Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Ceklek
Pintu pun terbuka menampakkan wanita cantik yang berdiri di hadapannya, "Kak Mila apa aku boleh masuk?" tanya Riri adik kandung Hendra mantan suaminya.
Hanya ririlah keluarga Hendra yang selalu bersikap baik dan ramah pada Mila saat Mila berkunjung ke rumah mertuanya, dia tidak pernah menyinggung soal apapun untuk menyakiti hati Mila.
Riri adalah sosok gadis baik dan bijaksana yang selalu membela Mila saat ibunya terus memojokkan dan menyinggung Mila karena tak kunjung hamil.
Mila terseyum melihat adik mantan suaminya yang datang mengunjunginya "Tentu saja. Ayo masuk dek." Ajak Mila pada gadis itu.
"Duduklah, biar kakak ambilkan minum untuk mu terlebih dahulu ya dek!"
"Tidak perlu kak, aku kemari hanya untuk bertanya sesuatu kepadamu kak." Riri langsung memegangi tangan kakak iparnya dengan begitu erat.
"Ada apa?'' tanya Mila saat melihat raut wajah sedih gadis yang ada di hadapannya itu. "Apa ada masalah" Tanya Mila lagi.
"Apa benar kalian sudah bercerai kak?" tanya Riri dengan suara yang menahan tangisnya.
Mila terseyum dan mengelus tangan adik mantan suaminya itu, "Kita sudah tidak jodoh dek, kakak juga tidak bisa memaksakan hubungan itu terus berlanjut mungkin berpisah adalah jalan yang terbaik untuk kami"
"Semudah itu kak."
Mila menggelengkan kepalanya terus berusaha untuk tidak menangis di hadapan adik mantan suaminya. "Tidak semudah itu dek tapi kakak akan berusaha untuk melupakan semuanya, karena mas Hendra juga berhak memilih kebahagiaan nya sendiri."
"Tapi kak!"
"Jangan pernah memaksa kakakku untuk masuk ke lubang yang sama Riri, aku tidak pernah mengijinkan kakakku untuk kembali lagi pada pecundang itu." Mia membuka suaranya, yang sedari tadi hanya diam saja melihat interaksi dua wanita yang berada di hadapannya.
"Mia jaga bicaramu dek tidak baik mengatakan hal itu pada tamu kita." Ucap Mila menasihati adiknya.
"Lalu aku harus bagaimana kak keluarganya sudah sering menghina mu, dan mereka juga tega berbuat kasar padamu apa aku harus diam saja?" Ucap Mia yang sedikit menaikkan intronasi suaranya.
"Dek sudahlah,"
"Tidak apa-apa kak, Mia benar keluarga ku memang sangat jahat padamu!"
Mia tersenyum sinis mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Riri, "Sekarang kau pergilah dari rumah kami jangan pernah ganggu ketenangan kami lagi aku sudah muak dengan tingkah keluarga mu terhadap kakakku" Usir Mia pada Riri.
"Maafkan keluargaku kak yang selalu menyakiti hati mu. Maaf" Riri pun berlari keluar dari rumah Mila dengan deraian air matanya.
Setelah Riri pergi Mila menatap adiknya yang kini sedang terbakar emosi. "Sudahlah dek lupakan semuanya kita tidak perlu dendam pada mereka, yang harus kita lakukan adalah membuktikan bahwa kita mampu untuk melewati ujian hidup ini. Masalalu biarlah menjadi cerita namun bukan untuk di kenang." ucal Mila dengan bijak
Mia memeluk kakaknya, "Maafkan aku kak, aku tidak bisa jika harus diam saja jika sudah menyangkut keluarga pecundang itu. Kau terlalu baik mereka pasti akan menyesal sudah membuang batu permata demi batu kerikil" Gumam Mia dalam hatinya.
Mila mengelus punggung adiknya dengan penuh kasih sayang, "Sudah jangan menanggis lagi kita mulai semuanya dari awal lagi, okey"
Setelah selesai dengan drama yang baru saja terjadi, Mila pun melanjutkan pekerjaannya di dapur sedangkan mia masih sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya.
