NovelToon NovelToon
TRAGEDI KASTIL BERDARAH

TRAGEDI KASTIL BERDARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

abella dan sembilan teman dekatnya memutuskan untuk menghabiskan liburan musim dingin di sebuah kastil tua yang terletak jauh di pegunungan. Kastil itu, meskipun indah, menyimpan sejarah kelam yang terlupakan oleh waktu. Dengan dinding batu yang dingin dan jendela-jendela besar yang hanya menyaring sedikit cahaya, suasana kastil itu terasa suram, bahkan saat siang hari.

Malam pertama mereka di kastil terasa normal, penuh tawa dan cerita di sekitar api unggun. Namun, saat tengah malam tiba, suasana berubah. Isabella merasa ada yang aneh, seolah-olah sesuatu atau seseorang mengawasi mereka dari kegelapan. Ia berusaha mengabaikannya, namun semakin malam, perasaan itu semakin kuat. Ketika mereka semua terlelap, terdengar suara-suara aneh dari lorong-lorong kastil yang kosong. Pintu-pintu yang terbuka sendiri, lampu-lampu yang padam tiba-tiba menyala, dan bayangan gelap yang melintas dengan cepat membuat mereka semakin gelisah.

Keesokan harinya, salah satu teman mereka, Elisa, ditemukan t

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Malam yang Bikin Merinding

Langit udah gelap banget, dan Isabella lagi duduk di atas batu besar di tengah hutan. Napasnya masih ngos-ngosan setelah kabur dari bangunan tua tadi. Di sebelahnya, Zoe juga duduk sambil memegang lututnya. Mereka berdua cuma saling pandang, nggak ada yang berani ngomong duluan.

"Serius, sih, ini mimpi buruk banget," Zoe akhirnya buka suara, suaranya lirih tapi kedengeran gemetar. "Gue beneran nggak nyangka bakal ada hal serem kayak gini. Ini kayak film horor yang kita nggak bakal pengen jadi pemerannya."

Isabella mengangguk, tapi nggak ngomong. Dia masih inget jelas gimana sosok dengan mata merah menyala itu muncul dari lemari kayu. Dan sekarang, setiap kali dia merem, bayangan itu terus muncul di kepalanya.

"Eh, Bella," Zoe nyolek pelan. "Lo denger nggak?"

"Denger apaan?" Isabella langsung tegang, matanya melirik ke sekeliling.

"Kayak ada suara langkah... tapi jauh."

Isabella langsung bangkit, badannya kaku. Dia juga mulai denger suara itu—langkah kaki pelan yang ritmenya nggak beraturan. Jauh sih, tapi makin lama makin jelas.

"Kita harus jalan lagi," kata Isabella buru-buru.

"Gue capek banget, sumpah!" Zoe hampir nangis, tapi dia tetep berdiri karena tahu ini bukan saatnya ngeluh.

Mereka mulai jalan lagi, ngelewatin hutan yang makin gelap. Senter kecil yang Zoe bawa mulai meredup, bikin suasana tambah nggak enak.

---

Terjebak Lagi

Setelah jalan sekitar lima belas menit, mereka sampai di sebuah tanah lapang kecil. Tapi anehnya, mereka malah balik lagi ke tempat yang tadi, batu besar yang barusan mereka duduki.

"Wait, what?!" Zoe hampir teriak. "Kita muter di tempat yang sama?!"

Isabella juga nggak percaya. Dia yakin banget mereka jalan lurus, tapi entah gimana mereka malah balik lagi ke tempat awal.

"Ini hutan beneran aneh, Zo. Kita kayak dikurung di sini," jawab Isabella sambil ngusap mukanya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki tadi mulai kedengeran lagi. Tapi kali ini lebih deket, dan ada suara lain yang ngikutin. Kayak sesuatu yang diseret di tanah.

Isabella dan Zoe saling pandang, matanya penuh ketakutan. "Lo denger itu?" bisik Isabella.

Zoe cuma angguk sambil ngecek senter kecilnya yang udah mau mati.

Suara langkah dan seretan itu makin deket, sampai akhirnya muncul sosok tinggi dengan topeng putih yang menyeramkan. Tangannya bawa kapak besar yang ujungnya penuh bercak merah. Sosok itu diem di tengah bayangan pohon, cuma berdiri ngeliatin mereka.

"RUN!" teriak Isabella tanpa pikir panjang.

Mereka langsung lari sekenceng mungkin, nggak peduli jalanan gelap dan akar pohon yang berserakan. Zoe hampir jatuh beberapa kali, tapi Isabella langsung narik tangannya.

"Sumpah, gue nggak kuat, Bella! Kaki gue udah gemeteran banget!" Zoe nangis sambil terus lari.

"Kita nggak boleh berhenti! Dia deket banget!" jawab Isabella, nafasnya berat.

