Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 28.
"Ada apa?" Tanya Kenzo saat tiba di markas Dark Black.
"Maaf tuan, kita mendapatkan sebuah email yang berisikan seperti ancaman." Ricky menyampaikan yang menjadi sebuah permasalahan saat ini.
Perlahan Ricky memperlihatkan sebuah email yang mereka dapatkan kepada Kenzo, ketika kedua mata itu melihatnya. Membuat Kenzo melebarkan kedua matanya, dimana tulisan tersebut memberikan ucapan selamat kepadanya atas pernikahan yang telah terjadi. Namun kalimat setelahnya, dimana hal tersebut membuat darah Kenzo seperti mendidih.
...Selamat atas pernikahanmu, Kenzo Brakher. Kau bisa terbebas dari sebuah belenggu perasaan dari masa lalu, tapi apakah kau yakin bisa melepaskan masa lalumu. Sofia Angelica???...
Begitu pintar dan cerdiknya pengirim tersebut, alamat serta situs jaringan yang mereka gunakan pun tidak dapat diketahui.
"Sial! Siapa yang sudah dengan beraninya seperti ini?" Erang Kenzo.
Vero terus berusaha menembus benteng yang melindungi orang yang mengirimkan tulisan tersebut, dengan kunci utama yang telah diberikan Kenzo. Hingga akhirnya bisa nembus benteng kokoh tersebut, saat diketahui siapa dalang dibelakangnya. Kemurkaan Kenzo kembali menyeruak, membuat situasi markas Dark Black menjadi riuh.
"Bre***ek! Tidak ada kapok-kapoknya mencampuri kehidupanku. Apa dia tidak bosan menganggu dan mengambil orang terdekatku." Kenzo menendang dan memporak porandakan keadaan disana.
Semua orang disana tidak ada yang mampu dan mau mencegah ataupun menahan amukan Kenzo, mereka tidak akan bisa menandingi kekuatan pimpinan mereka.
Akhirnya mereka mengetahui siapa yang melakukan hal tersebut, jika nama wanita tersebut sudah di ucapkan. Karena mereka tahu keterpurukan pimpinannya disaat wanita itu berhasil mendapatkan hati seorang Kenzo, akan tetapi dengan tiba-tiba saja wanita itu menghilang dengan meninggalkan luka besar.
"Jasper!" Ricky, Vero, Andre dan Ansel membeo dengan nama tersebut.
"Hei hei, ada apa ini?" Louis baru saja tiba, bertepatan disaat Kenzo sedang mengamuk.
Ansel terlebih dahulu menarik dokter itu dan menceritakan mengenai permasalahan yang terjadi, karena hanya Louis yang bisa menyentuh Kenzo disaat seperti itu. Bersamaan dengan ponsel Kenzo berdering, sebuah nomor baru menghubunginya.
"Hahaha, bagaimana? Apakah kamu sudah melihat kartu ucapan selamat dariku? Dan ada yang juga ingin mengucapkan sesuatu padamu. Ayo sayang, katakanlah."
"Halo Kenken, bagaimana kabarmu? Oh ya, selamat atas pernikahanmu. Aku masih sangat menyayangi dan mencintaimu." Suara wanita yang begitu Kenzo kenali siapa pemiliknya.
"Bagaimana, hahaha. Kita akan bertemu lagi. " Pembicaraan itu terputus begitu saja.
Kenken, adalah sebuah nama khusus yang diberikan oleh Sofiah kepada Kenzo pada saat mereka masih menjadi sepasang kekasih. Mendengar suara itu, membuat Kenzo menjadi teringat akan masa lalunya ketika disaat bersama dengan wanita yang ia cintai.
"Hei! Berhenti menjadi patung hidup, katakan apa yang membuatmu seperti ini hah?!" Louis menyentil kening Kenzo hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.
