Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeruk makan jeruk kah?!
Karin mendengar berita bahwa Marsel masuk rumah sakit, selama Karin pergi dari kantor kepala sekolah dia masih terhubung lewat telepon dengan Sandra, dan disaat Karin lari menuju ke kelas nya, Sandra bercerita Marsel muntah-muntah setelah itu, sakit perut dan sesak nafas sampai Marsel pingsan. Sandra pun mengatakan bahwa mereka sedang menuju rumah sakit Shreja, rumah sakit terdekat yang memakan waktu 30 menitan, tempat tinggal Karin jauh dari rumah sakit jadi harus memakan waktu yang lumayan lama dan hanya ada klinik-klinik kecantikan saja di sekitar sana, dan setelah mendengar itu semua dengan cepat lari menuju gerbang dan lari ke rumah nya dulu, sambil lari Karin memesan taksi yang disuruh stay di dekat rumah Karina.
Karin pun sampai di rumah dengan gegabah dan cemas akan keadaan Marsel yang sudah dianggap sebagai keluarga nya takut Marsel pergi meninggalkan dia juga seperti kakek nenek papa dan mamanya, Karin membuka pintu dan masuk ke kamar papa mama nya yang dulu, mencari celengan dia, di lemari ada celengan 500k, celengan 1jt, dan 3jt, Karin pun membawa celengan 1jt untuk berjaga-jaga untuk keperluan Marsel, Karin mengambil celengan itu dan menaruh di tas ransel nya, tanpa sengaja kalung emas jatuh ke lantai untuk mengambilnya Karin sudah tidak sempat. Dengan cepat Karin mengunci pintu rumah dan berlari menuju taksi yang sudah hadir di tempat yang ditentukan.
Karin membuka pintu taksi
"Pak cepet kita ke rumah sakit Shreja"
"Baik kak" dengan kecepatan sedang taksi melaju
"Pak lebih cepat lagi, anak saya lagi dirumah sakit, cepetan pak" ucap Karin sangat cemas
" baik kak" dengan gercap cepat tanpa mikir lagi sopir itu menaikkan kecepatan tinggi dan sangat ahli menyelip mobil-mobil didepan, disimpang jalan pun dengan ahli menyelip dan menikung tajam seperti balapan
'ya tuhan, aku minta cepetan tapi ini sungguh menakutkan, apa aku akan mati, selamat kan aku ya tuhan, aku ingin melihat Marsel bahagia' ucap Karin dalam hati
Setelah dengan kecepatan tinggi tidak sampai 30 menit, Karin telah sampai, masih dalam keadaan deg-deg kan karena ulah nya sendiri yang ingin cepat sampai, sambil membayar ongkos taksi,
"Ini kak, jeruk, semoga anak kakak lekas sembuh walaupun saya merasa aneh dengan Kakak seorang pelajar mempunyai seorang anak tapi pasti ada alasan" sopir itu tersenyum ramah sambil mengembalikan uang kembalian yang diatasnya memberikan sebuah jeruk,
"Terimakasih atas pengertiannya dan tidak menyalahartikan dari yang bapak lihat" balasan Karin sambil tersenyum juga
"Sama-sama"
Karin pun segera ke tempat pelayanan rumah sakit untuk mencari ruang Marsel
"Permisi sus, saya mencari ruangan atas nama Marsel dia berumuran 4/5 tahun" tanya Karin dengan wajah lelahnya
"Sebentar ya bu" suster tersebut sedang mencari data, sambil mencari data suster tersebut bertanya
"ibu siapa nya Marsel" tanya suster ramah
"saya mama nya sus, Mak.... maksud saya, anak itu sudah kuangap seperti anak sendiri" ulang Karin
"Baik, Marsel ada di ruangan 11 gedung 5 khusus ruangan anak-anak ya Bu" sambil tersenyum
"Terimakasih suster" dengan cepat Karin berjalan cepat menuju tangga tapi dicegat dari tangan kekar seorang pria, pria itu tinggi nya melebihi Karina, badan nya tegap kekar yang menggunakan kaos putih Leng pendek celana jeans yang memperlihatkan tubuhnya yang lumayan kekar, mukanya yang ganteng tapi dingin dari raut wajah nya.
