Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Hari ini, Elea akan menjalani PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) dikampusnya. Sebenarnya Jarvas meminta untuk tidak mengikuti masa PKKMB untuk meminimalisir kemungkinan yang tak terduga namun Elea menolaknya. Ia bersikeras ingin mengikutinya. Entah mengapa semenjak Elea mengetahui identitas sepenuhnya Alan, ia merasa khawatir seolah banyak ancaman dan hanya berjarak 5 cm dari Elea.
Tak lupa, Alan juga memberi Elea seorang bodyguard untuk menjaganya selama berkegiatan di luar. Alan sudah membicarakan hal itu pada pihak kampus dan mereka tak keberatan asalkan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar mahasiswa lainnya. Tentu saja siapa lagi kalau bukan Lena dan Elea menerima itu.
Sedangkan Sarah? Elea memerintahkannya untuk membantu perusahaannya saja karna ia tidak memiliki orang yang bisa dipercayai lagi. Sedang El dan Denis tidak bisa dimintai pertolongan untuk memegang perusahaan sementara waktu karena mereka juga bekerja bersama Alan.
“Aku pamit” ucap Elea.
“Sayang, apa perlu aku menunggumu PKKMB?” Tanya Alan terlihat cemas.
“Silahkan, jika sudah bosan denganku!!” Ketus Elea dan melirik Alan dengan tatapan siap menerkam.
“Kau cemburu sayang?” Goda Alan.
“Pikirlah sendiri! Menyebalkan!!” Elea benar-benar kesal dengan Alan.
“Baiklah, aku akan menjemputmu. Ingat, tidak perlu kau tebar pesona pada pria mana pun kecuali padaku!” Peringat Alan.
“Aku berjanji. Namun aku tidak tahu jika ada seseorang atau bahkan beberapa orang yang terpesona padaku!” *WLEE* Elea mengejek kembali Alan dan sukses membuatnya cemburu hingga merah padam wajahnya saat ini.
“Lena, dengar! Jangan sampai ada pria manapun yang mendekatinya! Jika ada, pecahkan saja kepalanya langsung! Aku tidak peduli!” Titah Alan dan Lena segera mengangguk.
“Kak!!” Elea tak habis pikir dengan ucapan Alan.
“Aku hanya bercanda sayang. Masuklah. Aku akan pergi setelah melihatmu masuk” Alan berkata sambil memeluk Elea.
Ketika Elea mulai masuk, tatapan para lelaki semuanya tertuju pada Elea. Sedang Lena berjalan disampingnya. Elea tidak mau jika Lena berjalan dibelakangnya.
Setelah Elea menemukan rekan satu grupnya, Lena mulai menjaga jarak dengan Elea.
“Lea…” sapa Dadang.
“Dadang?” Elea tak menyangka bahwa Dadang akan menjadi rekan segrupnya.
“Ya, kita menjadi rekan segrup” ucap Dadang tersenyum senang.
Semua mata memandang Elea kagum, tetapi ada saja pandangan yang tak menyukainya. Namun Elea tak menanggapinya.
Elea tak menyadari bahwa sedari tadi ia sudah ditandai oleh seorang pria. Pria itu tertarik dengan Elea bahkan memiliki niatan untuk menjadikannya kekasih.
——————————————————————————————————————————
Empat hari sudah Elea menjalani PKKMB, dan semuanya aman terkendali.
Hari ini, hari pertama Elea menyandang status sebagai mahasiswi kampus impian semua orang. Ia mengambil jurusan kedokteran. Memang cita-cita Elea adalah menjadi seorang dokter hebat.
“Hai, siapa namamu?” Tanya teman sekelas Elea yang bernama Santi.
“Elea, dan kau?” Elea bertanya kembali.
“Irisanti, panggil saja Santi. Bolehkah aku duduk disampingmu?” Ucapnya.
“Tentu saja, silahkan” balas Elea.
Lena pun terpaksa harus mengikuti perkuliahan. Ia harus berpura-pura sama seperti Elea menjadi seorang mahasiswi.
Ketika perkuliahan telah usai, Elea menunggu Alan menjemputnya.
“Lena, aku sangat lapar. Bisakah kau membelikanku sesuatu untuk mengganjal perutku? Aku takkan kemana-mana, percayalah” ucap Lea.
“Baiklah, tunggu sebentar Nona dan jika terjadi sesuatu tolong segera hubungi!” Lena berlari untuk membelikan sesuatu untuk Nonanya.
Elea masih setia menunggu Alan dan Lena namun ada segerombolan pria yang mendekatinya. Elea mulai waspada.
“Elea Inglebert?” Tanya Kevin yang merupakan seorang ketua senat dikampus Elea.
“Ya” Elea menjawab seperlunya saja.
“Sudah selesai perkuliahanmu?” Tanyanya lagi hingga membuat teman-temannya bersorak riang.
“Sudah” jawab singkat lagi.
