NovelToon NovelToon
Ibu Untuk Anakku

Ibu Untuk Anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Duda
Popularitas:105.3M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Para Pencinta Sup Iga

"Ayo..." ajak Reza berbalik melihat Hasna yang terlihat berdiri mematung

"Hmm makan dimana pak? Bapak pasti ditunggu oleh keluarga di rumah untuk makan malam pak... kasian istri bapak" Hasna paling tidak suka sama laki-laki yang kelayapan malam-malam tidak ingat keluarga menunggu di rumah.

"Istri saya sudah meninggal, kalau sekarang saya pulang masih macet, sampai di rumah jam 9an anak-anak juga sudah tidur. Saya perlu makan dulu sebelum pulang" Reza melangkah keluar dari Toko Buku tanpa berpikir kalau ucapannya membuat Hasna tersekat.

"Istrinya sudah meninggal, ya ampun jadi Maura itu anak yatim pantesan selalu di bawa ke kantor... Ya Allah kasian amat" Hasna termenung

"Tidak akan ikut makan, ada janji dengan orang lain? ya sudah..." Reza terus melangkah meninggalkan Hasna

"Eh... iya pak ikut saya juga lapar" tiba-tiba muncul rasa iba Hasna pada laki-laki yang di depannya, dia berlari kecil mengejar Reza.

Reza malam ini hanya mengenakan kemeja polos tangan panjang yang digulung sampai ke sikut. Jasnya sudah tidak dipakai lagi, ia melangkah tanpa memperhatikan Hasna yang terpaksa harus berlari-lari kecil untuk mengikutinya.

"Mau makan apa?" tanya Reza, matanya mengintari restoran yang ada di Lantai 5, ada banyak pilihan disini.

"Terserah Bapak saja, saya jarang makan disini.... mahal...heheheh" Hasna cuma bisa nyengir, jujur ia tidak pernah memilih makan di Mall, sudah sebulan lebih tinggal di Jakarta. Anggarannya keuangannya masih belum stabil untuk melakukan ekplorasi kuliner di Jakarta.

"Kita makan di Restoran makanan Indonesia saja, di sana tempatnya tidak terlalu crowded, jadi bisa kita diskusi dengan leluasa" Reza menunjuk satu restoran yang menawarkan makanan autentik Indonesia.

"Eh gak terlalu sepi kan Pak?" tanya Hasna, dia sedikit was-was, terus terang Hasna tidak terbiasa pergi malam hari dengan pria dewasa. Bisa dikategorikan tidak pernah malahan, kecuali acara kampus yang berangkat selalu beramai-ramai.

Kakaknya termasuk yang paling galak dalam mengawal Hasna kalau ada kegiatan diluar malam hari.

"Sepi maksudnya?" Reza bingung

"Owh.... hahahaha kamu jangan berpikir macam-macam itu tempat makan normal, lagipula saya bukan orang gila yang mengajak stafnya ke tempat yang aneh-aneh... ayo nanti kamu terlalu malam pulangnya kalau terlalu banyak pertimbangan" Reza bergegas masuk ke restaurant yang disukainya itu.

"Wuiiiih tempatnya bagus dan classy... pasti mahal nih makan di tempat ini" pikir Hasna, dia belum pernah makan di restauran yang menyajikan menu Indonesia di Mall.

Untuk apa makan masakan Indonesia di tempat yang mahal pikirnya, dirumah juga masakan Mama itu makanan Indonesia, makan di warteg juga masakan Indonesia. Kalau mau makanan mahal mendingan makan yang tidak ada di rumah seperti masakan Korea yang suka ditontonya di TV Cable atau makanan western.

Selera orang kaya memang aneh-aneh, kalau tahu diajak kesinih mah tadi Hasna mendingan memilih makanan korea. Sudahlah pasti ditraktir gak usah banyak protes pikirnya.

"Mau pesan apa?" tanya Reza sambil membaca buku menu

"Sup Iga" jawab Hasna cepat

"Hmmm... samakan saja.. dan minumnya orangge juice hangat 2 tanpa gula" ucap Reza pada waiters.

