"Jangan tersenyum, aku geli melihatnya." Seru Alan membuat senyum Kendrick luntur seketika.
"Tuan, kau selalu membuat saya sakit hati. Pantas saja kau tidak menemukan cinta sejati," ujar Kendrick. Tanpa sadar, asisten Alan itu telah membuat Alan tersindir.
"Sudah berani kamu mengomentari ku hah? Mau ku potong gajimu, huh?!"
"Eh?! jangan!!" Pekik Kendrick.
.
.
.
Azalea sudah terlihat cantik dengan gaunnya, dia menatap cermin yang menampilkan penampilannya siang ini. Untung saja acaranya siang, jika malam dia tak tega membiarkan Alexix berada di rumah sendirian pada malam hari.
"Alexix, mama pergi dulu yah. Hanya sebentar kok, oke sayang." Seru Azalea sembari menatap Alexix yang berada di ranjang lewat cermin.
"Ya." Sahut Alexix cuek. Anak itu tengah fokus membaca buku cerita milik Elouise.
Mendengar tanggapan putranya, Azalea menghela nafas pelan. Dia memutuskan untuk menghampiri Alexix dan membujuknya.
"Belum selesai juga marahnya hm?" Tanya Azalea sembari duduk di tepi ranjang.
Alexix melirik sekilas aoa yang ibunya lakukan, dan kembali fokus menatap buku yang ia pegang.
"Lexi ...,"
TOK!
TOK!
"Noh, udah di jemput. Cana mama pelgi." Usir Alexix tanpa melihat Azalea.
"Huftt!!" Azalea menghela nafas kasar. Alexix dan Elouise, yang paling susah dia bujuk adalah Alexix. Elouise, sangat mudah dia bujuk. Dengan kata-kata sayang saja, Elouise sudah luluh. Berbeda dengan Alexix, dia memiliki pendirian yang sangat teguh.
"Yasudah, mama berangkat dulu yah. Jangan keluar rumah, dan jangan bukakan pintu untuk siapapun. Oke."
Alexix mengangguk singkat, dia hanya diam ketika Azalea mengusap kepalanya dan tak lupa meng3cup pipi nya. Dia tahu apa yang dia lakukan salah, hanya saja dirinya tak ingin ibunya bersama dengan pria lain selain ayahnya.
Azalea keluar dari rumahnya, dia mendapati Reagan yang sudah berdiri di depan pintu dengan jas yang berwana senada dengan gaunnya. Pria itu tampak sangat tampan, Azalea mengakui ketampanan Reagan yang tak kalah dari Alan.
Sedangkan Reagan, dia menatap Azalea tanpa berkedip. Wanita itu, sangat cantik. Dengan balutan dress biru, di tambah jepit kupu-kupu yang menghiasi rambut gelombang milik wanita itu. Membuat kadar kecantikan milik Azalea semakin meningkat.
"Reagan, apa aku terlihat buruk? Aku tidak pede mengenakan dress ini. Pakaian ini, sepertinya tidak cocok untukku." Lirih Azalea.
Reagan tersadar dari kekagumannya, dia menatap mata cantik wanita itu sembari tersenyum manis. "Tidak, kau sangat cantik. Bahkan, aku tidak pernah melihat wanita secantik dirimu."
Jawaban Reagan membuat Azalea kesal, dia memukul bahu pria itu dengan tas kecilnya. "Gombal! Mana ada yang Seperti itu! Jika aku wanita tercantik, aku sudah menjadi istri raja. Bukan menjadi janda, hahaha!!" Seru Azalea dan tertawa pelan.
Reagan menanggapinya dengan tersenyum singkat. Setelahnya, dia mengulurkan lengannya agar Azalea mau menggandengnya.
"Ngapain?" Tanya Azalea dengan bingung.
"Ck! Kita akan menjadi pasangan sehari kan? Ayo, gandeng lenganku. Biar seperti pasangan pada umumnya," ujar Reagan dengan kesal.
