Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trik Kotor
"Sean, kenapa kau tiba-tiba mengganti sekertarismu?" tanya wanita yang sedang duduk di hadapannya. Wanita itu adalah Helena. Wanita yang sangat dekat dengan Sean.
Helena adalah wanita yang sangat anggun dan elegan. Penampilan serta perilakunya menggambarkan jelas kalau dia berasal dari keluarga kaya. Cara bicaranya juga lembut, parasnya juga cantik. Banyak pria yang mengangumi dirinya, tapi tidak banyak yang bisa mendekatinya.
"Lea, punya tugas lain di kantor cabang lain."
Selama ini Sean terkenal sangat pemilih dalam memilih sekertarisnya. Saat Helena pertama kali melihat Claire, dia merasa ada yang janggal. Penampilan Claire yang sederhana, tetapi memiliki paras rupawan, membuatnya sedikit curiga.
Helena tersenyum tipis. "Aku dengar dari Aletha, dia berasal dari desa. Apa itu benar?" tanya Helena dengan lembut.
Tidak ada emosi apapun di wajah Sean. Dia terlihat sangat tenang. "Apa saja yang sudah Aletha ceritakan padamu?" Kemarin malam, Sean sudah mengatakan pada bibinya dan Aletha untuk tidak menyebarkan apapun tentan Claire, terlebih lagi berita perjodohan mereka.
"Tidak ada. Dia hanya mengatakan kalau ada karyawan baru di kantormu yang berpendidikan rendah berasal dari desa."
"Ya." Sean terlihat acuh tak acuh.
"Bukankah itu sekertarismu?" Helena menunjuk meja yang berada di pojok restoran itu.
Sean mengangkat kepalanya mengikuti arah pandangan Helena. Dia melihat Claire sedang makan bersama dengan Rafa. Ekpresi wajah Sean terlihat datar, tidak terlihat suasana hati apapun. Hanya sorot matanya saja yang menajam.
"Apa mereka sepasang kekasih? Mereka terlihat sangat dekat."
Sean menarik pandangannya dari Claire lalu menatap ke arah Helena sejenak dan kembali melanjutkan makan siangnya. "Makanlah, jangan pedulikan orang lain."
Melihat Sean yang nampak tidak begitu peduli dengan karyawan barunya, Helena merasa senang. "Baik," jawab Helena sambil tersenyum manis.
******
Saat Claire kembali ke kantor dari makan siang bersama dengan Rafa, semua orang nampak menatapnya sambil berbisik-bisik. Beberapa melemparkan tatapan jijik bahkan mengejek ke arah Claire.
Claire tentu saja menyadari hal itu, meskipun begitu, dia seolah acuh tak acuh dan tidak menghiraukan orang-orang yang menatapnya dengan wajah mencemooh.
"Dasar tidak tahu malu. Setelah menggoda CEO Sean, kini dia dengan berani menggoda orang lain juga." Ucapan tersebut diucapkan orang yang secara terang-terangan bicara ketika melewatinya
"Sudah aku duga, kalau dia memang bukan wanita baik-baik. berpura-pura lugu, tapi menggoda banyak pria."
"Iya benar. Pantas saja dia berani dengan Aletha, ternyata dia memiliki hubungan dengan CEO kita."
"Apa yang sebenarnya CEO kita lihat dari gadis kampung seperti dia?"
"Aku memang sudah menduga kalau dia sudah menaiki ranjang CEO Sean. Kalau tidak, bagaimana bisa dia dengan cepat diangkat menjadi sekertarisnya."
"Aku rasa dia pasti menjebak CEO kita. Tidak mungkin CEO kita mau dengan wanita seperti dia jika dia tidak melakukan hal kotor."
"Benar. Wanita seperti dia pasti akan melakukan apapun supaya tujuannya tercapai."
"Iyaa, lihat saja, menempel dengan siapapun yang dianggap menguntungkan."
Berbagai cibiran terdengar di telinga Claire dan Rafa ketika mereka berjalan dari loby menuju ruang mereka. Setelah berada di dalam lift, Rafa tidak tahan lagi untuk bertanya pada Claire. "Claire, apa benar kau memiliki hubungan khusus dengan CEO Sean?" tanya Rafa hati-hati.
Sebenarnya Rafa sama dengan yang lainnya. Dia juga penasaran, bagaimana bisa Claire diangkat sebagai sekertaris hanya dalam hitungan hari bekerja di perusahaan tersebut. Apalagi dia diangkat menjadi sekertaris Sean.
"Tentu saja tidak."
Claire menjawab dengan wajah acuh tak acuh. Dia tidak peduli dengan orang lain bicara apa tentangnya. Selagi dia tidak seperti itu, dia tidak mau menghabiskan tenanganya untuk mengurus hal-hal tidak penting.
