NovelToon NovelToon
Ikatan Diatas Kertas

Ikatan Diatas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:122.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.

Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.

"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.

Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Ikatan Diatas Kertas.

Demi menyambut sang pujaan hati, Monica rela mandi pagi-pagi sekali. Monica memakai dress seksi dengan bagian dada rendah, tak lupa dia juga memoles tipis wajahnya agar penampilannya semakin menarik.

Dulu, pertemuan pertamanya dengan Bara adalah saat dirinya sedang melakukan pemotretan di sebuah gedung. Saat itu dia melihat Bara yang sedang mengadakan pertemuan dengan seorang klien, dari sanalah kisah cinta mereka dimulai. Bahkan, Monica sengaja menabrakkan dirinya pada Bara demi bisa berkenalan dengan lelaki itu.

Ting Tong...

Dengan wajah sumringah, Monica berjalan ke arah pintu begitu mendengar suara bel terdengar. Sebelumnya dia sudah memastikan kembali penampilannya yang sudah sangat cantik dan seksi itu. Didepan pintu, Bara sudah menunggu sendirian, sementara asisten Roy menunggu di dalam mobil, dilantai basement.

Monica membuka pintu apartemennya, senyumnya kian melebar begitu melihat Bara berdiri didepan matanya, "Sayang... Akhirnya kamu menemui aku juga, ayo masuk!"

Monica meriah tangan Bara dan mengajaknya masuk, tak sabar dia ingin segera memadu rindu yang sudah sangat menggebu setelah sekian lama tidak saling bertemu dan menyapa. Begitu melewati pintu, Bara segera menghentikan langkahnya, membuat langkah Monica ikut terhenti. Wanita itu segera berbalik.

"Disini saja Mon," ucapnya sembari melepaskan genggaman tangan Monica.

Kening Monica mengernyit, wajahnya sedikit bingung dengan sikap Bara yang tidak seperti biasanya, "Kenapa sayang? Kamu datang karena kamu juga kangen sama aku kan?"

Tak langsung menjawab, Bara lebih dulu diam, menatap wajah Monica lekat. Sebuah keputusan besar harus dia ambil demi tidak menyakiti hati Monica terlalu lama lagi.

"Aku datang untuk minta maaf, aku ingin menyudahi hubungan kita Mon. Mari kita akhiri semuanya,"

Bagaikan batu karang yang dihantam ombak, Monica menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya, hatinya mendadak teriris. Sebisa mungkin Monica berusaha untuk tenang, dia yakin jika Bara tidak benar-benar serius dengan ucapannya. Bara begitu mencintainya.

"Sayang, kamu bercanda kan?"

Masih dengan wajah seriusnya, Bara menggeleng, "Aku tidak sedang bercanda Mon. Aku serius ingin mengakhiri hubungan kita,"

Monica tersenyum getir, dia melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah, satu tangannya memegangi keningnya sendiri dan menjambak kuat rambut depannya kebelakang. Monica yakin, ini pasti ada hubungannya dengan foto-foto ciuman yang waktu itu.

"Hanya demi wanita yang baru kamu kenal selama beberapa bulan, kamu mencampakkan aku?"

"Dia istriku, dia pantas mendapatkan cintaku,"

Monica menurunkan tangannya, dia kembali berjalan mendekat dan menatap Bara penuh kecewa. Matanya menjelajahi mata pria itu, mencoba mencari kejujuran disana.

"Lalu bagaimana dengan aku Bar?" Monica meraih lengan Bara, kedua matanya berkaca-kaca, "Dimana kurangku Bar? Apa aku kurang cantik? Kurang menarik?"

"Kamu tidak memiliki kekurangan apapun Mon. Kamu cantik dan sangat menarik, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau,"

"Tapi aku maunya sama kamu Bar, aku cintanya sama kamu,"

Bara menghela nafas panjang, menurunkan kembali tangan Monica dari tangannya, "Sekali lagi aku minta maaf Mon, tapi aku tetap harus mengakhiri hubungan kita ini. Semoga kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik dari aku,"

Bara berbalik dan meninggalkan ruangan apartemen Monica. Sedikitpun dia mencoba untuk tidak merasa iba saat mendengar suara tangis Monica, mengabaikan teriakkan wanita itu yang terus-terusan memanggil namanya.