"Ooh gitu, yasudah." Azalea merangkul lengan Reagan. Membuat senyuman Reagan mengembang, perasaannya kini tengah berbunga-bunga. Sungguh, walau hanya sekedar pura-pura. Tapi bagi Reagan, ini adalah waktu terindah baginya.
"Ayo, kita berangkat!" Seru Reagan.
Reagan membawa Azalea mendekati mobil mewahnya yang terparkir di depan rumah wanita itu. Kemudian, dia membuka pintu untuk Azalea, dan tak lupa Azalea mengucapkan terima kasih padanya.
Lalu, Reagan berlari kecil untuk menyusul masuk ke dalam mobil. Dan tak lama, Reagan mulai menjalankan mobilnya pergi menuju tempat yang mereka tuju.
Sementara di kaca jendela, sedari tadi ada seorang bocah yang mengintip. Bahkan, dia sampai menggigit pagar jendela lantaran kesal dengan apa yang Reagan lalukan pada Azalea. Siapa lagi kalau bukan, Alexix.
"Cembelono kali itu olang! Mama olang udah di bawa! Moduc pula! Memang benal-benal nda copan!!" Serunya dalam hatinya.
Karena sangking mengigit kuat pagar jendela itu, membuat gigi Alexix terasa sakit. Dia bergegas melepas gigitannya dan beralih memegang giginya yang terasa ngilu.
"Cakitna balu kelaca, gala-gala om modal ducta ci ini." Cicit Alexix.
.
.
.
"Tuan Alan, selamat datang!" Alan menyambut uluran tangan seorang pria paruh baya pemilik acara tersebut.
"Selamat tuan Brown atas pernikahan putra anda." Seru Alan dengan wajah datarnya.
"Terima kasih. Oh ya, apa anda kesini bersama dengan kekasih anda? Pria tampan dan mapan seperti anda, pastinya sudah memiliki kekasih kan?"
Alan tidak suka pembahasan ini, menurutnya hal tentang kekasih adalah hal yang sangat sensitif untuk di tanyakan. Apalagi, pada seseorang yang memiliki trauma seperti Alan.
"Saya datang bersama dengan asisten saya," ujar Alan dengan tatapan dingin.
"Oh, apa perlu saya carikan wanita untuk anda? Kebetulan saya juga memiliki seorang putri, dia baru saja menjadi dokter. Mau saya kenalkan?" Sahut Tuan Brown.
"Tidak Tuan, terima kasih. Saya lebih suka sendiri." Sahut Akan dengan raut wajah yang tak bersahabat.
Saat tuan Brown ingin kembali berucap, seseorang datang menyapanya. Membuat Alan dan Tuan Brown seketika mengalihkan pandangannya pada orang itu.
"Halo paman, selamat atas pernikahan putramu." Seru seorang pria yang menggandeng seorang wanita cantik. Bahkan, Alan sampai tak berkedip melihat wanita itu.
"Reagan?! Kau benar-benar datang bersama pasangan mu yah, hahaha!"
Yah, Reagan dan Azalea. Keduanya datang menyapa sang pemilik acara. Sedangkan Alan, dia terkejut melihat Azalea yang datang bersama Reagan. Apalagi, saat melihat tangan Azalea yang merangkul mesra lengan pria itu.
Azalea belum menyadari kehadiran Alan, dia hanya fokus pada tuan Brown yang menyapa Reagan.
"Oh ya, Reagan. Kenalkan, dia CEO muda yang om sering bicarakan. Dia, Alan Annovra!" Seru Tuan Brown sembari menatap ke arah Alan yang berdiri di sebelah Reagan.
Reagan dan Azalea langsung menatap ke arah Alan. Ketika mata Azalea dan Alan bertemu, sontak senyum Azalea seketika luntur. Matanya membulat sempurna, saat kembali melihat Alan ada di hadapannya.
"Kita bertemu lagi, Nona Azalea."
Degh!!
____
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA 😍😍