Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32. Salah Pecat
"Lepaskan, apa yang kamu lakukan?" Nadia menginjak ujuk kaki Monica hingga Monica berteriak kesakitan, dan melepaskan jambakannya pada rambut Nadia.
Nadia membenarkan rambutnya lagi dan sedikit kesakitan dikulit kepalanya.
Sedangkan Monica masih mengaduh kesakitan, Monica menjadi semakin marah dia melayangkan tangannya hendak menampar Nadia.
Namun tangan Monica hanya berhenti diudara karena seseorang menahan tangannya.
"Jangan berani menyakiti teman ku!" titah Lita menahan tangan Monica dan menghempasnya secara kasar.
"Kamu, oh, sekarang kamu berani melawanku hanya karena jalang ini." Tunjuk Monica pada Nadia yang sedang merapikan rambutnya.
"Jalang, aku rasa itu kamu, dan dengar baik-baik, aku selama ini diam bukan karena aku takut sama kamu, tapi aku hanya tidak ingin membuat keributan, namun sekarang kamu sudah keterlaluan, membuat kesabaranku hilang." Lita tidak akan diam lagi melihat Nadia yang sudah dianggap teman disakiti oleh Monica.
"Oh baiklah, berarti kamu tidak mau bekerja lagi, kamu dipecat." Ucap Monica memutuskan sendiri memecat Lita.
Lita sama sekali tidak takut, dia membela siapa yang benar, jika dia harus kehilangan pekerjaan dia sudah rela, Lita memang sudah tidak tahan lagi melihat Monica menggunakan jabatannya untuk menindas bawahannya.
Sedangkan karyawan lain yang menyaksikan, semua mengatai Lita, karena takut pada Monica dan berakhir dengan pemecatan.
"Makanya, jangan suka ikut campur urusan orang lain, dipecat 'kan. Jaman sekarang susah lagi cari kerja." Ujar beberapa orang yang takut pada Monica.
Sebenarnya mereka tau kalau Nadia dan Lita tidak bersalah, tapi mereka semua takut kalau melawan Monica, karena akan dipecat seperti Lita.
Lita menatap satu persatu rekan kerja yang mengatainya dan memihak pada Monica.
"Aku bukan kalian yang menjilat pelacur seperti dia, demi kebenaran aku tidak takut kehilangan pekerjaan ini." Ujar Lita pada semua rekan kerjanya, dan menunjuk pada Monica, mengatai Monica pelacur.
"Kurang ajar." Monica langsung ingin menampar Lita, karena mengatainya pelacur. Namun lagi-lagi tangan itu ditahan oleh Lita, dan meremas tangan Monica hingga membuat Monica menjerit kesakitan.
Nadia langsung melerai, dan mencoba melepaskan tangan Lita dan Monica.
"Sudah hentikan, Bu Monica, aku minta maaf dan aku mohon, jangan pecat Lita, dia sangat butuh pekerjaan ini." Mohon Nadia agar Monica tidak memecat Lita yang sudah jadi temannya.
"Nadia, apa yang kamu katakan, aku lebih baik dipecat dari pada melihatmu ditindas oleh pelacur ini." Lita tidak akan rela Nadia memohon pada wanita seperti Lita.
"Tidak apa-apa Lita, ini semua salahku, aku yang bertanggung jawab." Nadia tidak mau kalau Lita sampai dipecat karena membela dirinya.
"Bagus kalau kamu sadar diri, orang miskin seperti kamu memang tidak pantas dengan CEO Kenzo." Ujar Monica lagi tidak tau kalau Kenzo dan Nadia suami istri.
"Aku tidak akan memberikan toleransi lagi, kamu tetap dipecat, kecuali kamu berlutut padaku dan memohon maaf, jadi aku akan memikirkannya nanti." Ujar Monica lagi, ingin Nadia berlutut dikakinya meminta agar tidak memecat Lita.
"Jangan, Nadia, kalau kamu mau berlutut, aku tidak mau mengenal kamu lagi." Lita langsung merangkul Nadia agar tidak memohon lagi untuknya.
"Tapi..." Ucapan Nadia terpotong karena Lita segera menimpali. "Jangan risaukan aku, aku tidak apa-apa hilang pekerjaan ini, asal kamu tidak memohon pada pelacur ini." Lita sangat marah, sekarang saatnya dia melawan Monica yang sudah sangat keterlaluan pada bawahannya.