"Gak pake nanya dulu sama aku pengen minum apa lagi" pikir Hasna

"Supaya melunturkan lemak dari Iga kita minum air jeruk hangat...gak mau gemuk kan" Reza seperti membaca pikiran Hasna

"Hehehhehe iya pak... saya ikutan saja"

"Sudah berapa lama kamu di Divisi Pelatihan dan Pengembangan"

"Sudah 1 bulan lebih Pak" jawab Hasna cepat

"Sebelumnya bekerja dimana?"

"Di konsultan pendidikan pak, kebetulan saya ditempatkan di Project Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan.. 6 bulan saya disana pak"

"Pas dong dengan bidang kamu sekarang yah, mengembangkan project pelatihan"

"Iya pak memang passion saya di bidang pendidikan, rencana kalau saya sudah dapat ilmu dari pekerjaan, saya mau melanjutkan kuliah S2 pak supaya bisa mengajar jadi dosen kedepannya"

"Waaah bagus... jadi artinya tidak berencana untuk bekerja lama di perusahaan?"

"Tidak pak, maksimal 2 tahun palingan... ngumpulin bekal juga untuk biaya kuliah...hehehe S2 agak mahal pak, gak enak sama orangtua kalau masih minta biaya kuliah"

Reza tersenyum anak ini rupanya berpikir maju dan mandiri. Hasna merasa sedikit tidak nyaman dilihat oleh Reza, ia langsung mengambil buku cerita yang dibelikan Reza untuk Maura.

"Maura senangnya cerita tentang binatang kan Pak?" tanya Hasna sambil membuka-buka buku cerita.

"Dia senang cerita apa saja, yang penting ada yang tokohnya dan lucu. Sekarang dia sedang masa senang untuk berbicara dan bertanya, kadang-kadang tidak bisa berhenti. Baru akan berhenti kalau kita tanya balik" ucap Reza sambil menghela nafas.

Terkadang sepulang dari kantor energinya sudah habis, jadi untuk menjawab pertanyaan Maura sebelum tidur ia harus mengerahkan seluruh pikirannya, dan seringkali ia melantur menjawab pertanyaan Maura karena setengah tertidur.

"Saya minta maaf kalau tadi saya berbicara agak keras, saat menanyakan tentang project di Tangerang. Mungkin karena saya agak lelah setelah rapat dengan Dewan Direksi, padahal sebetulnya kekurangan dari pekerjaan kamu tidak signifikan" Reza merasa harus meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya tadi siang.

"Eh gak apa-apa koq Pak, saya mengerti... maaf tadi saya agak kaget saja....hehehhe jadi keluar air mata" Hasna merasa malu, disangkanya Pak Reza tidak akan mengungkit-ngungkit lagi kejadian tadi siang.

"Saya memang gampang baperan Pak orangnya...hehehhe maaf, kalau nonton drama Korea saja bisa sampai habis tissue sekotak sampai habis 1 drama" Hasna mentertawakan dirinya, ia memang gampang mudah terbawa emosi

"Tapi saya orangnya gak pundungan Pak, saya tahu koq musti banyak belajar soalnya saya tidak punya pengalaman di bidang ini... seharusnya kemarin saya minta masukan dulu dari Mas Arya baru diajukan ke Bu Rika" Hasna menilai kalau kesalahan yang disebutkan Pak Reza sebagian memang dari kurang cermatnya ia dalam bekerja.

'Yah wajarlah kamu baru 1 bulan bekerja.. sudah bagus koq hasil pekerjaanya.. coba nanti kamu kembangkan lagi pas di lapangan, kalau sekiranya ada materi yang dari buku tadi bisa diimplementasikan dicobakan saja didiskusikan dengan teman satu tim dan Bu Rika sebagai manager." ulasnya, ia senang memiliki staf yang mau berkembang.

