Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. bersyukur
Setelah itu mereka Langsung pergi meninggalkan tuan Sanjaya sendiri di sana dengan perasaan yang berkecamuk.
"Bagaimana ini.. aku, istri dan anak-anakku sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan kami. Tapi mas Antonio sudah keduluan tahu dengan perlakuan kami kepada Julia. Tidak-tidak aku harus kembali menemui Julia dan keluarga mas Antonio untuk membicarakan hal ini. Bisa-bisa mas Antonio malah melarang aku dan keluargaku untuk bertemu dengan Julia." guman Tuan Sanjaya lagi.
Tuan Sanjaya cukup tahu apa yang akan dilakukan oleh Tuan Antonio Jika sesuatu sudah berada di tangannya. Atau ketika tuan Sanjaya menyelamatkan sesuatu itu. Maka untuk mereka yang pernah memiliki sebelumnya tidak akan diberikan izin untuk kembali memilikinya kecuali membuat kesepakatan.
***
Sementara itu. Di sebuah mall yang begitu besar ramai dan lengkap. Terlihat sepasang adik atau saudara sepupu menikmati hari-hari mereka. Siapa lagi kalau bukan Julia dan saudara sepupunya Arvin. Terlihat di tangan Arvin sudah ada berbagai macam paper bag yang isinya belanjaan Julia. Dan Julia berbelanja pun karena dipaksa oleh sang kakak.
"Kak, Julia sudah lelah jalan-jalan. Lagian Julia juga tak terlalu terbiasa berbelanja di tempat ini. Julia biasanya belanja di pasar bukan di mall." Ujar Julia mengeluh kepada saudara sepupunya itu. Mendengar penuturan Julia Arvin hanya bisa tersenyum kecut dan berseru.
"Makanya, mulai sekarang, kamu harus membiasakan diri berjalan-jalan ke mall dan memanjakan dirimu sendiri. Ingat... jangan takut uang akan habis. Uang kalau habis bisa dicari, tapi kalau masa mudah atau masa di mana kita masih semangat-semangatnya untuk merawat diri habis, wah !!! itu bisa berabe, karena waktu tidak bisa diputar kembali dek.." ujar Arvin menasehati Julia.
Julia pun mengganggu anggukkan kepalanya tanda mengerti apa yang disampaikan oleh saudara sepupunya itu. Tapi bukan berarti Julia akan memanfaatkan apa yang telah dikatakannya itu.
"Ya sudah kalau begitu kak, Julia mengerti, tapi untuk hari ini kita cukupkan saja ya kak, lagian Julia juga sudah berbelanja banyak. Takutnya nanti tidak terpakai. Tapi kak, Julia sepertinya merasa lapar deh.. hehehe..." Ujar Julia sambil cengengesan. arvin pun tersenyum melihat kelucuan adiknya.
"Baiklah kalau begitu. Untuk belanjanya kita cukupkan sampai di sini saja untuk hari ini, sekarang waktunya kita untuk mencari tempat untuk makan. Oke.." ujar Arvin lagi dan dibalas anggukan kepala dari Julia.
Tanpa mereka tahu, ada beberapa teman meta dan Mita serta meta dan mitanya sendiri. Mereka tidak sengaja melihat Julia sedang berjalan-jalan dengan seorang laki-laki. Mereka tak dapat melihat jelas wajah laki-laki itu karena membelakangi mereka, sementara jarak mereka juga tak mendukung untuk dapat mengenali laki-laki tersebut. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa Julia tengah berkencan dengan seorang opa-opa atau sugar daddy.
"Eh coba lihat... Itu si senior resek kan..." Ujar arah kepada teman-teman yang lain. Semua yang fokus ke HP mereka Langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah di mana teman mereka Ara menunjuk.
"Iya tuh, itu si senior yang suka bikin masalah. Tapi ia sedang bersama siapa ya. Kelihatannya, itu adalah abang-abang gitu loh. Yang mungkin sudah bekerja kantoran atau usia mendekati 30-an." Ujar Lilis membeberkan hasil pengamatannya. Masing-masing dari mereka pun memotret pertemuan Julia atau Julia dengan orang tersebut.
"Wah parah si Julia... Sepertinya ia menjadi perempuan simpanan ya. Lihat saja tangan si pria itu penuh dengan belanjaan. Memangnya untuk siapa lagi belanjaan itu kalau bukan untuk Julia." Ujar Ara dan Lilis kembali.
Sementara Meta dan Mita hanya mengamati saja tanpa mengeluarkan kata-kata apapun. Seolah mereka tak ingin meluruskan masalah yang terjadi. Atau menyanggah apa yang dituturkan oleh teman-teman mereka itu. Benar-benar mereka tak memiliki simpati kepada saudari mereka itu.