Setelah masakan sudah terhidang semua di meja, kini pintu pun kembali di ketuk sedikit keras oleh seseorang. "Siapa itu? apa keluarga dari mas Hendra lagi" Gumam Mila bertanya-tanya dalam hatinya. Kemudian ia pun berjalan untuk membuka pintunya dengan sedikit ragu-ragu,
"Jika dari keluarga mas Hendra aku harus bagaimana dan bagaimana nanti dengan reaksi Mia"
Dengan terpaksa Mila pun membuka pintu rumahnya untuk melihat siapa yang datang. Karena sedari tadi pintu terus di ketuk dengan sedikit keras.
"Iya tunggu sebentar" Ucap Mila sedikit berteriak dan membuka pintu rumahnya.
ceklek
Mila terkejut saat melihat beberapa pria berjas hitam dan berbadan besar berdiri di hadapannya, ia sedikit memundurkan langkahnya saat melihat raut wajah mereka yang sangat menyeramkan bagi Mila.
"Maaf mau cari siapa ya?" Mila memberanikan dirinya untuk bertanya kepada salah satu di antara pria kekar itu.
"Apa benar anda nona Mila Agatha" Pria berjas hitam itu pun balik bertanya kepada Mila.
"Iya saya sendiri, ada apa ya?"
"Mari ikut kami untuk menemui tuan muda beliau sedang menunggu anda di mansion utama" Ucap pria itu sambil memberi jalan untuk Mila.
Namun Mila masih tidak mengerti siapa yang di maksud pria itu, "Nona saya mohon ikutlah dengan kami sekarang juga karena kami tidak punya banyak waktu lagi.'' Ucap pengawal itu lagi karena sedari tadi Mila hanya diam di tempat dengan raut wajah bingungnya.
"Ada apa kak" Tanya Mia yang datang menghampiri kakaknya. "Siapa mereka kak?'' bisik Mia pada kakaknya.
Mila menggelengkan kepalanya "Kakak juga tidak tahu dek."
Pengawal itu pun mengerti tentang kebingungan Mila ia pun langsung memberi tahu mila dengan sangat detail, Mila yang paham dengan perkataan pengawal itu pun mengangguk mengerti dengan penjelasan pria itu.
Dengan sedikit terpaksa Mila pun ikut pergi bersama dengan para pria berjas hitam itu untuk menemui tuan muda ke mansion utama.
"Kakak yakin akan ikut mereka" Tanya mia dengan wajah khawatir saat kakaknya di bawa oleh beberapa pria bertubuh kekar itu.
"Kamu tenang aja dek semuanya aman, lagi pula Pak Juna juga sudah mengatakan hal ini pada kakak saat interview tadi siang" Bohong Mila agar adiknya tidak merasa cemas dan khawatir padanya.
"Baiklah kalau begitu semoga semuanya lancar kak" Mia pun melepaskan tangan kakaknya.
Mila pun tersenyum pada adiknya, para pengawal itu pun membawa Mila masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan halaman rumah Mila, sedangkan Mia hanya menatap mobil yang sudah membawanya pergi menjauh.
Di dalam perjalanan Mila hanya diam tak bertanya apapun pada pria yang membawanya pergi ke mansion, Mila sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Adakah tuan muda itu akan menghukum ku karena sudah menyebabkan kekacauan di rumah istana nya? apa mereka akan. menghukum ku karena hal itu"
Kini mobil yang di tumpangi Mila pun sudah sampai di mansion utama, salah satu dari mereka membukakan pintu untuk Mila.
"Mari ikut saya nyonya" Ajak pengawal itu menyadarkan mila dari lamunannya. Mila hanya menurut saja dan mengikuti kemana pria itu membawanya pergi.
Dari kejauhan Mila melihat Juna sudah berdiri menunggunya di depan pintu mansion membuat Mila sedikit gugup dan ketakutan, ia mulai meremas tangannya yang kini sudah mulai berkeringat.
Mila terus berjalan mendekat ke arah juna, namun tiba-tiba pandangan mengelap mila pun jatuh tak sadarkan diri. Membuat para pengawal yang bersamanya terkejut dan begitu juga dengan Juna yang sedang berdiri di sana.
Bersambung.
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