"Ayo kita makan, supaya pulangnya tidak terlalu malam"

Makanan yang dipesan sudah dihidangkan, hmmm... memang cantik tampilan makannya, beda dengan Sup Iga di cafetaria. Beda harga pula... itu sudah pasti.

Mereka makan dengan cepat, tidak banyak yang dibicarakan hanya membahas tentang rasa sup iga yang biasa dimakan di cafetaria dan ternyata mereka berdua memiliki selera yang sama, senang makanan yang berkuah. Lebih mudah untuk dimakannya dan tidak membutuhkan banyak variasi makanan, biasanya sudah lengkap ada lauk dan sayurnya di dalam makanan yang berkuah.

Selesai makan Hasna akan langsung pamit pada Reza jam sudah menunjukkan 8.30 ia khawatir Busway akan segera habis jadi sehingga ia akan kesulitan untuk pulang.

"Saya pamit yah Pak... terima kasih makan malamnya"

"Sebentar saya masih memiliki 1 hutang lagi sama kamu" ucap Reza, matanya menyusuri pertokoan di lantai 4.

"Apalagi pak... ini sudah malam saya khawatir tidak kebagian Busway kalau terlalu malam"

"Sebentar... saya belum mengganti pinsil pembuat kumis yang kamu berikan kepada Maura... saya tidak hapal apa merk nya... coba kita cari ke sebelah sana... ada toko-toko untuk kosmetika perempuan.. kamu pilih sesuai dengan merk yang kamu beli dulu" Reza menunjukkan deretan toko yang ada di ujung kanan Mall.

"Gak usah pak nanti saya beli sendiri, saya sudah nabung koq pak... bulan depan sudah bisa saya beli"

"Tidak usah... beli sekarang... saya tidak mau punya hutang... ayo" Reza mendorong Hasna untuk maju menuju pertokoan yang menjual kosmetika.

"Haduuuh ini branded semua kosmetikanya" Hasna merasa ragu, dia menyesal dulu memberikan kode supaya Reza mengganti eyelinernya.

"Ayo cepat, yang mana merk yang kamu beli" Reza bingung, semua toko menjual perlengkapan make up perempuan, dia tidak ingat merk eyeliner milik Hasna

"Semakin lama kamu berpikir, semakin lama kita diam disini" Reza memandang Hasna

"Baik pak..." akhirnya Hasna mendekati satu merk kosmetika yang terdekat.

"Bisa minta 1 eyeliner yang pinsil tapi waterproof" tanya Hasna pelan.

Hasna langsung memilih dari sekian jenis eyeliner yang ditawarkan. Harganya lebih mahal daripada eyeliner yang diberikannya kepada Maura.

"Yang ini saja pak.." ucap Hasna

"Hanya itu... beli lagi produk lain yang kamu butuhkan"

"Hah... untuk apa Pak.. saya gak butuh.. make up saya masih banyak" Hasna segera menolak

Waiters penjaga kosmetika tersenyum, ini aneh mau dibelikan malah menolak. Langsung ia menawarkan kosmetika lainnya kepada Hasna, tapi langsung ditolak Hasna.

Hasna tetap menolak membeli kosmetika yang lain, ia memberikan nota pembelian kepada Reza

"Ini saja sudah cukup pak... terima kasih maaf jadi merepotkan" ucapnya

"Ya sudah..." diambilnya nota yang diberikan Hasna, Reza masuk ke area kosmetika dan mampir ke stand yang menjual parfum.

"Hmmm mau beli parfum juga si Bapak kenapa gak dari tadi" pikir Hasna. Ia keluar dari counter kosmetika, aroma di daerah counter itu pengap dengan wangi parfume.

Reza datang dengan membawa 2 kantung kecil.

