Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
!SEASON 1&2 DI SINI AJA, TIDAK TERPISAH!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 01 ; Season 1
AWAL PERTEMUAN YANG SIAL
Philadelphia, Pennsylvania — US
“Umm.. Excuse me!” Suara lembut mengalun hingga membuat pria berjas biru tua, rambut dan janggut warna putih serta kacamata. Ya! Pria itu sudah berumur, tapi dia pemilik club' yang saat ini mereka berdua datangi.
Pria itu menatap ke sosok wanita cantik berambut panjang nan lurus yang dikuncir rapi bak ekor kuda. “Ya?”
“Bukankah aku harus menemui seseorang untuk menerjemahkan bahasa mereka? Untuk apa kita datang ke... club'?” tanya Luna Diaz (27th). Wanita cantik yang mandiri dan sederhana, hanya mengenakan kemeja krem dan celana hitam.
“Tentu saja! Oh, maaf jika ini membuatmu tidak nyaman. Tapi... ” Pria tua itu mendekat ke Luna dan berbisik. “Klien sedang melakukan pertemuan rahasia, kuharap kau mengerti kan!”
Sedikit ragu dan merasa aneh, namun Luna hanya mengangguk faham. Toh, dia juga pernah bertemu klien di tempat-tempat yang absurd, meski kali pertamanya dia bertemu klien di sebuah club'. Oh, yang benar saja!
Luna melangkah masuk bersama pria tua pemilik club' tadi, melewati orang-orang yang tengah bersuka ria di sana. Aroma alkohol menyengat di lubang hidung Luna hingga rasanya ingin muntah.
Suara musik perlahan mulai mengecil seiring langkah Luna dan pria tua tadi turun ke lantai bawah yang khusus untuk ruang VIP saja. -‘Tenangkan saja dirimu Luna, ini hanya pekerja biasa!’ batin wanita cantik itu tersenyum paksa.
Menyadari wajah tegang Luna, tentu saja pria tua itu terkekeh kecil. “Jangan khawatir Nona, dia hanya klien biasa... Jika terjadi hal yang tidak diinginkan pasti sangat mudah melaporkannya langsung ke pihak berwajib!” jelas pria itu memberikan keyakinan.
Ya! Klien kali ini bukanlah pria kaya ataupun berpengaruh. Mungkin hanya pengunjung biasa yang ingin berbincang dengan teman atau tamunya di Philadelphia.
Ceklek! Pintu dibuka oleh seorang penjaga, “Silahkan!” pinta pria tua tadi mempersilahkan Luna untuk masuk terlebih dahulu.
“Hm!”
Wanita itu melangkah masuk dan melihat jelas, tiga pria yang kini tengah mengobrol. Namun saat kedatangan Luna, ketiga pasang mata itu menatap ke bersamaan ke arah Luna hingga menjadi pusat perhatian sekarang.
“Se-selamat malam!” Sapa Luna dengan senyuman ramah. Namun ketiga pria tadi tak ada respon.
Benar, dua pria berjas dan satu pria berkaos hitam yang duduk sendirian di sofa panjang. Entah apa yang ingin mereka debatkan. Namun, sepertinya mereka pria yang cukup ambisius melihat dari tatapan tegasnya dan iya, pria berkaos hitam begitu tampan.
“Silahkan duduk Nona.” Pinta pria berkaos hitam yang lebih terlihat tegas daripada dia pria berjas lengkap nan rapi.
Luna hanya mengangguk sopan, dia segera mendekat dan duduk di sisi sofa lainnya.
Ada yang membuat Luna risih saat pria berkaos hitam itu terus memperhatikannya tanpa berpaling. “Come ti chiami? (Siapa namamu)?” tanah pria itu yang duduk di sisi sebelah kanan Luna.
“Luna!” jawabnya tersenyum yakin dan berani menatap balik.
Kedua mata mereka saling beradu pandang sejenak lalu Luna berpaling untuk menghindarinya. Entah kenapa perasaannya begitu tak nyaman saat melihat pria itu, ya! Hanya pria itu saja.
“Miss, can you tell him to accept our offer. (Nona, bisakah Anda menyuruhnya menerima tawaran kita)?” salah satu pria berjas hitam rambut cepak dengan tatto yang terlihat di punggung tangan kanannya.
Luna menoleh dan kembali menatap pria berkaos hitam itu. “Ti chiede di accettare la sua offerta. (Dia memintamu untuk menerima tawarannya)." Jelas Luna kepadanya.
“Va bene! (Baiklah)!" balas pria itu melirik sekilas ke kedua pria tadi.
Setelah beberapa perbincangan singkat mereka, barulah dua pria berjas tadi mulai bangkit dari duduknya. “Terima kasih sudah berkenan menyewa jasaku Tuan....?”
“Enzo! Dan dia Liam Jackson." Sambung pria bernama Enzo pemilik rambut cokelat dan kulit putih.
Luna hanya tersenyum kecil, tak lama kedua pria tadi pergi sementara dia masih berada di ruangan yang sama dengan pria berkaos hitam yang entah siapa namanya.
“Aku belum menyuruhmu pergi Nona.” Ucap pria itu dengan bahasa Italia nya. Luna menoleh, menatap penuh ketegasan.