"Lihat, foto ini bisa dipasang di grup sekolah. Agar nanti Kak Brian mengetahui kalau Julia sebenarnya memiliki sugar Daddy hahaha..." Ujar mereka lagi merasa senang. Ditambah lagi mereka melihat aksi Julia yang menggandeng lengan lelaki itu. Tambah heboh lah mereka.
"Ya sudah ayo.. sebaiknya kita teruskan jalan-jalannya. Jangan hanya karena memperhatikan juga kita tidak jadi hangout dan belanja-belanja. Buruan ah.." ujar Meta kepada teman-temannya.
Lagian ngapain juga mereka harus mengawasi kegiatan Julia. Toh juga itu tidak penting pikir Meta. Akhirnya mereka semua pun melanjutkan mengelilingi mall itu.
Sementara Julia dan Arvin Langsung kembali ke mobil dan pergi. Tujuan mereka sekarang adalah restoran atau sejenisnya. Mereka merasa lapar karena seharian mengelilingi mall besar itu. Julia Yang hanya membawa badan saja sudah merasa lelah, lalu apa kabarnya sang saudara sepupu yang membawa semua belanjaannya. Pikir Julia.
"Bang. Abang pasti kecapean ya karena membawa semua belanjaan Julian. Julia saja Yang hanya membawa badan dan melangkahkan kaki, sudah kecapean seperti ini. Apalagi Abang yang membawakan belanjaan Julia yang banyak itu." Ujar Julia kepada sang kakak. Arvin pun tersenyum melihat betapa perhatiannya sang adik kepadanya.
"Tidak juga kok dek. Abang kan seorang laki-laki yang kuat, jadi Abang tidak akan lelah hanya karena membawa semua belanjaan kamu dan menemanimu berkeliling. Lagian Abang juga sudah terbiasa ikut mama berbelanja. Jadi tidak perlu khawatir seperti itu ya.." ujar Arvin lagi kepada Julia.
Arvin pun mengacak-acak rambut Julia membuat suasana hati Julia menjadi hangat. Ia tersenyum mendengar penuturan sang kakak sepupu.
"Hehehe.. kalau gitu makasih ya Bang, sudah meluangkan waktu untuk Julia. Julia sudah lama banget tidak pergi jalan-jalan seperti ini. Dan hari ini Julia begitu sangat bersyukur... Karena ini adalah pengalaman pertama Julia hehehe..." Tutur Julia lagi dengan perasaan penuh syukur.
Karena apa yang ia harapkan mustahil untuk dia lakukan, ternyata ada masanya untuk bisa menikmatinya.
" Iya sama-sama sayang.. karena itu jangan terus bersedih ya. Kamu punya Abang Arvin, punya Abang Aliando, Melvin, Abimanyu dan mama papa. Jadi jangan memendam perasaan sendiri ya dek. Takutnya nanti malah jadi stres. Hehehe.." ujar Arvin menasehati Julia sambil mempercandai adiknya.
"Iya bang, makasih untuk nasehatnya ya Bang.." ujar Julia lagi.
Akhirnya, tak lama mereka sampai di sebuah restoran yang tidak terlalu jauh dari mall itu. Mereka berdua pun segera memarkirkan mobil dan turun serta masuk ke dalam restoran. Mereka kemudian mencari tempat duduk dan setelah dapat mereka Langsung memesan menu makanan yang mereka inginkan.
Dan, setelah mereka selesai belanja. Julia benar-benar tinggal di rumah pamannya. Ia sudah tidak dibolehkan pulang oleh sang paman, karena alasan, pamannya sudah berbicara kepada ayahnya mengenai dirinya yang yang akan tinggal dengan sang paman.
Bahkan sang Paman pun sudah akan mendekor kamar untuk Julia di rumah mereka sesuai dengan keinginan Julia. Dan untuk sementara, Julia akan tidur di kamar saudara sepupunya Melvin. Sementara Melvin sendiri akan tidur di kamar Abi. Kini mereka semua tengah berada di meja makan untuk makan malam bersama.
"Julia. Paman sudah berbicara kepada papa kamu. Saat Paman berbicara untuk memintamu tinggal di rumah paman, papa kamu tak mengatakan apapun membuat Paman emosi. Katakan pada paman, Apakah benar kamu sudah diabaikan selama 12 tahun ini. Atau sejak kamu masih kecil..??"tanya Tuan Antonio dengan sedikit ekspresi marah di wajahnya.
kasihan bngett yaaa