Samuel adalah seorang mantan atlet bela diri profesional, selain itu ia juga bekerja paruh waktu sebagai kurir makanan, namun semuanya berubah saat kiamat zombie yang belum di ketahui muncul dari mana asalnya membawa bencana bagi kota kota di dunia.
Akankah Samuel bertahan dari kiamat itu dan menemukan petunjuk asal usul dari mana datangnya zombie zombie tersebut?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harapan di balik kegelapan !
Terlihat makhluk itu semakin mendekat ke arah samuel dengan kecepatan yang luar biasa di balik kobaran api yang di ciptakan oleh bom molotov sebelumnya, puluhan zombie mutasi satu persatu menerkam ke arah Samuel dengan desisan yang haus akan darah.
Dengan heavy sword di genggaman tangannya dan kekuatan yang luar biasa, Samuel menebas semua makhluk yang menghadangnya.
"Ini terasa lebih mudah, aku bisa melihat gerakan mereka !" Samuel kini merasakan kekuatan yang semakin besar sambil menebas makhluk makhluk yang datang dari lorong stasiun.
"Ini menjadi terasa lebih mudah bagiku !" ucapnya menikmati setiap tebasan yang dilancarkan, namun tiba tiba jauh di dalam lorong stasiun terlihat pemimpin para makhluk mutasi melesat ke arah Samuel dan menabraknya hingga terpental jauh.
"Gerakannya semakin cepat dan mengerikan" Gumam Samuel terkejut dengan perubahan makhluk itu walaupun dalam kondisi terpental, tak mau membuang waktu, Samuel segera mengeraskan otot otot di tubuhnya untuk mendarat dari posisinya yang tak menguntungkan.
Samuel mendarat dengan posisi setengah tersujud "Aarrghh..." desis Samuel merasakan sakit di bagian ulu hatinya.
Ternyata ulu hati Samuel terlihat robek dengan luka Yang menganga akibat terkena serangan pemimpin makhluk makhluk tersebut, namun setelah itu kulit Samuel mulai beregenerasi dengan perlahan.
"Kekuatan regenerasi itu muncul lagi !" gumam Samuel sambil melihat ke arah luka di ulu hatinya.
Bos makhluk mutasi itu pun kembali mengeluarkan bunyi Yang memekakkan telinga, di saat yang sama makhluk mutasi di sekitarnya mulai membuat lingkaran yang mengepung samuel dari berbagai arah.
Suasana jadi semakin mencekam dengan keadaan Samuel yang terkepung, sementara dirinya masih memulihkan luka dan menjaga fokusnya terhadap makhluk mutasi di sekelilingnya.
Para makhluk mutasi itu menatap Samuel dengan tatapan haus darah, seolah Samuel adalah hidangan pembuka mereka.
Sementara itu di sisi lain stasiun bawah Tanah cave city.
"Lukanya sangat dalam ! Kita harus cepat mengobatinya !" Ujar drake dalam lorong sempit di sisi lain stasiun sambil menatap luka tusukan yang bersarang begitu dalam di tubuh triad.
Terlihat wajah triad semakin pucat,pandangannya kosong seolah jiwanya sudah tak menyatu, ditambah dengan nafasnya yang tersengal membuat triad sulit untuk fokus ke lingkungan sekitar.
Melihat hal tersebut, Bob segera mengambil alkohol dan perban dari ransel besarnya.
Dengan cekatan ia segera membasahi luka triad dengan alkohol untuk mencegahnya dari infeksi.
Namun entah mengapa Triad hanya terdiam, seolah tak merasakan rasa perih atau reaksi lain dari luka yang tersiram oleh alkohol tadi.
Kamari dan Darius yang melihat hal tersebut pun saling menatap bertukar pandangan seolah batin mereka sudah mengerti apa yang akan terjadi.
Darius melangkahkan kakinya mendekati Triad dan bob yang saat itu sedang mengobati luka di tubuh Triad yang malang
"Bob... Apakah ini akan berhasil?" bisik triad kepada bob.
Bob Terdiam sejenak, pandangannya yang gelap menggambarkan ia hanya bisa melakukan yang terbaik untuk menolong triad.
"Dia kehilangan banyak darah, aku tak yakin ini akan berhasil" ucapnya pelan sambil menundukkan pandangannya, namun setelah itu ia mengepalkan tangannya "Tapi.... Aku harus mencobanya Darius !" sambung Bob dengan penuh rasa peduli terlukis di kedua matanya.
Melihat Triad yang sudah sekarat, dalam benak Darius terpikirkan Samuel yang sedang menghadang puluhan zombie mutasi sendirian dalam lorong sunyi yang mencekam, Darius menatap ke langit langit,mengepal erat tangannya sambil bergumam"Samuel...berjuanglah!"
Kembali ke lorong utama stasiun bawah tanah tempat samuel dan para makhluk mutasi berada.
"Sedikit lagi... Berjuanglah tubuhku!" terlihat Samuel tengah menyemangati tubuhnya yang sedang beregenerasi.
Namun makhluk makhluk mutasi kecil tersebut tidak akan duduk diam menunggu Samuel pulih, dengan cepat mereka pun menyerang Samuel serentak dan tak ingin memberinya kesempatan.
