Bukan musuh tapi setiap bertemu ada saja yang diperdebatkan. Setiap hari mereka bertemu, bukan karena saking rindunya tapi memang rumah mereka yang bersebelahan.
Mungkin peribahasa 'witing tresno jalaran soko kulino' itu memang benar adanya. Karena intensitas keduanya yang sering bersama membuat hubungan antara mereka makin dekat saja.
Di usia Abhista Agung yang ke 31, masalah muncul. Dia ditodong untuk segera menikah, mau tidak mau, ada atau tidak calonnya, ibu Abhista tak peduli! Yang penting ndang kawin, kalau kata ibunya Abhi.
Lalu bagaimana cara Abhi mewujudkan keinginan sang ibu? Apa dia bisa menikah tahun ini meski calonnya saja belum ada?
Ikuti kisah Abhista selanjutnya di Emergency 31+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan Sae
Pulang ke rumah dengan perasaan hancur, marah, kecewa, sedih dan tidak percaya.. Deepika berharap semua yang dikatakan bebegig bernama Lisa itu tidaklah benar. Hati mungilnya masih berharap jika Sae akan datang ke rumahnya dan memberikan penjelasan untuk sekedar membela diri atau apapun itu agar hati Deepika bisa sedikit tenang.
Rasa sayangnya pada Sae dipertaruhkan di sini, pasalnya jika benar Sae berselingkuh dengan Lisa itu artinya rencana yang mereka buat untuk segera melenggang ke ikatan pernikahan harus kandas begitu saja. Tak sudi bagi Deepika jika bersuamikan seorang yang doyan celap-celup dan uji tes drive dengan menunggangi wanita lain.
"Menangis sekarang lebih baik dari pada kamu terus membuang air matamu setelah dinikahinya."
Sani meletakkan teh hangat di meja. Dia tahu perihal Sae yang selingkuh dari keterangan yang disampaikan Deepika sendiri. Bagaimanapun juga Sani pasti merasa sakit hati karena anaknya hanya dijadikan mainan oleh lelaki berprofesi sebagai penyiar radio itu.
Sae dikenal sebagai sosok sopan, ramah dan penuh perhatian di mata Deepika ataupun teman-temannya di dunia penyiaran. Tak ada gelagat mencurigakan untuk sekedar berpikir jika pemuda itu bisa bermain api di belakang Deepika.
Deepika tidak menanggapi ucapan ibunya, dia masih berperang dengan perasaan yang berkecamuk itu. Rasanya jika bisa.. Sekarang ini Deepika ingin menampar keras pipi Lisa, menjambak rambutnya, memaki dengan semua kata-kata kasar yang dia kuasai agar Lisa tahu betapa tak tahu dirinya perempuan itu.
"Aku cuma nggak nyangka aja buk, Sae bisa kayak gitu.. Kami jalan udah hampir tiga tahun. Selama ini semua baik-baik aja, tapi di titik kami ingin melangkah ke arah yang lebih serius.. Dia malah main tombak kayak gitu. Yang lebih gila, dia lakuin itu sama Lisa buk. Apa yang dia lihat dari perempuan kegatelan itu cuba?! Lisa hanya lebih di bemper depan belakang aja, selebihnya nol!" Tukas Deepika geram.
"Manusia semua sama Dee, punya sisi baik dan buruk. Mungkin sebelumnya Sae hanya menunjukkan sisi baiknya ke kamu, baru sekarang kamu melihat sisi lain dari orang yang selama ini kamu sayang. Kalian bisa bertahan sejauh ini pasti ada kecocokan, dan rasa nyaman tapi seiring waktu Sae mungkin nggak menemukan kedua perasaan itu pada diri kamu. Nggak lagi cocok dan nggak lagi nyaman, akhirnya dia memilih melipir. Mencari kecocokan dan kenyamanan pada tempat lain."
"Ya nggak bisa gitu dong buk! Dia pikir aku nggak punya hati apa?! Dia anggap apa tiga tahun yang kami lewati sama-sama?! Terus kalo emang dia udah nggak nyaman sama aku, kenapa nggak selesaikan dulu hubungan kami baik-baik. Nggak perlu pake cara menjijikan dengan kelon sama wewe gombel di siang bolong kan?!"
Sani tersenyum. Dia tahu saat ini anaknya butuh didengarkan bukan dinasehati. Lagi pula, mau dibetulkan dengan cara apapun letak kesalahan di sini tetap ada di Sae. Wajar jika Deepika tak terima dengan nasehat ibunya yang terdengar seperti pembelaan untuk sang mantan calon mantu.
Sedang kesal dengan situasi yang membuatnya terus menyambar tisu, Deepika dikejutkan dengan kemunculan Sae di depan rumahnya. Aah.. Ini dia! Dengan kondisi terpincang-pincang, Deepika melangkah ke luar rumah.
"Hati-hati, lututmu baru di jahit. Nggak usah terlalu menggebu-gebu marahnya."
Sani tidak melarang anaknya pergi menemui Sae, karena tahu jika di antara dua orang itu ada yang harus diselesaikan. Sani hanya duduk memperhatikan kedua muda mudi itu di tempat semula dia berada.
"Kamu gimana keadaannya? Kok bisa sampai kayak gini? Sakit banget pasti ya.." Lembut sekali ucapan yang keluar dari bibir Sae.
"Sakit? Lebih sakit hatiku kamu tau?! Gila ya, udah berapa lama kamu ada main di belakangku? Udah sering main coblos-coblosan sama si gatal itu hah?! Rendah banget sih perbuatan kalian, segitu nggak tahannya pengen kelonan nyampe siang bolong pun nggak jadi soal buat kalian ngelakuin zina?!"
