NovelToon NovelToon
Cinta Tak Harus Kamu

Cinta Tak Harus Kamu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: dtyas

Saat sedang menata hati karena pengkhianatan Harsa Mahendra -- kekasihnya dengan Citra -- adik tirinya. Dara Larasati dihadapi dengan kenyataan kalau Bunda akan menikah dengan Papa Harsa, artinya mereka akan menjadi saudara dan mengingat perselingkuhan Harsa dan Citra setiap bertemu dengan mereka. Kini, Dara harus berurusan dengan Pandu Aji, putra kedua keluarga Mahendra.

Perjuangan Dara karena bukan hanya kehidupannya yang direnggut oleh Citra, bahkan cintanya pun harus rela ia lepas. Namun, untuk yang satu ini ia tidak akan menyerah.

“Cinta tak harus kamu.” Dara Larasati

“Pernyataan itu hanya untuk Harsa. Bagiku cinta itu ya … kamu.” Pandu Aji Mahendra.

=====
Follow Ig : dtyas_dtyas

Saran : jangan menempuk bab untuk baca y 😘😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CTHK 27 ~ Waktunya Menikah

“Shittt.” Sambil menutup pintu kamar, Dara berlari.

Biasanya setengah enam dia sudah tiba di hotel, kalau jadwal shift pagi. Pagi ini dia kesiangan, bahkan wajahnya belum dipoles make up hanya rambut saja yang sudah dicepol rapi. Sepertinya semalam lupa menghidupkan alarm dan terlalu nyaman dengan kondisi kamar sampai tidurnya begitu lelap.

Agak berlari menuju pintu utama dan … bugh.

Dara menabrak Pandu. Penampilan pria itu menunjukan bahwa ia baru saja atau akan berolahraga. Dengan kaos tanpa lengan dan celana training serta sepatu kets.

“Mau ke mana?” tanya Pandu, padahal ia sudah tahu kemana Dara akan pergi.

“Kencan,” jawab Dara dengan asal dan ucapan itu malah membuat Pandu geram lalu menghalangi langkah Dara. “Minggir, aku sudah telat.”

“Telat, kamu hamil? Padahal kita belum macam-macam, kok bisa?”

“Hish.” Dara mendorong tubuh Pandu lalu melewatinya dan berlari menuju mobil. Sadar bahwa semalam kunci diberikan pada Pandu, ia pun berteriak menanyakan kunci tersebut.

Pandu menghampiri Dara. “Kuncinya di kamar. Ambil saja, paling kamu makin telat.”

Pria itu berjalan menuju garasi di mana terdapat motor miliknya, juga milik Harsa. “Mau aku antar?” tanya Pandu lalu memakai helm dan jaket. Tidak ada pilihan lain, Dara pun mengiyakan tawaran Pandu.

Sudah melewati gerbang, tapi Pandu malah menghentikan laju motornya.

“Jangan bilang mogok, saya buru-buru nih.”

“Pegangan dong, kalau jatuh gimana?” Dara memegang ujung jaket yang dikenakan Pandu dan pria itu agak menoleh lalu membuka kaca helmnya. “Pegangan yang benar, atau kita tetap di sini.”

“Heh.” Akhirnya Dara mengalungkan kedua tangan di perut Pandu. Motor pun perlahan melaju, cukup kencang meliuk menghindari kendaraan lain. Belum pernah berada di posisi seperti itu, Dara semakin mengeratkan pegangannya. Pandu tersenyum di balik helm full face.

Kamu tidak akan bisa menolak perhatian dan pesonaku, akan ku buat jatuh cinta berkali-kali karena cintaku memang harus … kamu, ujar Pandu dalam hati.

Hanya dua puluh menit mereka sudah tiba di Grand Season. Dara bergegas turun dan mengembalikan helm pada Pandu.

“Makasih ya, Om,” ujar Dara.

“Hm.” Bukannya pergi Pandu malah turun dari motor, ada petugas keamanan yang menerima kedua helm dan kunci motor.

“Nggak pulang lagi?” tanya Dara sambil berjalan menuju pintu khusus pegawai, begitu pun Pandu.

“Ngapain, di sini ada kamar aku.”

“Oh iya, bapak yang satu ini kan sultan yang punya hotel,” ejek Dara lalu berlari dan melambaikan tangannya. “Bye, Om.”

***

Dara menunduk karena Leo sedang memarahinya. Bukan persoalan datang terlambat saja, tapi kekurangan tim housekeeping karena mendadak beberapa orang tidak bisa hadir. Karena kesiangan, Dara tidak mengecek ponselnya dan mengatasi kealpaan timnya.

Alhasil ada area yang belum dikerjakan karena tidak ada penanggung jawab kebersihan dan kerapihan.