Rafa manggut-manggut. "Sepertinya ada yang menyebarkan gosip buruk tentangmu."
"Aku tidak peduli orang lain mau bicara apa tentangku."
Mereka berjalan menuju ruangan mereka dan langsung di sambut oleh Sisy. "Claire, kemari." Sisy menarik Claire untuk duduk di tempt duduknya.
"Apa kau sudah lihat tentangmu?" tanya Sisy antusias.
Claire terlihat tidak berminat sama sekali untuk tahu. "Berita apa?" Rafa bertanya dengan cepat.
"Berita kalau Claire pernah menghabiskan malam bersama dengan seorang pria dan juga tertangkap kamera masuk ke dalam kamar hotel bersama dengan orang yang mirip dengan CEO Sean," jawab Sisy.
Claire yang semula tidak peduli, seketika menoleh pada Sisy. "Di mana kau melihat beritanya?"
"Beritamu tersebar di internet. Beberapa menit lalu ada seseorang tidak dikenal mengunggah fotomu. Berita ini sudah tersebar di seluruh kota S. Lihat saja sebelum dihapus."
Berita itu menjadi pembicaraan hangat semenjak berita itu diunggah, tetapi berita buruk mengenai Sean biasanya tidak akan bertahan lama. Di kota S tidak ada yang berani menyinggung Sean. Siapapun yang berani menyinggungnya akan berakhir menyedihkan.
Claire langsung mengecek di ponselnya. Di sana terlihat beberapa foto. Foto ketika dia sedang mencium Sean, ketika dia memasuki kamar hotel bersama Sean dan ketika dia keluar dari kamar hotel sendirian mengenakan baju kemeja Sean dan kacamata hitam besar menutupi wajahnya. Meskipun wajah Sean di blur, tetapi orang bisa mengenalinya dengan mudah.
Itu adalah foto-foto ketika dia sedang mabuk dan tidak sengaja bertemu dengan Sean di hotel kota A. Tapi bagaimana bisa ada orang lain yang berhasil menangkap kebersamaan mereka di kota A dan menyebarkannya?
"Apa benar pria yang bersamamu di hotel itu adalah CEO Sean?"
Pertanyaan Sisy tidak di gubris oleh Claire. Dia kemudian berjalan keluar ruangannya. Claire pergi ke ruangan Sean, tetapi ternyata Sean belum kembali dari makan siang. Claire terpaksa menunggunya sampai kembali.
Setelah menungu selama satu jam, Sean kembali bersama dengan asistennya. "Kenz, tunggu di luar."
Setelah Kenz keluar, Sean mendekati Claire. Dia memegang dagunya dengan sedikit kekuatan. "Apa kau sungguh semurahan itu? Menggunakan kakek tidak berhasil, sekarang kau mencari cara yang lain untuk menjeratku?"
Nada bicaranya menusuk. Ekpresinya menjadi suram, nampak sepercik amarah dalam matanya. Tubuhnya memancarkan aura menakutkan. "Apa kau tidak sesabar itu untuk menjadi istriku sehingga melakukan trik kotor seperti ini?"
Claire menurunkan tatapan matanya ke bawah, menujukkan ekpresi menertawakan diri sendiri.
Dia saja baru melihat beritanya, bahkan dia tidak tahu bagaimana bisa foto mereka tersebar. Sean bahkan tidak bertanya lebih dulu padanya, tetapi dia sudah mengambil kesimpulan sendiri.
Di sini, dia yang dirugikan, wajah Sean di blur, tetapi di foto itu wajahnya terlihat jelas. Bukankah sudah jelas siapa yang dirugikan dalam hal ini. Dia juga korban, tetapi kenapa Sean justru menyalahkannya?
"Tuan Sean. Kau salah paham. Sudah aku bilang aku tidak berminat menikah denganmu dari awal. Masalah ini aku tidak tahu menahu. Aku justru ke sini ingin bertanya padamu."
Sean masih menatap Claire dari dekat, matanya semakin suram. "Kau mau membodohi siapa? Aku kira setidaknya kau memiliki harga diri sedikit saja, tetapi ternyata kau tidak ada harga sama sekali. Nahkan wanita murahan saja masih ada harganya."
Kata-kata Sean sangat tajam dan langsung menusuk hatinya. "Tuan Sean. Bukan aku yang melakukannya. Kau tidak perlu menghinaku seperti ini. Kalau kau tidak suka karena aku menerima perjodohan ini, maka aku akan bilang pada kakek untuk membatalkan pernikahan kita."
Cengkraman di dagu Claire semakin kuat. Mata hitam Sean semakin pekat, mengandung aura dingin yang bisa membuat orang menggigil.
"Kau mau memainkan trik apa lagi? Kau ingin membuat jijik siapa? Claire, kau sungguh membuatku muak."
Bersambung...
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor