NovelToon NovelToon
Cinta Di Musim Semi

Cinta Di Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: seoyoon

Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?

Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14 {Apa kita pernah bertemu?}

Sesampainya di kediaman Kayle yang berada di kawasan elite Jakarta selatan, dan cukup dekat dengan lokasi café Shooky milik Edrea.

Edrea dan Anna keluar secara bersamaan begitu mobil terparkir di sisi pagar kediaman Kayle.

“Rumah nya lumayan bagus juga,” komen Edrea seraya mengamati area sekitar rumah Kayle dari luar.

Alih-alih merespon komentar Edrea, Anna lebih memilih langsung menghampiri pintu gerbang dan menekan tombol bell yang berada di samping gerbang yang menghubungkan dunia luar dengan pekarangan rumah Kayle, sembari sesekali mengintip ke area pekarangan melalui celah pagar besi.

Namun tampaknya Kayle tidak berada di kediamannya, terbukti setelah 3 kali Anna menekan bell, tak ada siapapun yang keluar dari pintu utama.

Hal itu tentu saja semakin memicu kecemasan serta kegelisahan Anna tentang keberadaan Kayle saat ini.

Sampai …

“Permisi, mungkinkah nona-nona mencari pengacara Kayle?” tanya seorang wanita paruh baya dengan keranjang penuh sayuran yang berada dalam jinjingannya.

Sontak baik Edrea maupun Anna memutar tubuhnya ke belakang dengan perasaan terkejutnya.

“Huh? Eeh selamat siang bu,” sapa Anna sopan seraya menundukan kepalanya, berbanding terbalik dengan Edrea yang hanya memasang ekspresi menyelidik seraya memindai keseluruhan yang dikenakan wanita paruh baya tersebut.

“Kami adalah teman dari pengacara Kayle, saya Anna dan ini Edrea,” tambah Anna seraya menyikut lengan Edrea untuk menyadarkannya akan etika pada orang yang lebih tua, terlepas dari apapun pekerjaannya.

Edrea menghela nafas dan lalu menganggukan kepala nya disertai senyum setengah hatinya sebagai sapaan singkatnya.

“Ahh iya, tapi saya khawatir jika kedatangan nona Anna dan nona Edrea akan sia-sia, karena tuan Kayle sedang tidak berada di rumah, tuan Kayle sudah pergi sejak pagi tadi untuk menghadiri seminar di kota xxx,” sang asisten rumah tangga itu memaparkan keberadaan majikannya.

“Lihat! Sudah kubilang bukan, pengacara Kayle baik-baik saja, kau ini berlebihan sekali,” celetuk Edrea yang lantas melengos pergi begitu saja kembali ke mobil tanpa berpamitan.

Anna hanya bisa menghela nafas panjang serta menggeleng kepalanya melihat sikap angkuh karib nya itu.

“Maafkan sikap teman saya yang sedikit kasar ya bu,” ujar Anna yang mencoba meminta maaf mewakili Edrea pada asisten rumah tangga Kayle.

Sang ART itu tersenyum simpul seraya mengusap bahu Anna lembut.

“Gak apa-apa kok nona Anna, saya sudah terbiasa dengan perlakuan seperti itu,” respon sang ART.

“Tapi … boleh saya tahu pengacara Kayle pulang jam berapa tadi malam?” tanya Anna yang masih belum puas jika belum memastikan dengan benar kondisi Kayle.

“Sekitar jam 22:30 malam nona, tapi … ammm … “ sang ART menjeda kalimatnya seolah tengah menimbang haruskah ia memberitahukan nya pada Anna atau tidak.

“Ada apa bu? Apa ada yang terjadi pada pengacara Kayle?” tanya Anna yang sudah tak sabar menantikan lanjutan kalimat sang ART yang terjeda.

“Ammm, saya tidak terlalu jelas melihatnya, tapi sekilas saya melihat wajah tuan Kayle sedikit lebam saat pagi tadi, padahal saya sudah mencoba melarang keras tuan Kayle agar tidak terlibat dalam kasus pembunuhan yang sempat geger 5 tahun silam, tapi tuan Kayle tetap saja bersikeras ingin membantu kakak dari temannya yang katanya tidak bersalah.

Tentu bukan tanpa alasan kenapa persidangan 5 tahun silam terasa lancar dan singkat, itu pasti karena ada seseorang yang cukup berpengaruh di balik persidangan tersebut,” sang ART memaparkan hal yang diketahui nya menurut rumor yang beredar, sontak fakta tersebut berhasil membuat alis Anna berkedut, sebagai respon alami ketika ada hal yang membuatnya terkejut sekaligus bingung.

“Persidangan itu sudah di rencanakan, begitupun dengan tersangkanya. Wanita itu memang sudah di incar sejak awal, tak perduli dengan pembelaan atau kebenaran yang terjadi, pada akhirnya putusan hakim harus menempatkan wanita itu di penjara.

Karena telah membebaskan wanita itu dan menentang keputusan hakim agung serta seseorang yang berkuasa dibalik kasus tersebut. Saya merasa saat ini tuan Kayle sedang berada dalam bahaya, nona,” tambah sang ART dengan raut wajah cemas yang sangat mendukung kegelisahannya saat ini akan keselamatan majikannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sore hari nya, di taman kota.

