NovelToon NovelToon
Pesona Pria Seratus Juta

Pesona Pria Seratus Juta

Status: tamat
Genre:Tamat / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Harem
Popularitas:5M
Nilai: 4.8
Nama Author: DF_14

Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.

Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.

Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.

Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Shhh... Arrrgghh!" Renata meringis merasakan lututnya sakit ketika seorang preman berbaju hitam mendorong tubuhnya, sehingga dia terjatuh mengenai aspal dan lututnya terluka.

Renata segera menundukkan kepalanya, ketika preman tersebut akan menampar dirinya. Dia sangat ketakutan sekali.

"Cewek brengsek! Berani lu..."

Namun, Renata merasakan ada sesuatu yang aneh, mengapa preman tersebut tiba-tiba berhenti berbicara dan tidak jadi menamparnya.

Perlahan-lahan Renata mendongakkan kepalanya ke atas, betapa terkejutnya dia saat melihat ada seorang pria yang sedang berdiri untuk melindunginya. Pria tersebut menahan tangan seorang preman yang hampir saja menampar Renata.

Terlihat Farrel yang sedang menahan tangan seorang preman berbaju hitam, preman itu hampir saja akan menampar Renata. Beruntung dengan sigap Farrel segera menahan tangan preman itu.

Rupanya Farrel telah memutuskan untuk mengikuti Renata secara diam-diam, dia hanya ingin memastikan bahwa Renata pulang ke rumahnya dengan selamat. Namun dia dibuat terkejut ketika melihat ada tiga orang preman datang mengganggu Renata, sehingga Farrel segera keluar dari mobilnya dan berlari untuk menyelamatkan wanita itu.

"Kurang ajar! Berani lu ikut campur urusan kita!" bentak salah satu diantara ketiga preman tersebut.

Kemudian ketiga orang preman itu segera menyerang Farrel.

Farrel sedari remaja memang sering mengikuti kelas karate, sehingga dia terlihat sangat tenang menghadapi serangan dari ketiga orang preman itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Terjadi perkelahian diantara mereka berempat, tepatnya satu lawan tiga.

Farrel menahan tangan salah satu preman yang hampir saja akan meninju wajahnya, dia melilitkan tangannya ke belakang dengan keras.

Krek!

Membuat preman tersebut menjerit kesakitan, merasakan tangannya terkilir. Sedangkan kakinya menendang seorang preman berbaju kuning yang akan menyerangnya, membuat preman tersebut terjungkal ke aspal.

Preman berbaju hitam tidak tinggal diam, dia melayangkan pukulan ke arah Farrel, dengan gerakan cepat Farrel segera menghindar, kemudian dia memberikan banyak pukulan ke wajah preman tersebut.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Dalam hitungan menit, Farrel bisa mengalahkan mereka bertiga.

"Arrghh!" Ketiga orang preman merintih kesakitan, mereka saling memberikan kode dengan lirikan mata mereka. Sehingga mereka pun segera berdiri dan berlari terbirit-birit meninggalkan Farrel dan Renata.

Farrel ingin mengejar mereka, tapi dia mengurungkan niatnya, dia lebih memilih untuk menolong Renata.

Saat ini Renata masih terduduk di aspal, dia sangat terkesima dengan kehebatan Farrel yang bisa menaklukkan tiga orang preman yang hampir saja akan melecehkannya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Farrel bisa berkelahi.

Tampan, kaya raya, mempesona, memiliki bentuk tubuh yang ideal dan proporsional, dan jago berkelahi. Betapa sempurnanya pria itu. Nyaris tak ada satupun celah atas kekurangan pria itu. Saking terkesimanya, membuat Renata masih terduduk di aspal.

Farrel segera berjalan mendekati Renata, dia mengulurkan tangannya kepada wanita itu. "Kamu tidak apa-apa?"

Dengan ragu-ragu Renata meriah uluran tangan pria yang memiliki sejuta pesona itu. "A-aku tidak apa-apa. Terimakasih sudah menolong aku," ucap Renata sambil berdiri, kemudian dia melepaskan tangan Farrel.

Pandangan Farrel tertuju pada lutut Renata yang terluka, dia segera membawa Renata duduk di kursi besi yang berada di depan sebuah toko yang sudah tutup. "Kamu tunggu dulu disini."

"Tapi..."

Renata tidak meneruskan perkataannya karena Farrel segera berlari menuju mobilnya, pria itu membawa kotak P3K di dalam dasbor.

Farrel berjongkok di depan Renata yang sedang duduk di kursi, dia membersihkan luka di lutut Renata dengan alkohol, kemudian mengoleskan salep luka.

Renata mengigit bibir bawahnya, dia berusaha menahan dirinya untuk tidak meringis.

Kemudian Renata memandangi Farrel yang sedang merekatkan plester untuk menutupi luka di lutut wanita itu.

