ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
...POV Wulan...
Dua hari telah berlalu Hari ini ibu sudah di perbolehkan pulang. Tatapan mata dan sikapnya membuatku gundah, akhirnya aku memilih menjauh-jauh saja darinya dari pada nanti mas Rendi mencurigai aku
"Bu Kita sudah bisa pulang, tapi maaf Rendi gak bisa bawa ibu dalam keada'an sehat.rendi akan berusaha untuk menyembuhkan ibu Jadi ibuk sabar ya?'' jelas mas Rendi pada ibunya yang tengah duduk di atas kursi Roda.
yang membuat aku Kesal Najwa masih tampak mendampingi mas Rendi sampai saat ini
"Iya bu Najwa akan bawa dokter spesialis nanti untuk menangani penyakit ibu," jelasnya reflek aku mencibir mendengar ucapannya
Hari terus berlalu, siang ini aku sengaja menemui ibu di kamarnya. Wanita renta itu masih memandangiku dengan melotot. Sontak aku pun melirik ke kiri dan kanan melihat keada'an. Karena aku masih ingin memastikan ibu benar mendengar percakapan aku dengan Anton atau tidak
"ibu" sapaku meremas Punggung tangannya, mata ibuk melotot memerah mulutnya tampak mereng ingin membicarakan sesuatu.
Tuhan masih menyayangiku dengan membuat ibu lumpuh dan tidak bisa bicara. Setidaknya aku tidak takut sekarang Kalau tidak bisa habis aku mana hartanya belum juga aku dapatkan
"Ibu Ada apa sih dengan Wulan. Ibu gak suka wulan ada disini?" tanyaku memasang wajah polos seolah olah tidak terjadi apa apa,ibu tampak bergerak sedikit kencang dan coba mendorongku Aku terdiam dapati perlakuan itu
"Apa ibu mendengar semua percakapanku di taman?" tanyaku kembali memastikannya. sejenak wanita itu diam dan kembali bergerak. Binar matanya berkaca-kaca hingga meneteskan bulir air mata Nafasnya terlihat sesak lagi
"Pp-pergi... !" desisnya sesak
aku berdiri melihat ibu histeris, di saat itu juga bersama'an mas Rendi datang. Melihat ibunya tampak tak baik dia reflek bertanya kepadaku
"Ada apa wulan Kenapa ibu seperti ini?" tanyanya kuatir, sigap aku membuat Alasn supaya mas Rendi tidak mencurigaiku
"Itu mas, tadi aku bicara soal Najwa sama ibu jadi mungkin ibuk kebawa emosi dan gitu deh mas histeris," ujarku.mas Rendi berdesih kesal mendekati aku
"Kamu bisa tidak Wulan gak usah bicarakan hal hal yang gak penting dong dalam keada'an begini," tuturnya
"apakah tidak salah kamu bicara seperti ini mas,meskipun aku tidak membicarakan Najwa dengan ibu.pasti ibumu juga kefikiran dengan sikap arogan Najwa"
"seharusnya kamu Jangan terlalu dekat dengan Najwa supaya fikiran ibu tenang"kesalku langsung menjauh sembari menghela nafas berat
Aku harus bagimana, ibuk benar-benar tak bisa melihatku. Aku tidak mungkin terus terusan menjauh darinya. Aku harus selesaikan semua ini sebelum ibuk buka mulut
Aku harus asut mas Rendi secepatnya supaya wanita itu mengembalikan Harta mas Rendi padanya Setelahnya aku akan pergi jauh bersama Mecca dan bayi ini
Aku akan Kembali mencari paman dari deddy yang kabarnya berada di luar negeri lagian hidup disini hanya membuat aku mati ketakutan, belum lagi kasus dari mantan suamiku itu. Aku tidak ingin hidup bersama manusia iblis seperti Anton
Sore ini saat mas Rendi telah kembali dari kesibukan menjaga dan mengobati ibunya, aku langsung memasuki kamar
"Mas, ini sudah satu bulan lebih aku belum lagi datang bulan Kita harus segera cek dan berikan bukti pada wanita itu aku tidak mau harga diri kamu terus di permainkan olehnya"
"belum lagi dengan ibu aku sangat kasian pasti ibu merasa tertekan dengan sikap Arongan Najwa yang tidak ibu sukai" ujarku, mata Mas Rendi sedikit terbuka terkejut mendengar penuturanku
"Sayang kamu beneran telat datang bulan," jawab nya sumberingah Aku mengangguk dengan senyum
"Iya mas,"wajah mas Rendi langsung memancarkan binar bahagia berseri dan memelukku erat
"Baiklah sayang kita akan segera cek up ke dokter," lirih terharu sembari tetap merangkulku
"Baik mas, ayo mau tunggu apa lagi kita pergi sekarang ke dokter"ajakku, mas Rendi penuh semangat segera bersiap hendak pergi bersamaku