"Kau ingin ke gedung 5 menggunakan tangga?" Suara yang hemm jujur author oleng kurang bisa mendeskripsikan nya intinya suara nya kayak bariton serak-serak basah gitu kayak di novel lain gitu ygy, Sambil memegang tangan Karin erat
"Eh... Maaf saya terburu-buru tuan, mohon... lepas kan tangan anda" dengan suara yang kurang ramah dan mimik wajah yang datar tapi tetap cantik, dengan cepat pria itu menekan tombol ke gedung 5, Karin melihat pria itu menekan tombol, dengan cepat Karin melepaskan tangan pria itu, masih bingung kenapa dia tau Karin mau kesana tapi pikiran Karin lebih tertuju ke Marsel,
"Terimakasih sudah membantu saya tuan"
Pria itu hanya diam, dingin, dan dalam pikiran Karin seperti pernah mendengar suara itu, ingin suudzon tapi pria itu sudah membantu.
Tinggggg, bunyi lift bertanda telah sampai ke tempat tujuan, dengan cepat Karin lari mencari ruang Marsel, dan kebetulan ada Sandra yang seperti nya sudah menunggu di depan pintu ruangan tersebut.
"San, bagaimana keadaan Marsel" suara Karin yang sangat khawatir
"Kurang tau kar, dokter sedang memeriksa keadaan nya, jadi kita di suruh menunggu di sini, semoga Marsel cepat siuman yah" ucap Sandra berusaha menenangkan, dan diangguk kan dari Karin
"Kak Andira mana San"
"Kak Andira lagi membawa Sakura ke luar dia dari tadi rewel"
"Hemm.... Ya tuhan selamat kan lah Marsel, aku mohon" Karin yang terduduk lemas ditempat, merasa bersalah apa yang terjadi.
Sandra pun jongkok juga berupaya menguatkan Karin yang sedari tadi terlihat lelah.
"Semua ini bukan salah kamu nona" ujar seorang nenek dan diikuti seorang pria, mendengar itu Karin dan Sandra mendongak, seorang pria yang barusan Karin lihat dan seorang nenek yang masih terlihat sehat, Karin yang berusaha bangkit dan ditolong dari Sandra untuk berdiri
"Kalian ini siapa sebenarnya?, apa?" Ucap Karin Masih berpikir apa pria itu adalah papa nya Marsel atau bukan
"Seperti yang kamu pikirkan nona, aku papahnya" ujar pria itu dingin, setelah mendengar itu
"Ma maaf kan aku, a aku tidak becus mengurus nya" menetes lah air mata Karin yang merasa bersalah sambil menatap pria itu
"Jangan merasa bersalah nona, sepenuhnya bukan salah kamu, ini juga kesalahan kami, membiarkan dia sendiri dan bersama orang yang baru dikenal tapi karena dari awal aku melihat nona orang baik ku pikir tidak masalah membiarkan dia bersama orang yang disukai jadi, maaf kan kami juga yang tidak berpikir panjang" ucap nenek tersebut ramah
"Tetap saja aku tidak becus menjaga nya, hiks... Hiks... A aku takut Marsel meninggal kan ku sendirian huhu seperti keluarga ku yang lain" ucap Karin sedih pelan tapi masih terdengar, melihat itu Sandra memeluk erat, dan pria itu memandang sedih tapi raut wajahnya masih terlihat dingin
'begitu sayang kah nona ini kepada seorang bocah yang baru dikenal, semoga Tuhan memberkati Marsel untuk mempunyai seorang Mama yang selalu didambakan nya' ucap nenek tersebut dalam hati
Berapa menit kemudian keluar dokter bersama dayang-dayang nya,
"Dengan keluarga Marselino?" Tanya dokter tersebut
"Iya dok, bagaimana keadaan anak saya dok" ucap Karin kabut, yang Sandra pun terkejut mendengarnya
'Apa Marsel anak kandung Karin, yang benar saja? Kapan?' yang sedang dipikirkan oleh Sandra
"Pasien baik-baik saja nyonya, tapi anak anda mengalami alergi susu, apa nyonya memberikan susu kepada anak nyonya?" Tanya dokter tersebut, dan memperhatikan juga pakaian Karin dari atas ke bawah yang masih menggunakan pakaian sekolah, melihat itu, pria dingin tadi menatap tajam dan dingin kepada dokter itu, yang tanpa sengaja dokter melihat tatapan itu yang membuat nya menelan ludah.