"Ini..." diberikannya 2 kantung itu kepada Hasna

"Ini apa Pak satu lagi"

"Parfume... hadiah... karena sudah membuat cerita untuk Maura kemarin... Terima kasih... Maura sangat senang dengan cerita yang kamu buat... saya tunggu lagi cerita lain yang menarik"

"Waaaaah... gak usah pak... saya gak enak" Hasna merasa malu

"Ya sudah kalau tidak mau..buang saja kesana" Reza melangkah pergi, ia sudah memperkirakan Hasna akan menolaknya, makanya dia memilih untuk membelinya sendiri tanpa bertanya pada Hasna.

Dengan karakter Hasna yang sangat memperhitungkan uang, tidak mungkin dia akan membuangnya. Ancaman yang paling mudah untuk membuat Hasna menerima pemberiannya.

"Aduh terima kasih Pak... saya tidak akan membuangnya.. waaah parfume nya pasti mahal" Hasna berlari-lari menyusul Reza

"Hasnaaaaa..."

"Hasnaaaaa"

terdengar suara laki-laki memanggil Hasna dari belakang

"Eh... itu........" Hasna berbalik dan berteriak...

"Koq bisa ada disini.. hahahahha" pikir Hasna

Reza berhenti dan berbalik, dilihatnya Hasna berlari kearah laki-laki yang memakai rompi dan tas selempang di bahunya.

"Masih muda... tampak sangat akrab" pikir Reza "Siapa dia...?"

Siapa yaa? Saingannya Pak Reza bukan yah?

*******************

🤗🤗🤗Gurlz jangan dibiasakan pulang malam yah, kalau acaranya main dan jalan-jalan sama teman. Kecuali memang ada tugas dan kegiatan yang harus diselesaikan. Itupun usahakan jam 9 sudah ada di rumah. Kita yang harus bisa menjaga diri kita sendiri. Kalau bisa kuasai ilmu bela diri. Take care and stay safe... 🤗🤗🤗

********************

🥰🥰🥰 Terima kasih atas apresiasinya sudah membaca karya pertamaku. Jangan lupa berikan vote, like dan komen sebagai bentuk penghargaan kalian. Love u all 😘😘😘

1
Mak sulis
sedih juga membayangkan Reza tidak diberi waktu buat perpisahan dengan kenang2an dan barang peninggalan almarhum Bu Mitha..rasanya ikut nyesek disaat penyesalan Reza belum bisa hilang walau sudah bertahun🥺🥺🥺
Mak sulis
bolak balik baca pingin bilang, sokoooorrrr
🤪🤭🙏🏼
Mak sulis
"darah lebih kental dari pernikahan"..ati2 mas Reza, ini adalah kata2 warning dari A'a Angga
Titiez Larasaty
Luar biasa
Yuni Widariati
keren abisss
Mak sulis
piiiittt piwuuu😍😍😍
Mak sulis
aku syuka saat anak petir wes bestian sama Buna..emang Hasna nya yg pinter menempatkan diri..tidak menganggap kakak Hujan anak sambung, malah kayak menggap temen kata aku
Muhimah
novel pertama yg saya baca.....makanya dibaca lagi dibaca lagi👍
Muhimah
Buruk
Mur Lina
Baca LG ngga bosan ngebacanya ☺️☺️☺️
Liya Nurlaeliyah
Luar biasa
Intan Dwi Kartika Wulan
/Drool//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
Exselyn Jelita
🤣🤣🤣🤣
Mayyuzira
hahahaha
Anne Key
Luar biasa
Rosna Igirisa
ihh keren banget teh shanti nulis novelnya selalu ter the best,, udah berulang kali bacanya, feel nya ttp dapat lho,, sarange teh shanti
Exselyn Jelita
baru tau KLO diapotik menyediakan bedak jga....KLO ditempat q apotik biasanya minyak kayu putih doang.....selain obat2an
Exselyn Jelita
pasti Aswinlah yg perhatian....Reza mah kebagian namanya doang😁😁😁
Exselyn Jelita
persis misuaq...,sangat sulit bagiq berkomunikasi dgn baik....
Exselyn Jelita
Yach namanya hal baru.... apalagi Selma ini blm banyak saling mengenal sbgai pasangan....jadi teman saja blm ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!