Didalam lift, Bara kembali mengembuskan nafas panjang, satu tangannya terangkat dan memijat-mijat pelipisnya. Meskipun ada rasa bersalah pada Monica, tapi dia merasa sedikit lega karena bisa mengakhiri hubungan mereka dengan baik-baik. Meskipun Bara tau, jika keputusan ini tidak mungkin bisa diterima oleh Monica dengan begitu saja.

_

_

_

"Halo Mas... Ada apa Mas? Kamu baik-baik saja kan?"

Arumi merasa khawatir saat Bara menelfonnya dan tidak berbicara sepatah katapun. Dengan masih menaruh benda pipih itu ditelinganya, Arumi mendudukkan dirinya di tepian ranjang.

"Mas... jangan buat aku khawatir," suaranya kian melemah, pikirannya mulai menerawang jauh, takut terjadi sesuatu dengan suaminya itu.

"Mas cuma kangen sama kamu, Rum."

Sedikit lega, akhirnya dia bisa mendengar suara suaminya itu. Sebuah senyuman tipis terukir diwajahnya.

"Kamu siap-siap ya, biar asisten Mas jemput kamu sekarang. Mas ingin ajak kamu makan siang bareng diluar,"

Arumi masih diam, akhir-akhir ini dia merasakan sikap Bara memang sedikit berbeda. Apakah dugaannya benar, jika lelaki itu mulai terbawa perasaan dalam hubungan kontrak mereka?

"Rum, kamu masih disana kan?" panggil Bara saat tidak mendengar Arumi menyahut. Arumi segera tersadar dari lamunannya.

"I-iya Mas... Iya aku akan siap-siap sekarang,"

"Ya sudah, sekarang juga Mas akan suruh asisten Mas buat jemput kamu,"

Setelah Bara menutup sambungan telefonnya, Arumi menurunkan handphonenya dari telinganya dan kembali termenung.

"Sebenarnya ada apa dengan Mas Bara ya? Tidak mungkin kan kalau dia... Ah tidak, tidak, apa yang aku pikirkan ini. Mas Bara sudah punya pacar dan sangat mencintai pacarnya. Tidak mungkin jika dia menyukaiku, hubungan kami hanya sebatas ikatan diatas kertas saja dan sebentar lagi juga akan berakhir,"

Arumi mencoba menghalau dugaan-dugaannya. Dia segera bersiap dan pergi ke kamar ayahnya untuk berpamitan. Kebetulan Sinta dan Sofia sedang pergi shoping, kedua wanita itu sudah pergi meninggalkan rumah sejak dua jam lalu dan mungkin sebentar lagi juga akan pulang.

"Tidak apa-apa Rum, kamu pergi saja, Ayah sudah mendingan kok," ucap Samuel yang masih terbaring di atas ranjangnya, kondisinya saat ini memang sudah jauh lebih baik, hanya tubuhnya masih terasa lemah saja.

"Tapi kalau ada apa-apa, Ayah langsung telfon Rumi ya Yah,"

Samuel mengangguk-angguk sembari tersenyum, dia menumpukkan satu tangannya ditangan putrinya.

"Jangan khawatirkan Ayah, Ayah pasti akan baik-baik saja,"

Sebelum pergi, Arumi lebih dulu menyiapkan bubur dan segelas air putih yang dia letakkan di meja kecil samping ranjang, supaya jika ayahnya lapar dan haus tidak perlu repot-repot mengambil sendiri ke meja makan.

Satu jam kemudian asisten Roy datang, namun asisten Roy tidak datang sendirian kesana, dia membawa dokter Gunawan untuk ikut serta sesuai instruksi dari Bara. Dokter Gunawan adalah dokter keluarga Alvarendra, Bara sengaja memintanya untuk datang dan memeriksa kondisi ayah Arumi.

Kebetulan dokter Gunawan juga membawa mobil sendiri, sehingga asisten Roy bisa langsung membawa Arumi pergi dan meninggalkan dokter Gunawan yang sedang memeriksa ayah Arumi. Arumi yang tidak tenang meninggalkan ayahnya sendirian pun menelfon mama tirinya dan memintanya untuk segera pulang dan menemani ayahnya dirumah.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mobil kini berhenti di halaman gedung Alva Group. Asisten Roy keluar mobil lebih dulu dan membukakan pintu mobil belakang untuk Arumi. Kedua mata Arumi menatap sekeliling tempat itu, ini adalah kedua kalinya dia menginjakkan kakinya di sana. Masih terlintas dengan jelas di ingatannya saat beberapa bulan lalu dia datang kesana bersama dengan Bara untuk menandatangani surat perjanjian kontrak kerjasama mereka.