“Elea kau cantik sekali? Apa kau masih sendiri?” Tanya Albert teman Kevin.
“Wuuuuu” teriak semua teman-teman Kecin pada Albert.
“Mau ku antar pulang?” Tanya Kevin lagi.
Elea menggeleng dengan cepat. Ia tak ingin banyak berinteraksi dengan banyak lelaki.
“Kak Alan… Lena… Cepatlah datang, aku malas menghadapi para pria hidung belang ini…” Batin Elea.
Saat Lena datang, ia kaget melihat Elea sedang dikerubungi oleh 7 orang pria. Dengan secepat kilat Lena memecah kerumunan lalu melindungi Elea dari tatapan para kadal.
Lena memotret satu per satu wajah ke tujuh pria tersebut. Ia mengirimnya langsung pada Alan.
“Hey, siapa kau! Beraninya! Kemarikan ponselmu! Dasar ja*la*ng!” Ucap Tobias.
“Hahaha dia ingin ku celup saja rasanya!! Berani sekali!” Ujar Albert menjambak Lena hingga menampilkan leher jenjangnya dan mengunci kaki serta lengannya.
Elea sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia bangkit namun segera Lena mencegahnya.
“Kalian mencari masalah dengan orang yang salah” *cuiih* Lena meludahi wajah Albert dan segera mengadukan kepalanya pada hidung Albert hingga berdarah.
“Wuhuuuuu, kau menantangku rupanya!” Ucap Albert mengusap hidungnya.
Semua teman-temannya mengompori Albert hingga emosinya benar-benar memuncak hingga menjadi pusat perhatian semua orang.
Kevin yang sedari tadi terus saja memandangi Elea dan tak terusik dengan keributan yang terjadi benar-benar sudah hilang akal. Bagaimana pun caranya ia akan berjuang mendapatkan Elea.
Sedangkan di tempat lain, Alan sedang fokus mengendarai mobil untuk menjemput calon istrinya namun ia harus segera menepikan mobilnya untuk mengangkat panggilan dari Denis. Setelahnya ia melihat notifikasi chat dari Lena.
“SHIT!!!” Umpat Alan memukul kemudinya.
“Sudah ku duga! Elea menjadi primadona di kampus! Jika terjadi sesuatu pada Elea maka kalian akan ku habisi!” Emosi Alan memuncak.
Dengan kecepatan tinggi, Alan mengemudikan mobilnya. Tak lupa juga ia menghubungi Elea namun tak kunjung direspon, semakin menyala lah emosi Alan.
Kembali ke tempat Elea…..
“Lena, biar aku saja yang menghadapinya!” Elea mulai kesal dengan tingkah laku pria-pria itu.
“Tapi…” Ucapan Lena tergantung oleh bekapan tangan Elea.
“Sekalian aku ingin menguji coba kemampuanku!!” Ucapnya lagi.
Tanpa banyak bicara Elea melangkah maju pada Albert yang sudah mengambil ancang-ancang.
“Kau serius ingin melawanku Elea?!” Ejek Albert.
“Jadilah wanita yang jinak! Datanglah padaku, akan ku puaskan sampai kau tak bisa berjalan!” Ejeknya lagi.
BUGGGH!!!
Satu tinjuan tepat mengenai rahang kanan Albert.
“Banyak bicara! Kau bahkan tak pantas disebut pria! Beraninya kau berbicara padaku seperti itu hah!” Umpat Elea persis di telinga kiri Albert.
BRAAK!!
Albert langsung ambruk tak sadarkan diri. Sedangkan ke enam temannya hanya melongo tak percaya melihat kekuatan dari Elea. Dan beberapa mahasiswa yang melihat itu pun semakin kagum pada Elea.
Security kampus pun akhirnya datang menghampiri dan membubarkan kerumunan itu. Akhirnya Elea menemui Kabag Kemahasiswaan untuk ditanyai beberapa informasi. Mau tidak mau Elea harus mengikuti perintah kampus.
Lena yang sedari tadi selalu berkomunikasi dengan Alan pun harus ikut memasuki ruangan Kabag Kemahasiswaan menemani Elea dan menceritakan bagaimana kronologi kejadian tersebut.
Ketika Alan datang, ia langsung menuju Kasubag Kemahasiswaan. Pegawai bagian tersebut pun terkejut dengan kedatangan Tn. Muda Alan. Siapa yang tak mengenalnya. Sedang Elea? Hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa ia merupakan putri tunggal Jarvas.
“Tuan Muda Alan Taraka? Ada hubungan apa dia dengan Elea? Mengapa ia sangat tidak sopan, seolah-olah kampus ini miliknya dan kenapa juga ia langsung memeluk Elea?” Batin Kevin.
Elea, Lena dan Kevin memberikan kesaksian atas kejadian yang terjadi. Bahkan pegawai tersebut pun geram dengan tindakan Albert setelah melihat cctv sebagai bukti pendukung atas penjelasan dari ketiga mahasiswanya.