Moni sekali lagi ingin menampar Lita karena Lita terus saja mengatainya pelacur.
Namun sekali lagi tangan Monica hanya terhenti diudara karena seseorang.
"Hentikan!" titah seseorang yang tidak lain adalah Bagas. Bagas diperintahkan oleh Kenzo untuk mengurus kekacauan yang Monica buat.
Mendengar suara Bagas, Monica langsung berbalik dan mendekati Bagas dengan wajah yang dibuat tertindas oleh Lita dan Nadia.
Monica tidak tau kalau Bagas sudah melihat siapa yang menindas.
"Pak Bagas, lihat kedua perempuan itu, mereka menindasku, dan karyawan baru itu berani menggoda Pak Kenzo," adu Monica dengan wajah dibuat-buat agar Bagas percaya kalau Lita dan Nadia lah yang menindas nya.
"Menggoda apa, Bos sama Nyonya Bos suami istri jadi wajar saling menggoda." Gumam Bagas dalam hatinya dan matanya menatap Nadia yaitu Nyonya bos.
Bagas yang sudah tidak tahan melihat Nadia dimaki, dia ingin mengatakan kalau Nadia adalah istri Kenzo. Namun bagas tidak jadi mengatakannya karena melihat Nadia memberikan kode padanya agar tidak mengungkapkan identitasnya didepan Monica dan yang lainnya.
Bagas yang paham dengan kode lirikan mata Nadia, dia tidak jadi mengungkapkannya.
Monica terus saja mengadu dan menjelek-jelekkan Nadia dan Lita pada Bagas.
"Pak Bagas, anda harus memecat kedua wanita itu, perusahaan akan berdampak kalau kedua wanita itu masih bekerja disini." Ujar Monica ingin Bagas memecat Nadia dan Lita.
"Baiklah, aku akan memecatnya," Ucap Bagas menghampiri Nadia dan Lita.
Monica yang melihat Bagas menghampiri Nadia, dia sudah sangat senang karena berpikir kalau Bagas akan memecat Nadia dan Lita.
"Rasain, makanya jangan berani macam-macam denganku." Gumam Monica sudah sangat senang.
"Sekarang, kamu kemasi barang kamu, dan keluar dari perusahaan ini, kamu dipecat." Bagas menunjuk pada Monica yang artinya Monica lah yang dipecat.
Perasaan senang dan wajah riang Monica kini berubah menjadi masam dan malu sendiri karena bukan Nadia dan Lita yang dipecat tapi dirinya.
"Pak Bagas, apa yang anda katakan, yang harus dipecat bukan aku, tapi kedua jalang itu." Tunjuk Nadia protes karena dia pikir Bagas salah memecat orang.
"Aku sudah melihat tadi siapa yang menindas Nyo--" Bagas tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Nadia menggeleng, Bagas langsung mengganti ucapannya. "Kamulah yang menindas Nadia dan Lita." Ucap Bagas, sedikit tidak canggung menyebut Nadia dengan nama, tanpa embel-embel Nyonya.
"Pak Bagas, anda salah, bukan aku yang harus dipecat, tapi mereka karena merusak citra perusahaan." Bantah Monica lagi.
"Aku bukan orang bodoh, aku tau mana yang benar dan mana yang salah. Aku putuskan kamu dipecat, dan kamu diblacklist, jadi tidak ada perusahaan yang akan menerima anda." Putus Bagas tetap memecat Monica.
Monica sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, dia sudah dipecat walaupun tidak rela dia harus segera keluar dari perusahaan ini.
Namun sebelum pergi dari situ, Monica menatap tajam pada Nadia dan Lita. "Aku tidak akan membuat kalian tenang, aku akan membalas kalian nanti." Gumam Monica dalam hatinya dan masih menatap Lita dan Nadia begitu tajam.
Lita tersenyum senang, dia menjulurkan lidah pada Monica. "Kasian deh, mau pecat orang tapi malah dirinya yang dipecat." Ledek Lita pada Monica semakin membuat Monica marah.
Setelah Monica pergi, Bagas segera menghampiri Nadia. Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Bagas pada Nadia.
Nadia menggeleng. "Terimakasih Pak Bagas sudah membelaku." Nadia berterimakasih pada Bagas karena sudah membelanya.
Bagas tersenyum, dia pun pergi dari ruangan itu. "Kalau begitu, aku permisi, kalian lanjutlah bekerja." Setelah itu Bagas langsung keluar.
Bersambung.