“Pekerjaanku sudah selesai Tuan. Jadi aku harus pergi! Selamat malam." Luna langsung saja bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Namun saat dia mencoba membukanya, -‘Apa? Bagaimana bisa terkunci?’
Luna mencoba mengetuk pintu tersebut dan memanggil penjaga yang berjaga di luar. Namun naasnya, penjaga itu sudah tidak ada di tempatnya.
“Terima kasih atas kunjungannya Tuan Enzo!” ucap pria tua pemilik club' yang rupanya mendapat sogokan dari Enzo. Dan jika kalian bertanya siapakah Enzo— maka jawabannya adalah Asisten!
Ya! Dia hanyalah asisten pribadi dari seseorang yang berkuasa di wilayah Italia.
.
.
.
“Tidak bisa pergi?” ujar pria yang masih duduk tenang di sofanya.
Luna berbalik dan menatap kesal dengan napas memburu. “Apa kau yang melakukannya?” kali ini tidak ada lagi ucapan sopan jika Luna sudah merasa terancam.
“Aku hanya pria biasa, dan aku duduk di sini sejak tadi. Did you forget? (Apa kau lupa)?”
Luna berkerut alis saat mendengar bahasa inggris yang keluar dari mulut pria Italia itu. Tentu saja itu sudah bisa ditebak bukan, tapi kenapa pria itu harus berbohong?? Dan siapa dia?
“Kau bisa memanggil namaku—” pria itu berjalan mendekatinya seusai meneguk segelas beer. Tentu saja Luna terpepet ke dinding dekat pintu. Pria itu menghampirinya dengan meletakkan kedua tangannya di tembok. “Almo!” bisik pria itu hingga membuat bulu kuduk Luna berdiri.
“Aku bisa melaporkan mu ke polisi jika kau berani kurang ajar." Ancam Luna tak kenal takut.
Mereka berdua saling beradu pandang. Almo sangat suka melihat wanita yang menggebu dengan berani. Senyuman miring terukir di bibir tipisnya. “Lakukan jika bisa.” Balas Almo.
Seketika sebuah cutter sudah mengacung tepat di perut Almo, saat Luna selalu menyiapkan dan membawa benda itu kemanapun dia pergi. Tentu saja untuk berjaga.
“Jika kau berani mendekat, aku tidak segan melukaimu.” Ancamnya membuat Almo mengambil jarak, namun dia menatap Luna dengan tajam.
Dalam sekali gerakan, Almo langsung merebut cutter itu dari tangan Luna sehingga pasrah lah wanita malang tadi. “Seharusnya kau belajar bela diri, jika musuhmu di atas rata-rata!” Almo membuangnya kesembarang arah.
Bersamaan dengan itu, Luna langsung berbalik menggedor pintu. Namun dari belakang tangan kekar Almo langsung melingkar ke perutnya dan menariknya dalam satu tarikan saja.
“LEPASKAN AKU SIALAN!!!” kesal Luna saat dia dibanting di sofa yang cukup lebar. Almo yang menduduki paha Luna, pria itu melepaskan kaosnya dan langsung menutup mata Luna dengan kaos tersebut sebelum memulai aksinya.
Sementara wanita yang berada di bawahnya itu mencoba meronta hingga berteriak. Namun sia-sia saja! Tangan Almo mencengkram rahang Luna, memberikan ciuman menggebu nan panas.
Luna yakin pria itu sangat berpengalaman, dari cara ciumannya. “HELP ME!!!!” teriak Luna di kesempatan saat mereka melepas ciuman.
“Credimi, lo adorerai! (Percayalah kepadaku, kau akan menyukainya)!" bisik Almo dengan suara beratnya itu hingga dia melumat daun telinga Luna sehingga wanita itu menggeliat.
Dia tak bisa menggerakkan kedua tangannya karena Almo menguncinya dengan tangannya. Mata tertutup kaos membuat pemandangan Luna menjadi gelap hingga dia mulai merasakan lidah basah Almo yang mulai bergerak lihai di kulit polosnya.
Pria itu menarik kaosnya dan memperlihatkan kedua mata Luna yang tertutup saat dia mulai menerobos masuk dengan paksa hingga Luna tersentak kaget dan membuka matanya dengan bibir sedikit terbuka dan mengeluarkan desahan kecil.
...°°°...
Hai guyss!!!! Saya kembali lagi dengan cerita baruuuuuu, sayangnya kali ini wanita nya bukan Indonesia yaaa.... Tapi jangan risau, ceritanya dijamin mmmmm..... karena cerita Ai To Fukushu sudah end, jadi aku harus ada pengganti cerita ye kannnnn 🤭
Semoga saja kalian suka dan semoga saja tidak membosankan. Aku memberikan satu bab dag-dig-dug untuk kalian 😁 Kisah cinta Mr. Almo Da Costa & Luna Diaz!!!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
LIKE ☑️
COMENT ☑️
VOTE ☑️
RATE ⭐ 5 ☑️
FAVORIT ☑️
Thanks and See Ya ^•^
memang hrs bulan-madu utk memupuk cinta mereka 😍🥰😘🤭🫢
ayah tirinya luna kyknya mau cari gara2 deh..
ungkapan cinta Almo membuat luna smkin percaya utk hidup bahagia bersama Almo.