Louis merampas ponsel milik Kenzo dan melacak siapa yang baru saja menghubunginya, nomor baru sekali pakai yang mereka dapatkan. Pekerjaan seperti itu adalah hal yang sangat mudah baginya, Louis pun mencari tahunya. Ketika mengetahui siapa orang tersebut, dan membuat emosi dokter mafia itu menjadi meledak, namun dari keterdiamannya Kenzo. Membuatnya berpikiran jika yang menghubunginya itu berhubungan dengan surat yang mereka dapatkan sebelumnya.
"Daripada kamu seperti ini, lebih baik pulang dan temani istrimu saja Zo. Lupakan masa lalu yang sudah membuatmu hancur dan berusaha melupakannya, ingat! Sekarang ada Aira dalam hidupmu." Louis menepuk pundak Kenzo.
"Aira!" Beo Kenzo dan ia meraih kembali ponselnya.
"Tingkatkan sistem pengamanan, dan kirimkan anggota tambahan untuk menjaga mansion. Ric, carikan pengawal untuk istriku." Perintah Kenzo.
"Nah, itu baru sip." Louis mengacungkan satu jempol tangannya pada Kenzo.
"Baik tuan, akan segera saya laksanakan." Ricky menanggapi perintah tersebut.
Kenzo menghela nafas panjangnya, jika ia terus berada dalam keadaan seperti ini. Maka dirinya akan sulit untuk terlepas dari masa-masa sulitnya, apalagi saat ini sudah ada Aira disisinya.
"Terima kasih." Kenzo membalas menepuk pundak Louis dan melangkah menjauh meninggalkan markas.
Saat tiba di mansion, Kenzo mendapati Aira sedang membaca ayat-ayat yang terdapat dalam sebuah buku. Yang Kenzo tahu itu adalah kitab suci agama mereka, namun hal tersebut sudah lama ia tinggalkan. Hatinya merasa begitu tenang saat mendengar sang istri melantunkannya, dan Aira pun menyadari kehadiran Kenzo disana.
"Tuan sudah pulang?" Aira menghampiri Kenzo dan mengulangi mencium punggung tangan kanan suaminya.
"Kenapa belum tidur? Sudah aku bilang agar tidak menunggu." Kenzo mengganti pakainnya dihadapan Aira.
Plak!
"Aduh, kenapa dipukul?" Kenzo mengusap bahunya yang tidak sakit, hanya untuk mencari perhatian dari Aira.
"Dasar kebiasaan, ganti bajunya disana. Jangan disini, merusak mata saja." Aira memasang wajah kesalnya.
"Kenapa? Kamu kan suka melihatnya, buktinya masih dipandangin dari tadi." Kenzo semakin mendekatkan diri pada Aira.
"Apaan si, mulai deh songongnya tidak tertandingi. Lebih baik tidur daripada menanggapi pria mesum dan songong." Sebelum itu, Aira melepas dan menyimpan mukenahnya.
Kenzo semakin tertarik dan gemas akan sikap istrinya itu, ia memilih untuk membersihkan diri sehabis beraktivitas dari luar. Membiarkan istrinya bebas untuk beberapa saat, ketika ia telah selesai. Dengan perlahan Kenzo ikut berbaring disamping Aira, tangan itu melingkar pada tubuh kecil dihadapannya.
"Aku mohon, jangan melarangku. Kita sudah sah, jika aku ingin. Maka malam ini akan aku ambil hakku sebagai suami, namun aku tahu kalau kamu belum siap. Jadi, biarkan seperti ini." Kenzo semakin mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma dari tubuh Aira.
Benar-benar hal yang mengejutkan untuk Aira, memberontak juga akan percuma. Karena tenaga Kenzo jauh melebihi dari dirinya, dan juga Aira tidak dapat memungkiri ucapan dari Kenzo. Jika mereka berdua sudah sah sebagai sepasang suami istri dan dia berhak meminta hak nya, namun sayangnya Aira belum siap untuk saat ini.
Memilih untuk diam dan melanjutkan untuk tidur, karena tubuh Aira sudah begitu lelah akan hari ini. Begitu juga dengan Kenzo, kali ini ia mendapatkan suasana tidur yang begitu nyaman.