Sae terperanjat. Kedua matanya seperti menyiratkan ketidak tahuan dengan apa yang Deepika bicarakan. Uh sungguh akting yang sangat baik!
"Kamu ngomong apa yank? Maksud kamu apa?"
Deepika menunjukkan foto dan pesan chat yang dia terima dari Lisa. Jelas di situ Sae makin membolakan matanya.
"Nggak nyangka kamu bisa serendah ini.. Zina? Ya Allah mas mas.. Kamu udah kayak binatang tau nggak! Seenggaknya kamu nikahin dulu dia, baru kamu kawinin kayak gini. Kenapa hmm? Kaget karena aku bisa tahu busuknya kalian?"
"Tapi ini nggak seperti yang kamu kira yank.. Aku nggak ngapa-ngapain. Kenapa bisa kamu percaya hanya dengan gambar kayak gini. Kita udah lama pacaran yank, kamu tahu aku kayak gimana.. Bahkan buat nyium kamu aja nggak pernah aku lakukan kan? Mana mungkin aku berani melakukan hal di luar batas, apalagi sama Lisa. Itu nggak mungkin."
Ada sebuah keraguan di hati Deepika, apakah benar jika dia sedang termakan berita bohong yang Lisa sebarkan? Jelas saja satu foto dan rentetan chat itu belum termasuk bukti kuat untuk menuduh Sae melakukan perselingkuhan.
"Yank.. Tadi siang aku tidur di kosan. Kamu tau sendiri semalem jamnya aku siaran malam, sampai jam dua pagi aku belum balik dari radio. Tanya bang Harvey, Juan atau satpam yang nugas kalo nggak percaya. Sampai kos aku capek banget, nggak pengen pulang ke rumah karena aku pikir nanti kamu ada siaran pagi.. Aku pengen tidur sebentar di kos lalu jemput kamu ke sini. Tapi nyatanya aku malah ketiduran sampai sore gini. Dan aku nggak tau sama sekali kenapa Lisa bisa masuk ke kos ku, karena saat aku bangun keadaan masih sama.. Aku sendiri dan langsung ke sini karena liat banyak pesan dari Juan sama bang Harvey yang nyariin aku dan ngasih kabar kalo kamu kecelakaan. Tapi anehnya, nggak ada satupun pesan dari kamu."
Sae berucap tanpa keraguan. Menjelaskan kronologi yang terjadi karena Deepika seperti tak percaya sama sekali dengan penjelasannya. Dia tidak beranjak dari tempatnya berdiri, hanya terus menatap lekat manik cokelat yang bergerak liar seperti mencari kejujuran pada setiap ucapan yang Sae ucapkan.
"Istirahat ya, biar cepet sembuh. Aku tau kamu nggak akan percaya gitu aja, yang kamu butuhkan sekarang mungkin ketenangan. Bukan aku atau semua penjelasan yang aku berikan. Tapi jujur aja.. Aku juga nggak nyangka bakal difitnah kayak gini. Tapi, terlepas dari semua itu.. Aku masih ada di sisimu. Aku masih Sae yang sama yang selalu ada buat kamu. Aku selalu sayang kamu Deepi ku."
Air mata Deepika meluncur keluar tanpa diperintah. Dia sayang dengan lelaki di depannya itu, tapi ada perasaan sakit yang sulit dilukiskan. Ingin percaya jika semua itu fitnah yang Lisa lakukan untuk menghancurkan hubungannya dengan Sae tapi ada sebagian dari dirinya yang belum terima jika harus memberi maaf begitu saja.
"Aku nggak tau.. Aku benci liat kamu difoto dalam kondisi kayak gitu. Apalagi disertai dengan pesan yang kamu sendiri tadi udah baca. Rasanya sakit mas.."
Tangan Sae terulur untuk menghapus air mata Deepika. Dia ingin memeluk gadisnya tapi tidak, dia menahan untuk melakukan hal itu.
"Maaf ya.. Aku janji akan lebih hati-hati. Mungkin aku yang salah.. Aku nggak kunciin pintu kos sebelum tidur, aku juga nggak tahu kalo Lisa bisa senekat itu dan bikin berita kayak gini yang bisa bikin kamu sakit hati. Aku bakal bawa dia ke sini dan minta dia jelasin semua ke kamu. Aku nggak mau kamu terus-terusan mikir aku udah tidur sama dia. Karena kenyataannya aku nggak pernah lakuin hal itu."
Sedang melakukan sesi bujuk membujuk demi mencapai perdamaian dengan tujuan menyelamatkan hubungan percintaan antara dirinya dan Deepika, Sae dikagetkan dengan suara klakson mobil dari Abhi yang ingin masuk ke halaman rumahnya tapi terhalang oleh motor Sae yang parkir sembarangan.
"Majuin dikit. Aku mau masuk."
Begitu ucap Abhi tanpa memperdulikan kisah roman picisan yang terjadi di depan matanya. Bisa kali bang nunggu barang sebentar buat ngasih waktu untuk yang muda agar menyelesaikan masalah mereka!
Sae tak berkata apapun. Dia langsung menuntun motornya menuju ke pekarangan rumah milik pacarnya. Setelah diberi jalan, Abhi langsung masuk ke halaman rumahnya tanpa babibu dan tanpa rasa ingin tahu dengan apa yang terjadi di antara Sae dan Deepika.
ganbatte ne ✊✊
fighting ✊ ✊
inget gak kata Abhi, kamu bakal cemburu hanya dg mendengar nama Abhi disebut sama ciwik lain 😌
skrg keknya terbukti deh, dah betmut kan kamu?! 😅🤣
astaghfirullah minal khotoyaaaa