“Maaf, Pak. Lain kali tidak akan terjadi lagi.”

“Maaf, maaf. Dalam sebulan ini kamu sudah buat saya susah terus. Urusan dengan Pak Pandu dan Pak David, lalu hari ini. Kamu senang saya kena SP, sedangkan kamu masih bisa terus kerja.”

“Bukan begitu, Pak. Sumpah hari ini diluar kehendak saya.”

“Lalu kemarin-kemarin, kehendak siapa? Pacar kamu?”

Dara hanya bisa menghela nafas, percuma menjelaskan pada Leo karena memang dia salah. Hanya bisa mendengarkan kemarahan pria itu lalu mendengarkan arahan untuk dikerjakan.

Entah jam berapa saat ada pesan masuk di ponsel Dara, ternyata dari Pandu. Niatnya akan diabaikan karena sedang fokus membuat jadwal seminggu ke depan.

[Leo marah denganmu?]

Pesan pun dibalas oleh Dara. [iya]

Dari mana pula Pandu tahu kalau Leo memarahinya. Tidak lama ada pesan balasan lagi.

[Perlu aku tegur Leo?]

Membaca pesan Pandu, Dara panik dan langsung menghubungi pria itu. Hanya dua kali nada tunggu, panggilan langsung dijawab.

“Hm.”

“Om, jangan tegur Pak Leo. Dia bisa makin marah,” ujar Dara dengan suara pelan tidak ingin didengar oleh rekan kerjanya yang lain, meski sudah terhalang kubikel.

“Lalu aku harus apakan? Mutasi atau ….”

“Jangan, please jangan. Biarkan saja, toh hari ini dia marah karena saya yang salah.”

“Hm, oke, tapi makan malam denganku. Tidak ada penolakan.”

Dara menghembuskan nafas pelan, rencana menjauh dari Pandu yang ada malah makin dekat. Pagi tadi diantar ke hotel dan nanti malam malah diajak makan. Entah apa yang akan terjadi dengan hatinya nanti, apalagi semakin ke sini ucapan dan sikap Pandu makin ke sana.

“Dara, kamu dengar aku? Jangan bilang tidak ada sinyal, kamu bukan berada di gua.”

“Ck, iya. Pilih tempat yang makanannya enak ya, saya butuh makan enak tapi halal dan sehat.”

“Di rumah selalu disajikan makanan sehat, di hotel pun sama. Kamu saja yang seperti bocah, makan yang tidak jelas.”

“Oke, sampai nanti Om Pandu. Bye.”

Tidak ingin Pandu semakin bicara ngalor ngidul, panggilan pun diakhiri lalu Dara kembali fokus dengan layar di hadapannya. Baru akan kembali fokus, ponselnya kembali bergetar. Mulut Dara berdecak mengira Pandu yang kembali mengganggunya, nyatanya pesan dari Kemala.

[Kapan ada waktu? Bunda mau kenalkan kamu dengan anaknya teman sekolah Bunda, siapa tahu berjodoh. Sudah waktunya kamu menikah]

“Hahh!”

 \=\=\=\=

Pembaca : Go go go Pandu, awas Dara ditikung orang

Pandu : hmmm, Dara! Nikah yukkk 😛

1
⚘️ɛ.
mana tiang listriknya sering dipipisin lagi.. 🤭
⚘️ɛ.
ngelirik kamu aja ogah, apalagi disodorin.. ya bakal nolak..
Yayat Sadiah
eeeaaaakk
Yayat Sadiah
fighting om!
Yayat Sadiah
semangat mas panduu
Yayat Sadiah
/Joyful/
⚘️ɛ.
lah, Mas Karyo..
Atun mo dikemanain, mas?
Yayat Sadiah
/Facepalm/
Asri Devi
KARYONO...???? 🤣🤣🤣🤣
Gak salah????
Asri Devi
kiss Dara... yuk bisa yuuuk😁😁
Asri Devi
makin kesini makin kesana ya
Asri Devi
bajiirrr pandu 🤣🤣🤣
⚘️ɛ.
dan pada akhirnya dua²nya gagal..
⚘️ɛ.
jadi ceritanya: "kau khianati aku, kugaet pamanmu." 🙂‍↕️
⚘️ɛ.
aah, lemah adek yg gondrong² bwangg..
⚘️ɛ.
yaiyalah mepet² mak tiri, calon suaminya sultan, kan mayan kecipratan juga..
⚘️ɛ.
maunya kamu rekam, Ra..
⚘️ɛ.
kebalik neng, Harsa yg tidak pantas utk kamu..
Siti Sarifah
Luar biasa
Asri Devi
dihh ngarep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!