---

Kejaran Tanpa Henti

Sosok bertopeng itu nggak berhenti ngikutin mereka. Suara kapaknya nyeret tanah bikin bulu kuduk mereka berdiri. Setiap kali mereka nengok ke belakang, sosok itu masih ada, malah makin deket.

Mereka akhirnya nemu gubuk kecil di tengah hutan. Tanpa pikir panjang, mereka masuk dan langsung nutup pintunya. Zoe nyari benda apapun buat ngganjel pintu, akhirnya nemu kayu tua yang cukup besar.

Isabella ngintip lewat celah kecil di dinding. Sosok bertopeng itu masih ada di luar, diem di tengah gelap. Dia nggak gerak, cuma berdiri di sana.

"Dia nggak bakal masuk, kan?" bisik Zoe dengan suara gemetar.

"Entahlah..." jawab Isabella. Tapi di dalam hati, dia tahu kalau ini cuma soal waktu sebelum sosok itu ngelakuin sesuatu.

Tiba-tiba, suara kapak itu kedengeran lagi. Bukannya mundur, dia malah mulai ngedorong pintu gubuk. Kayu yang dipakai buat ngganjel pintu mulai retak.

"Dia masuk, Bella! Kita harus kabur lagi!" teriak Zoe.

"Tunggu!" Isabella melihat ada jendela kecil di sisi lain gubuk. "Kita keluar dari sini!"

Mereka buru-buru keluar lewat jendela sempit itu. Zoe hampir kesangkut, tapi Isabella narik tangannya dengan paksa. Mereka berhasil kabur, tapi suara pintu gubuk yang jebol bikin mereka tahu kalau waktu mereka nggak banyak.

"Kita nggak bisa terus kayak gini, Bella!" Zoe mulai kehilangan harapan.

"Tahan, Zo. Kita pasti bisa keluar dari hutan ini," jawab Isabella sambil mencoba tetap tenang.

---

Jalan Buntu

Mereka terus lari sampai akhirnya mereka nemu sungai kecil. Isabella berhenti sejenak, ngeliat sekeliling buat memastikan sosok bertopeng itu nggak ada.

"Apa dia masih ngikutin kita?" tanya Zoe, napasnya berat.

Isabella nggeleng. "Gue nggak tahu, tapi kita nggak boleh berhenti."

Tiba-tiba, suara langkah kaki muncul lagi, kali ini lebih banyak. Bukan cuma satu orang. Zoe dan Isabella terdiam, saling pandang dengan wajah pucat.

"Jangan bilang... dia nggak sendirian," Zoe berbisik pelan.

Dari balik pepohonan, muncul tiga sosok lain dengan topeng berbeda. Mereka semua bawa senjata tajam, masing-masing punya cara jalan yang menyeramkan.

Isabella merasa jantungnya hampir berhenti. "Mereka ngepung kita."

Zoe mulai panik. "Apa yang kita lakuin sekarang?! Kita nggak mungkin lawan mereka!"

"Ikut gue!" Isabella langsung narik Zoe dan lari ke arah sungai.

Mereka nyebur ke air dingin dan mulai berenang ke seberang. Tapi salah satu dari sosok itu melompat ke sungai dan ngikutin mereka. Zoe yang udah hampir kehabisan tenaga mulai tenggelam.

"Bella! Tolong!" teriak Zoe sambil mencoba menggapai tangan Isabella.

Isabella balik dan narik Zoe ke tepi. Tapi saat mereka hampir berhasil naik, salah satu sosok itu sudah ada di depan mereka. Topengnya yang penuh coretan merah menatap mereka dengan intens, dan senjatanya terangkat tinggi, siap menyerang.

---

Akhir yang Belum Selesai

Isabella berusaha berdiri meskipun tubuhnya gemetar. "Jangan sentuh dia!" teriaknya.

Sosok itu nggak merespons, tapi langkahnya perlahan maju. Isabella tahu mereka nggak punya pilihan lain. Dengan tangan kosong, dia mencoba melindungi Zoe yang sudah terbaring lemas di tanah.

Tapi sebelum sosok itu menyerang, suara keras dari arah lain menggelegar. Cahaya terang dari lampu senter besar muncul, disertai suara langkah kaki yang ramai.

"Siapa di sana?! Jangan bergerak!" suara orang terdengar keras, seperti dari sekelompok penjaga hutan.

Sosok bertopeng itu berhenti sejenak, lalu mundur perlahan ke dalam bayangan pohon. Begitu juga dengan teman-temannya. Dalam hitungan detik, mereka semua menghilang, seolah-olah tidak pernah ada.

Isabella dan Zoe akhirnya jatuh terduduk, tubuh mereka lemas. Para penjaga hutan berlari mendekat, membawa mereka ke tempat aman.

Namun, meskipun mereka telah diselamatkan malam itu, Isabella tahu ini belum selesai. Sosok bertopeng itu masih ada di luar sana, dan teror mereka belum berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!