Didalam gedung, Bara langsung melangkah kakinya cepat begitu pintu lift terbuka. Tak sabar dia ingin menemui istrinya dan mengungkapkan perasaannya padanya. Begitu melewati pintu utama, pandangannya langsung menangkap sosok yang masih berdiri terpaku disamping mobil. Sebuah senyuman terukir di wajah tampannya begitu melihat wajah wanita pujaan hatinya itu.

Tanpa melepaskan tatapannya pada wajah Arumi, secara perlahan Bara melangkahkan kakinya mendekat. Baru beberapa langkah dia melangkah, sebuah panggilan menghentikan langkahnya, membuat ketiganya yang berdiri disana menoleh ke arah sumber suara itu.

"Bara...!!"

Nampak Monica dengan mata yang masih sembab karena terus menangis sejak pagi sudah berdiri tidak jauh dari mereka. Monica berlari melewati Arumi dan asisten Roy, wanita itu langsung memeluk tubuh Bara dengan sangat erat.

"Aku mencintai kamu Bar, aku tidak mau putus dari kamu!"

Wajah Arumi menunduk, dia sampai bingung harus bersikap bagaimana, tidak mungkin dia melangkahkan maju dalam situasi begini. Arumi menoleh ke arah asisten Roy yang masih berdiri di sampingnya.

"Tolong antarkan aku pulang saja,"

Asisten Roy tidak punya pilihan selain mengangguk, kedatangan Monica yang tiba-tiba benar-benar merusak suasana. Bara segera menjauhkan tubuh Monica hingga pelukan wanita itu terlepas dari tubuhnya. Tanpa berniat mengatakan sepatah katapun pada Monica, Bara segera berlari menghampiri Arumi saat istrinya itu berbalik dan hendak masuk ke dalam mobil kembali.

"Arumi Syakila Maheswari!"

Bara menghentikan langkahnya saat jaraknya hanya berkisar satu meter saja dibelakang Arumi. Arumi yang merasa nama lengkapnya terpanggil pun hanya bisa diam mematung. Didalam sana, jantungnya terpompa sangat kencang, wajahnya nampak sangat tegang sekali, hatinya mulai menduga-duga apa kiranya yang akan disampaikan oleh suaminya.

"Mas mencintai kamu Rum!"

...🍁🍁🍁...

1
F.T Zira
berarti disengaja dong🤧🤧
F.T Zira
popcornnnn
......
siap nontonnn💃💃💃🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Siti Zaid
Alamak!!!siapakah gerangan itu..apa pun..jangan ada lagi yang ingin mengangu rumahtangga Bara dan Arumi..pls ya author🙏🏻apa pun rintangan sama ada berat atau ringan..bantu mereka ya author😔
Mrs.Riozelino Fernandez
apakah Monica???
Mrs.Riozelino Fernandez
kapan sih ke bongkar klo janin itu bukan anak Randy...
MyDream...
/Smile//Rose/
MyDream...
Najis, kepedean lo Mon mon
F.T Zira
si uler lagi😩..
sembur aja semburrr☕️
F.T Zira
yakin higenis... plus bisa nambah stamina juga ...🤭
F.T Zira
citarasa kaki lima itu beda lho bar🤭🤭
F.T Zira
engak. mereka dah ngantuk berat alnya.. mau kangen kangenan dulu, plus tengokin kecebong... ehhh🤭🤭
F.T Zira
serius ini sudah sadar??👏😳
F.T Zira
aduh.. bakal di karungin.. terus di lempar ...haummmm/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
moga aja monica ini gak ngeyel yaa/Slight//Slight/
F.T Zira
kok jadi berantemnya gini sih/Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
beda arumi sama luna ya.. coba luna, sinetron nomor 1😆😆
MyDream...
udah jelek atau lu yg gak tahan?
MyDream...
Bara kok nelan ludah mulu, kapan nelan Aruminya?
MyDream...
suka bgt baca cerita yang langsung diawali konflik begini
Fatimah Bajari
habis😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!