Wanita mana yang tidak tersentuh dengan perhatian yang dilakukan oleh Farrel. Walaupun terkadang pria itu bersikap menyebalkan, tapi kadang juga bisa membuat hati Renata berdebar-debar.

"Biar aku antar pulang!" Farrel menawarkan tumpangan kepada Renata.

"Tidak perlu..."

"Apa kamu ingin diganggu lagi oleh ketiga orang preman itu, hm?" Farrel mencoba untuk menakut-nakuti Renata.

Renata menjadi serba salah. Satu sisi dia ingin bisa menjaga jaraknya dengan Farrel. Disisi lain, dia masih merasakan ketakutan, dia takut diganggu lagi oleh ketiga orang preman yang tadi.

"Hm, ya... ya sudah." Setelah berkata itu, Renata pun menghela nafas dengan berat. Mengapa sulit sekali menghindari Farrel. Tapi seandainya Farrel tidak menolongnya, dia tidak tahu bagaimana nasibnya saat ini.

Farrel pun tersenyum tipis, hanya karena Renata bersedia diantar pulang olehnya saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Apalagi kalau dia bisa mendapatkan hati dari seorang wanita yang sudah bersuami itu.

"Apa kamu bisa berjalan? Mau aku gendong?" Farrel yang masih berjongkok, dia segera membalikkan badannya, menepukan pundaknya sendiri.

Wajah Renata merah merona, pria itu terlalu berlebihan, padahal dia hanya terluka kecil. "Ti-tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri."

Senyuman Farrel semakin mengembang, dia segera berdiri. Dia berjalan ke arah mobil dan membukakan pintu mobil untuk Renata. Renata dengan perasaan canggung masuk ke dalam mobil Farrel.

Setelah menutup pintu mobil, Farrel melayangkan tinjunya ke udara sambil sumringah, saking senangnya bisa mengantarkan Renata pulang.

...****************...

"Berhenti disini saja!" Renata meminta Farrel menghentikan mobilnya di depan halte bus yang jaraknya tak jauh dari rumahnya. Dia tidak ingin Edho salah paham jika melihat Farrel mengantarkannya.

Farrel pun segera menghentikan mobilnya di depan halte bus. "Lho mengapa harus berhenti disini? Padahal aku juga ingin bertemu dengan Bang Edho."

"Lain kali saja, aku tidak ingin Mas Edho salah paham melihat aku diantarkan olehmu." Setelah berkata seperti itu, Renata pun turun dari mobil Farrel.

Farrel pun terdiam, dia memandangi Renata yang sedang berjalan sedikit tertatih-tatih. Ternyata jatuh cinta kepada istri orang itu sangat menyiksa, sampai dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan perasaannya.

"Mengapa kita harus bertemu diwaktu yang tidak tepat?" lirih Farrel.

"Baru kali ini aku bertemu dengan seorang wanita yang membuat aku merasa gila seperti ini, membuat aku tidak enak makan dan tidak bisa tidur nyenyak, selalu memikirkannya. Dan membuat aku ingin selalu melindunginya," sambung Farrel.

...****************...

Sementara itu di dalam rumah, terlihat Edho yang sedang menunggu kepulangan Renata. Setelah pulang dari tempat billiard, dia membeli satu buah lingerie yang akan dia berikan kepada Renata.

Sepertinya malam ini Edho sudah memutuskan untuk melakukan acara malam pertama yang tertunda dengan Renata.

Edho memandangi foto Renata yang terpajang di dinding. Sebuah foto saat Renata diwisuda ketika dia lulus kuliah. Lama sekali dia memandangi foto sang istri. Renata sangat terlihat cantik sekali.

"Dean dan Soni benar. Walaupun Renata berasal dari keluarga yang miskin, tapi penampilannya cukup cantik dan menarik. Mengapa aku baru menyadarinya?"

...****************...

1
Anonymous
keren
Imapurnama
Luar biasa
Araaa
hoo
laelatul qomar
Luar biasa
ai
dahlah emosi bgt sma edho, info santet online 😭
ai
wah ora sopan sama sekali😏
ai
yang semangat dong yang semangat rell, jangan kalah sama si edho
S yaquila
tapi msa iya umur 40 ganjenn🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤣
S yaquila
ya iyalah farell yg jd ceo.. lah lu,bapak lu cuma sodara tiri/angkat,saham jg cuma 10%🤦🏻‍♀️ kok ngayal jdi CEO🤣🤣🤣🤣
Desak Putu Ayu Srinadi
Menikmati Moment yg dibuang oleh Sepupumu Farel.. bukan mencuri
Ety hans hans
Biasa
Regi Imanuela
makasih tip es batunya thor 😆😆😋
Uun Handayani
Luar biasa
Uun Handayani
Biasa
Riza Riza
Luar biasa
Oka Derza
lu aja yg bego Do
Xyzz Naila
Lumayan
Xyzz Naila
Kecewa
Atoen Bumz Bums
sumpah farel manjur y
Gladys Aira
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!