Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran Terungkap
Sudah seminggu lebih sejak kepulangan Thia dari rumah sakit, namun Thia tak mendengar kabar sama sekali tentang Tian. Rasanya benar-benar hampa, walaupun di hadapan papi, mami dan sahabatnya dia mengaku sudah melupakan Tian, tapi jauh di lubuk hatinya rasa ingin menunjukkan bahwa dia sudah sehat masih ada di benaknya.
Hari ini karena Thia sangat bosan, papinya pun mengajaknya untuk ikut ke perusahaan yang di pimpin papinya. Dengan senang hati Thia ikut dengan dandanan sederhana nya.
Selama di mobil dia tak ada bercerita apa pun pada papinya, karna papinya tampak sibuk dengan tablet di tangannya. Mobil itu di kemudikan oleh supir pribadi papi Thia. Saat sampai di depan perusahaan itu Thia minta ijin kepada papi nya untuk mengajak supirnya itu singgah ke Alfamart yang tak jauh dari kantor itu. Tanpa basa-basi papi Thia mengijinkan nya karna papi nya tau pasti bahwa anaknya itu ingin membeli beberapa cemilan.
"Non emang nya sudah tidak magang lagi di tempat pacar non itu??" tanya supirnya itu
"Hah? Mas Adit ngomong apa? Pacar? Jangan gitu dong mas, saya gak punya pacar lohh, tersinggung jadinya" jawab Thia
"Lahhh, bukannya bos nya non itu pacarnya non yahh?" tanya supirnya bingung.
"Bukan mas, dia hanya bos doang, lagian kenapa mas bisa mikir dia pacar Thia coba" kata Thia lagi
"Yahhh jelas tau dong non, kelihatan sekali, kemarin yah non pas non baru kecelakaan si bos nya non langsung datang ke rumah sakit, trus mas juga lihat mami dan papi nya non ngasih waktu buat boss non di dalam ruang rawat. Dan tau gak non yang paling jelas mas dengar suara tangisannya non dari dalam kamar non Thia" katanya menjelaskan.
"Mas Adit gak lagi ngarang cerita kan?" tanya Thia mengintrogasi nya
"Yahhh enggak dong non, brarti boss nya non Thia belum balek dari Jerman yah?" tanya mas Adit lagi
"Hah?Jerman? Emang dia ke Jerman, mas Adit tau dari mana?"
"Astaga non, non Thia belum tau kabarnya, kalau mas Adit sih dengar kabar dari tuan kemarin itu, pas mau berangkat soalnya tuan nyuruh mas Adit buat bantuin keberangkatan nya." Jelas mas Adit.
"Dia ngapain ke Jerman?" tanya Thia
"Yahhh itu lah non, disaat yang bertepatan nom Thia masih belum sadar, dia dapat kabar kalau papa nya sakit parah dan harus segera di operasi, jadi dengan berat hati boss nya non Thia harus berangkat ke Jerman, dan sebelum berangkat dia juga minta tolong sama tuan non, biar kalau non Thia udah siuman di kabarin ke dia" Jelasnya lagi
Thia tak menjawab lagi, semua penjelasan mas Adit membuat nya sedikit menyesal dengan perbuatan nya pada tian. Apalagi mengingat seminggu lalu dia di telpon oleh Tian, respon nya pada pria itu sangat kasar, bahkan sekarang nomor handphone Tian pun sudah dia blokir.
Setelah sampai di Alfamart dan membeli beberapa jajanan yang dia inginkan, Thia pun langsung menyuruh mas Adit dengan cepat membawanya kembali ke perusahaan papi nya.
Sampai disana Thia berlari menuju ruangan papi nya dan ingin meminta kejelasan terkait semua yang dia dengar dari mas Adit.
"Pi, Thia mau nanya, emang benar Tian jagain Thia dan nungguin Thia sampe siuman kemarin?, tapi karna papa nya jatuh sakit dia harus ninggalin Thia dan pergi ke Jerman" Tanya Thia
"Kamu tai dari mana sayang?" tanya papi nya
"Itu gak penting Pi, yang penting sekarang itu benar atau enggak?" tanya Thia sekali lagi
"Iya benar sayang, maaf yah papi dan mami gak brani ngomongin soal Tian di depan kamu karna permintaan kamu sendiri, bahkan papi gak ada ngasih kabar itu karna kamu yang larang nak" jawab papi nya.
"Aihhhh, gue juga salah lagi, yaudah Pi, kalau gitu Thia mau minjam mobil papi yah bentar aja Pi" katanya lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Dengan bergegas dia meminjam mobil itu dari mas Adit, dan langsung mengemudi menuju ke perusahaan Tian.
"Aduhhh dia udah balek gak yah dari Jerman? Jangan-jangan belum lagi, ahh bodo amat lah gue harus tau kejelasan nya dulu sekarang posisi nya dia di Jerman atau udah balek kesini" ucap Thia
Dengan lebih berhati-hati dia menyusuri beberapa jalan untuk menuju ke kantor itu.
Tak butuh waktu lama dia sampai disana, dan tanpa memperdulikan penampilan nya dia masuk ke dalam perusahaan itu. Saat berada di loby dia melihat Nita yang berjalan menuju lift, dengan cepat dia memanggil Nita.
"Lahhh Thia, Lo udah pulih? astaga Lo ngapain datang ke sini pakai baju tidur coba" ucap Nita mengomentari penampilan nya.
"Aihhhh itu gak penting sekarang, gue mau nanya tentang Tian, dia udah balek ke sini atau masih di Jerman?" tanya Thia dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Ouhhh pak Tian..." Saat hendak memberitahu seseorang yang ada di belakang Thia memberikan sebuah kode.
"Ehhhhh emang nya Lo ngapain nyariin pak Tian?" tanya Nita lagi
"Ada yang mau gue omongin, dia udah di ruangannya yahh, bantuin gue buat masuk plisss, ini urgent banget, gue udah terlalu jahat sama dia, jadi gue mau minta maaf" kata Thia memohon pada Nita
"Kayak nya tanpa gue bantuin Lo juga bisa ketemu sama dia dehh, jadi gue ke ruangan dulu yah ada hal penting yang harus segera gue selesaikan" kata Nita lalu dia meninggalkan Thia disana
"Aishhhhh......" kesal nya berdesis karna tak di bantu oleh Nita.
Thia pun berbalik arah
Bughhhhhhhhh...........
Thia menabrak seseorang yang berdiri di belakang nya..
"Auuuuuuuuuuu" ucap nya saat menabrak orang itu.
Yahhh orang itu adalah Tian, dengan kesadaran penuh tanpa menunggu lama Tian langsung memeluk tubuh Thia dengan erat.
"Ehhh siapa Lo meluk-meluk gue woiiiii" kata Thia sambil menoleh ke wajah pria itu.
Tak bisa berkata-kata dia terdiam saat tau yang memeluk nya adalah Tian, dia juga melihat sekitar mereka yang sadar akan pemandangan itu.
Dengan cepat Thia langsung menyembunyikan wajah nya di balik dada bidang Tian.
"Lo kenapa meluk disini? Ayo pergi dari sini gue malu di lihatin orang-orang" kata Thia berbisik
Dengan lihai Tian menuntut langkah Thia untuk masuk ke dalam lift. Saat di dalam lift posisi pelukan mereka masih tetap, dan tak di lepas oleh Tian
"Udahh aman, gak usah di sembunyiin wajah nya" kata Tian
Perlahan Thia pun mengangkat kembali kepalanya, dia sadar dengan posisi mereka yang sangat dekat itu saat memaksa melepaskan tubuhnya dari Tian dia tak berhasil karna tian menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."