Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Alvaro menatap sebal Deniel yang tak henti hentinya menatap kagum Air , dan yang paling menyebalkan Janu terlihat sangat menyukainya . Bayi berumur lima bulan itu tak henti tertawa ketika Deniel bermain dengannya .
Setelah Air dan putranya pulang , Varo segera menghampiri sepupunya .
" Awas jika kau punya niat yang tidak tidak pada Air , aku sendiri yang akan menyeretmu pergi menjauh darinya "
" Calm down man ... wanita bersuami memang terlihat lebih seksi . Damned !!! She's so georgeous !! Pria yang menikahinya adalah pria paling beruntung . Dan kau jangan munafik di depanku , aku tahu kau pun pernah membayangkan jika wanita itu mengerang dibawahmu . Kita laki laki normal bro !! "
Kata kata frontalnya sukses mendapat hadiah pukulan keras diperutnya .
" Bajing*an !! Gue nggak sebrengsek elo "
Bukannya kesakitan Deniel malah tertawa dengan keras . Varo sangat over protektif walau wanita itu bukan miliknya .
" Gue bersumpah gue bakal insaf kalau gue bisa dapetin dia , gue bisa jadi apapun yang dia mau kalau dia bisa berikan hatinya cuma untuk gue " kali ini Deniel sangat serius dengan kata katanya .
" Pergi dari sini ! Mau muntah gue denger elo ngomong " cibir Varo .
" Ha .. ha .. aku tak akan bersaing denganmu bro , aku terlalu brengsek untuknya " Deniel menghela nafasnya kasar .
" She is too pure to touch a sinner like me ( Dia terlalu murni untuk disentuh oleh pendosa sepertiku ) "
Tapi jika dipikir pikir Deniel benar , diapun akan melakukan apa saja jika Air mau memberikan hatinya padanya . Ada sesuatu yang menyebabkan dia ingin melindungi wanita itu , entah apa ... tapi ia tahu ada luka mendalam yang disembunyikan oleh Air .
*
Setelah keluar dari supermarket milik Varo , Air berjalan menuju halte angkutan umum karena akan pergi ke suatu tempat . Dia berniat akan mencari.kos kosan murah yang ada dipinggir kota . Sesuai dengan janjinya pada Bumi , dia akan pergi dari apartemen setelah tiga hari .
Untuk sementara ini sisa uangnya hanya bisa untuk menyewa kos kosan murah yang ada dipinggir kota . Air berharap dia bisa menyewa rumah yang lebih baik jika usaha kuenya sudah berjalan lancar .
Mungkin karena siang itu panas menjadikan Janu sedikit rewel . Air sedikit berlari ketika ingin menyeberang jalan , ia tidak begitu fokus dengan situasi jalan karena sibuk menenangkan putranya .
Dan selanjutnya ...
CKKKIIIITTTTTT !!!
Sebuah mobil hampir saja menabraknya , Air hanya bisa memejamkan matanya . Dia memeluk erat Janu agar jika terjadi sesuatu putranya tidak terluka .
" Matamu buta hahh ... Jika mau mati , matilah sendiri !! Jangan melibatkan aku ! "
Air membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat ia kenali . Badannya masih gemetar karena sempat merasa takut .
" Mas Bumi ... " lirih Air .
Bumi mengambil Janu dari pelukan Air karena ia melihat wanita itu masih shock . Sang supir tadi sudah menepikan mobilnya di depan area parkir sebuah toko yang tak jauh dari tempat itu . Siang itu rencananya dia akan meeting dengan salah satu kliennya di luar sambil makan siang .
Air hanya mengikuti langkah Bumi menuju mobilnya . Pikirannya masih melayang , ia tak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi pada mereka .
" Hei bodoh !! Kau mau kutinggal disini ?! "
" Hehh .. iya .. maaf " Air membuka pintu dan masuk ke dalam mobil , duduk berdampingan dengan Bumi yang sedang memangku putranya .
Sepertinya Janu bisa merasakan jika pria yang memangku ya sangat membenci mamanya , dia mulai terisak dan tangannya ingin meraih tubuh Air . Seakan sedang minta tolong agar ia dijauhkan dari pria yang saat ini merengkuhnya .
Bumi tersentil melihat Janu yang tidak mau berada didekatnya . Bahkan anak sekecil itu bisa merasakan kebencian yang ada padanya .
Air mengambil Janu , dia menunduk ketika tak sengaja menyentuh tangan kekar suaminya . Dia masih ingat betul bahwa Bumi sangat jijik padanya .
" Maaf Mas ... "
Air menggeser tubuhnya kesamping , memberi ruang pada Bumi agar sedikit jauh darinya . Air tak mau mendengar Bumi berkata kasar di depan Janu ataupun Pak supir jika dia menyentuh tubuh suaminya .
Berkali kali ia menghela nafasnya kasar , rencananya untuk mencari kos kosan harus gagal hari ini . Padahal lusa ia harus sudah pergi .
" Mas , aku turun di depan saja . Aku ... "
" Tak semudah itu kau pergi , kau harus lebih dulu membayar semua yang kau lakukan pada Kak Reynand "
" Mas Reynand ... " lirih Air , tiba tiba dadanya terasa sesak jika mengingat sosok yang penuh kasih sayang itu . Sekuat tenaga ia menahan agar air matanya tidak keluar dari sudut matanya .
" Turun !! "
Air melihat sekelilingnya , Bumi membawanya ke sebuah resort mewah . Bumi melangkah masuk ke dalam resort tanpa menunggunya .
" Bapak sedang ada mskan siang dengan klien penting Bu , jika ibu butuh apa apa ibu bisa panggil saya " tampaknya sang supir tahu isi pikiran Air .
" Ehmmm .. apa disini ada warung Pak ? "
" Ada Bu tak jauh dari sini ada DeMart , saya antarkan kesana "
Disana Air membeli minuman dan beberapa roti yang sebagian ia berikan pada supir yang berbaik hati mengantarnya .
Perutnya sudah sangat lapar dan tak.mungkin ia mengatakan itu pada Bumi . Sang supir terlihat trenyuh melihat Air yang hanya makan roti seadanya untuk makan siang . Dia tak tahu siapa wanita itu tapi sang supir tahu jika Air adalah wanita yang baik .
Sang Supir terlihat mengangkat panggilan ponselnya .
" Ya Pak , tadi saya dan lbu keluar sebentar untuk membeli roti . Tapi sekarang kami sudah berada di area parkir resort lagi "