"I iya dok, tadi pagi aku memberi kan susu kaleng"
"Baiklah untuk sekarang sudah kami berikan obat alergi, mohon kedepannya jangan lagi diberikan ya, saya permisi" dengan cepat dokter tersebut pamit pergi
"Silahkan masuk nyonya dan tuan, diusahakan jangan membuat pasien bangun biarkan dia istirahat" ucap suster yang melihat Karin dan pria itu
"Baik terimakasih dokter" dan diangguk kan dari suster tersebut dengan senyum profesional
Karin pun segera masuk diikuti Sandra, nenek itu dan pria itu juga ikut masuk, melihat Marsel tertidur pulas dan di infus, Karin menitikkan air mata, Sandra pun menenangkan dengan memeluk
"Ini adalah ketidak sengaja an Kar, lu tidak sengaja jadi Jangan salah kan diri sendiri oke"
"Tapi lihat lah, dia disuntik, bocah kecil ini kesakitan karena aku tidak berguna hiks... Hiks... Kasian Marsel, San"
"Cup cupp sudah sudah" berusaha menenangkan
"Iya nak ini bukan salah kamu, ini kesalahan orang disebelah nenek, yang seharusnya mengatakan kebenaran nya, kalau Marsel sedang mencari seorang ibu bukan membiarkan begitu saja, dan seharusnya memberikan segala keperluan untuk kalian" ucap nenek itu sambil menatap sinis melihat pria yang sedari tadi diam membisu, tapi masih memantau semua keadaan di ruangan itu, mendengar itu, Karin melihat pria yang rahang tegas, wajah yang lumayan ganteng badan yang kekar,
"Mari kita bicara di depan tuan, San tolong jaga Marsel ya, kalau Marsel siuman telpon gw yah"
"Iya kar"
Tanpa aba-aba pria itu mengikuti Karin yang keluar ruangan, setelah diuar ruangan
"Baiklah tuan mari kita bicara lebih jelas, pertama aku minta maaf apa yang terjadi pada Marsel, aku tidak menjaga Marsel dengan baik" ucap Karin sambil menunduk, pria itu hanya diam
"Kau tidak merespon? Sebenarnya kau ini papa nya atau bukan? Orang tua apaan?, tidak ada sedikit pun mengkhawatirkan Marsel" ucap Karin kesal, dan pembicaraan mereka dilihat di lirik dari beberapa orang-orang yang lewat mungkin melihat kecantikan Karin atau kegantengan pria itu
"Mari kita ke tempat yang lebih tenang, supaya jelas semua nya" Karin berjalan sambil mencari celengan tapi menemukan buah jeruk yang dikasih sopir taksi, Karin kesal dengan sikap pria itu, Karin pun mengupas kulit nya dan memakan sambil jalan, kulit jeruk nya dibuang disaat Karin menemukan tempat sampah
Pria itu hanya mengekor tanpa merespon
Setelah ketemu tempat pojokan yang sepi, Karin menarik nafas dan menatap dalam, yang tangan nya masih memegang separuh jeruk yang separuh dimakan
"Baiklah, aku mohon bicara lah, dari tadi, apa gw bicara sama patung?" Ucap Karin sedikit kesal, pria itu yang dari tadi melihat bibir mungil Karin yang bergerak terus seperti ikan cupang merasa ingin membuat nya diam, tapi sabarrrrr ygy
"Baiklah, nyonya, Tuan mu ini akan mendengar kan dengan baik" ujar pria itu seperti merayu, matanya yang selalu tertuju ke Karin
"Heh... Nyonya? Tuan?, Siapa nyonya-nyonya, gw masih pelajar dan juga tuan apa an yang memberikan anaknya kesebarang orang, Lu dengan mudah tanpa berpikir panjang, apa Lu ini papah nya?, Tidak ada kah perasaan khawatir Lu untuk Marsel?" Ucap Karin makin kesal
"Karena Marsel anak yang kuat, dia bisa menjalani hal sepele seperti itu"
Mendengar itu, Karin makin kesal
"Sepele? Orang tua gila" cibir Karin sambil memakan jeruk yang tersisa, dengan cepat pria itu mendekat tanpa Karin sadari dia sudah di depan berhadapan langsung, saling menatap satu sama lain, kemudian pria itu mengigit separuh buah jeruk yang masih setengah diluar, dengan perlahan mendekat dan....
Sekian dulu dahh capeee