Makhluk makhluk kecil itu terlihat sudah berkerumun menyergap titik tengah di mana Samuel berada, namun Samuel ternyata sudah berhasil menghindari terkaman mereka dengan cara melompat sebelum mereka berhasil meraihnya.
Terlihat Samuel di udara sedang mengangkat heavy swordnya tinggi tinggi dengan kedua tangannya."Tetaplah berkerumun makhluk rendahan !" teriak Samuel dari udara yang telah siap menghantamkan heavy swordnya dengan kencang ke arah makhluk makhluk tersebut.
"Blarr...!" Terdengar suara yang keras hingga membuat dinding stasiun bergetar oleh kekuatan serangannya yang berhasil menghabisi puluhan makhluk mutasi sekaligus.
Dengan posisi tegap Samuel mengacungkan heavy sword dengan satu tangan ke arah bos makhluk itu yang tengah berdiri tak jauh darinya "Giliran mereka sudah selesai... Sekarang costumer selanjutnya !" Ucap Samuel dengan tatapan penuh provokasi yang menandakan bahwa ialah yang lebih kuat dari semua makhluk di stasiun.
Melihat hal tersebut bos mutasi yang telah bertransformasi itu melompat dengan sangat cepat ke arah Samuel, namun karena Samuel sudah pernah melihat gerakan,serangan dan kecepatannya sebelumnya kali ini tubuhnya mampu beradaptasi dengan kecepatan dan pengelihatan yang jauh lebih tajam. Samuel menghindari gerakan gesit dari makhluk yang mencoba menyerangnya itu, sekali lagi mereka pun berduel dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Setiap serangan dari makhluk itu bisa di tangkis oleh heavy sword Samuel.
Sambil berduel dengan kecepatan tinggi, Samuel dengan santai mengatakan sesuatu kepada makhluk tersebut "Maaf kawan, hal yang sama tak akan mempan untuk kedua kali !" ucapnya yang memprovokasi makhluk itu lebih dalam.
Seolah mengerti dengan bahasa manusia makhluk itu pun melompat mundur hingga jarak diantara mereka cukup jauh.
Dengan tatapan mengerikan dari delapan mata tarantulanya, makhluk itu mendesis seolah mengatakan kepada Samuel bahwa ia belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Di saat yang sama, aura gelap yang pekat mulai mengelilingi makhluk tersebut, ia pun mengembangkan pipinya seolah akan ada yang keluar dari dalam mulutnya.
Benar saja, makhluk tersebut menyemburkan cairan ungu pekat ke arah Samuel dengan cepat.
Dengan reflek, tangan kiri Samuel mencoba menahan cairan tersebut,entah bodoh atau hanya reflek tangan yang menahan cairan ungu itu mengelupas hingga terlihat tulangnya.
Sontak Samuel pun merasakan sakit yang amat parah di sekujur tangannya, matanya membelalak melihat kondisi tangan kirinya yang hampir hancur, keringat mengucur deras dari wajahnya.
"Sial... ternyata tubuhku tak kebal dengan cairan asam !" ucapnya dengan rasa sakit yang menggerogoti tangan Samuel.
Makhluk itu melompat ke arah Samuel dan berniat untuk menggigitnya dengan taring tajamnya, untungnya dia berhasil menahan serangan tersebut menggunakan heavy sword di tangan kanannya walaupun ia sedikit terpental ke belakang bersamaan dengan makhluk tersebut yang masih mencoba menggigit Samuel dengan ganas di atas tubuhnya.
Samuel terus berusaha menahan tekanan dari makhluk diatas tubuhnya dengan satu lengan yang masih berfungsi, semakin lama Samuel menahannya makhluk itu pun semakin beringas seolah tau bahwa ini lah kesempatan yang paling bagus untuk menghabisi Samuel yang sedang terluka.
Seperti keajaiban yang datang atau memang tubuhnya sudah di suntikkan sesuatu sejak kecil, lengan Samuel yang hanya tulang belulang pun mulai meregenerasi otot dan kulitnya seperti semula dengan lebih cepat.
"Bekerja ! Ini bekerja ! Regenerasi ku meningkat drastis !" Gumamnya dengan penuh rasa lega karena percobaannya berhasil.
Otot,syaraf, dan kulit lengan Samuel pun hampir sepenuhnya beregenerasi dengan sempurna, tak ingin menyia nyiakan kesempatan itu Samuel mulai menggunakan tangan kanannya yang hampir pulih untuk mendorong heavy swordnya dan membuat makhluk itu terpental sedikit ke belakang.
Samuel segera mengejar makhluk itu.
Ia mengayunkan heavy swordnya beberapa kali ke tubuh makhluk tersebut.
Terdengar suara jeritan kesakitan tanda putus asa keluar dari mulut makhluk tersebut yang tak sempat menghindari sayatan heavy sword Samuel di udara.
"Kita lihat apakah kau akan bangkit kembali setelah ini !" teriak Samuel yang menebas makhluk itu terus menerus dengan penuh semangat dalam setiap gerakannya.
"Heiiyyaaa...!" Teriak Samuel memberikan tebasan terakhir hingga makhluk itu terpental menghancurkan dinding stasiun bawah tanah.