Setelah memarkirkan mobil nya di area parkir taman kota, kedua nya turun secara bersamaan dan berjalan santai memasuki area jalan setapak taman kota yang dipenuhi rerumputan hijau sejauh mata memandang, juga pohon-pohon rindang yang membuat suasana semakin sejuk.

“Rea,” panggil Anna di tengah perjalanannya menuju spot bersantai yang diinginkannya.

“Hmm,” sahut Edrea seraya menoleh sesaat ke arah Anna.

“Kau sering nonton drama bukan?

Apa pendapatmu tentang pernikahan kontrak? Dan menurutmu apa yang benar-benar melatarbelakangi seseorang lebih memilih melakukan pernikahan kontrak, ketimbang menikah sungguhan?” lanjut Anna yang tentu saja hal itu malah mengundang kecurigaan Edrea.

Edrea tahu, karib nya itu pasti kini sedang tidak baik-baik saja, namun, alih-alih memaksa Anna untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, Edrea hanya menghela nafas dan menjawab pertanyaan yang di ajukan Anna, seolah memang pembahasan kali ini hanya seputar pendapat tentang cerita dalam drama, bukanlah kisah nyata Anna.

“Ya tergantung dari alur cerita nya sih, kebanyakan yang mengajukan pernikahan kontrak biasanya dari pihak si pria, bisa jadi karena dia di tekan oleh keluarganya untuk segera menikah tapi si pria masih belum memiliki kekasih, bisa juga dia sedang mengincar sesuatu dari si pemeran wanitanya, seperti balas dendam, pernikahan itu hanya sebuah rencana keji si pria untuk menyiksa wanita nya.

Memangnya kenapa? Apa ada sesuatu terjadi?” tanya Edrea yang mencoba memancing Anna agar mau berbagi dengannya dan tidak menyimpannya sendirian.

“Uhh?! Ti … tidak, hehee, hanya ingin bertanya aja,” dusta Anna yang masih meragu.

‘Sepertinya jika itu balas dendam, tidak mungkin, aku bahkan baru pertama kali bertemu dengannya,’ batin Anna di dukung dengan raut wajah yang diselimuti kebingungan.

“Ahh oke,” respon Edrea seraya menghela nafas pasrah bersamaan dengan raut wajah kecewanya.

“Kau mau kopi?” tawar Edrea seraya menghentikan langkahnya sejenak.

“Huh? Boleh,” respon Anna seraya mengangguk pelan.

“Oke, kau tunggu disana aja, aku beli dulu, caramel late kan?” Edrea memastikan jika selera Anna masih tetap seperti dulu sebelum pergi menuju kedai kopi terdekat.

“He’em,” angguk Anna dengan seulas senyum yang terlihat seperti dipaksakan.

Keduanya pun berpisah, Edrea bergegas menuju kedai kopi sementara Anna mengambil langkah santai nya menuju area sejuk di atas rerumputan yang tadi di tunjukkan oleh Edrea.

Anna berdiri di samping pohon rindang, selagi menunggu karibnya yang sedang membelikannya kopi, ia tampak mencoba menenangkan fikirannya dengan memejamkan kedua mata dan menghirup dalam-dalam udara sepoi-sepoi yang menerpa kulit pucat nya.

Siluet tubuh nya yang ramping terlihat indah dalam pantulan permukaan rerumputan, di tambah setengah rambutnya yang dibiarkan tergerai sampai ke pinggul tampak menari bergelombang terbawa hembusan angin, yang semakin menambah aura cantiknya terpancar.

Daun-daun berguguran begitupun dengan kelopak bunga yang terbang terbawa angin menghujani Anna yang sedang berdiri di bawah pohon tersebut. Tak ingin alerginya kambuh ia pun mengambil jarak yang cukup dari pohon tersebut agar tubuhnya tidak lagi dihujani oleh helaian bunga yang berterbangan.

“Hmmm … (Anna kembali menarik nafa dalam untuk merileks-kan tubuhnya, diiringi dengan seulas senyum tipis yang memancarkan kecantikan alaminya)

Benar katamu, meski suasananya tampak sama seperti dahulu, namun jika hanya menikmatinya sendirian akan berbeda rasanya,” gumam Anna yang diakhiri dengan tarikan nafas beratnya.

Ditengah hanyutnya emosional akan masa lalunya yang kembali berputar dalam benaknya, Anna tiba-tiba di kejutkan oleh suara familiar yang memanggilnya.

“Annalese,” panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya ketika ia kembali membuka kedua matanya lebar.

Bukan hanya terkejut oleh kemunculan nya tapi juga fakta jika pria itu memanggil nya lebih dari sekedar nama Anna.

"Kau ... Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Bersambung***

1
Yeonso
Lagi dalam proses kak 😸
Alfatihah
season 2 nya gak lanjut thor
Yeonso
Terimakasih untuk dukungannya /Wilt//Wilt//Wilt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!