Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
dilanjut dengan season dua ya, yang menceritakan kisah anak anak pasangan key dan Alezio yang pastinya lebih seru dan membuat penasaran
yuk ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Minggu pagi, waktunya bersantai setelah 6 hari full beraktifitas, seperti yang dilakukan Key sekarang yaitu rebahan sambil menonton Drakor di laptopnya.
Dirumah minimalis yang dia sewa itu Key memang hidup sendirian, kalau ditanya dimana rumah yang dulu ia tempati bersama kedua orang tuanya selama hidup, jawabannya rumah itu sudah dijual untuk membiayai pengobatan sang bunda yang saat itu mengidap penyakit kanker hati.
Jadilah Key menyewa sebuah rumah minimalis yang cukup nyaman untuk dia tinggali, dan itulah yang membuatnya selalu semangat untuk bekerja, disamping untuk memenuhi kebutuhannya setiap hari Key juga harus membayar tempat tinggalnya itu.
kalau untuk biaya sekolah Key tidak memikirkannya karena di mendapat beasiswa, jadi yang perlu dia lakukan hanyalah tetap mempertahankan prestasinya agar terus mendapat beasiswa hingga lulus.
Hingga dering ponselnya mengalihkan atensinya dari laptopnya, tertera nama Disti yang tengah menghubunginya.
"hallo dis ada apa?", tanya Key,
"hallo key, jalan yoookk", ajak Disti dari seberang,
"jalan kemana, ogah gue kalau ke mall lagi", kata Key,
"gak, kita kepantai aja gimana, lama juga kan kita gak kepantai, kangen main pasir pantai gue", kata Disti,
"gak salah loe panas panas gini kepantai, ada ada aja loe",
"seru kali Key, yuk yuk yah yah", bujuk Disti.
"ya udah deh gue juga bosen gak ngapa ngapain dari tadi",
"oke BESTie, nih gue udah otw tempat loe, siap siap gih",
"hemmmm".
Panggilan terputus, Key segera bersiap siap, menggunakan dress pantai semata kaki, karena memang cuaca agak sedikit terik, mau pake celana jeans tapi nanti berat kalau main air, jadi sepertinya kalau pake dress lebih baik.
Tak lama mobil Disti sudah sampai di kontrakan key, dan key pun ternyata sudah siap jadilah tak lama lama mereka segera saja berangkat ke salah satu pantai yang tak begitu jauh dari tempat tinggal mereka.
Hanya butuh waktu 30 menit mereka sudah sampai dipantai yang siang ini lumayan ramai karena mungkin sedang hari libur juga, jadi banyak yang menghabiskan waktu dipantai bersama keluarga maupun pasangan.
"rame banget dis",
"iya Key, karena sedang hati libur mungkin ya jadi rame",
"kita cari tempat duduk yang dekat bibir pantai aja yuk dis",
"kuy lah".
mereka pun duduk dibawah pohon kepala dengan beralaskan pasir pantai, sejenak memandangi laut yang saat ini ombaknya tidak terlalu besar.
sesekali mereka mengambil foto selfie dengan berbagai pose, penampilan keduanya bisa dibilang kece siang itu, dimana keduanya memakai dress panjang dengan rambut tergerai, maca hitam dan juga topi pantai, hingga tak jarang banyak mata cowok memandangi mereka penuh kagum.
Setelahnya mereka menuju bibir pantai, mulai bermain air dan juga bermain pasir, sesekali saling mengejar, saling menyiramkan air, dengan canda tawa seolah melepaskan segala beban yang menumpuk dipundak mereka.
ditempat lain, 3 cowok tampan sedang berkumpul di sebuah Apartemen mewah. Terlihat 2 diantaranya sedang bermain PS dan yang satu sibuk dengan ponselnya, hingga pekikan nya membuat dua manusia yang asyik main PS itu menoleh.
"gila, gila, emang bener bener gila", seru Putra yang dihadiahi tatapan horor dari Devon.
"ya gila emang loe gila tra dari dulu", sahut Leo,
"enak aja, ini nih gue lagi lihat postingan Disti yang lagi dipantai sama Key, emang bener pesona 2 cewek itu benar benar bikin gila", ucap Putra dramatis.
Dengan segera Leo menghampiri Putra kepo dengan apa yang putra lihat, Leo pun merampas ponsel putra begitu saja.
"waw, pesona sekarang Keynara emang gak main main, jadi pengen gue Pepet aja", kata Leo yang langsung dihadiahi lemparan bantal dari Devon, jangan lupakan tatapan tajamnya.
"eit eit eit, ada apa gerangan ananda Devon, kenapa anda emosi, ya oke oke aja donk kalau gue deketin Key, kan dia juga jomblo", ucap Leo menggoda Devon.
"aaahhh, atau Jangan jangan ada udang dibalik bala bala nih, ananda Devon beneran naksir kah sama seorang Key", sahut putra ikut menggoda, sedang Devon hanya mendengus tak menggubris.
entahlah sepertinya dia juga masih belum paham dengan hatinya. Sekedar mengagumi atau memang jatuh cinta eiiittt kenapa jadi langsung jatuh cinta, orang dekat aja gak pernah sama sekali. Yaaa mungkin lebih ke suka begitu, entahlah devon aja bingung apa lagi pembaca.
"tapi btw loe kok bisa punya akun sosmednya Disti, loe dekat sama dia?", tanya Leo malah kepo,
"gue udah saling follow sama dia sejak kelas sebelas, waktu itu kita pernah kerja kelompok bareng kan, yang waktu Devon satu kelompok sama si ulet bulu, dan akhirnya Devin gak mau dan ngerjain tugas sendiri", ucap Putra.
"ow... Tapi untung ya tu ulat bulu bisa pisah kelas sama kita, setahun satu kelas sama dia gatel gatel Mulu kalau lihat dia", ucap Leo bergidik ngeri.
"tapi ngomong ngomong nih von, tindakan loe kemarin dilapangan kan udah jadi trending topik di sekolah, dan pastinya si ulet bulu juga pasti dengar, apa key akan aman setelah ini?", tanya putra,
"bener Von, secara kan Selama ini kita tahu banget siapapun yang berusaha deketin loe pasti akan jadi bahan Bullyan dia", sahut Leo,
Devon menghembuskan nafas kasar, dia tahu sekali tentang hal itu karena memang selama ini dia banyak menerima aduan dari para cewek yang mendekatinya yang berakhir dibully habis habisan oleh Cilla.
gak tahu malu banget memang, sudah gak pernah digubris sama sekali, Bahkan ketika ingin mendekati dirinya pun Devon langsung menyuruh kedua sahabatnya untuk menyeret Cilla menjauh.
"muak gue sebenarnya sama tu anak", ucap datar Devon.
"gitu juga dia sepupu loe", goda Putra.
"tapi bukannya dia seperti itu bukan hanya sama loe, tapi sama kak Ale juga kan?", tanya Leo,
"hemm bahkan kemarin tu uler dicekik sama kak Ale", ucap Devon,
Seketika putra dan Leo melongo mendengar ucapan Devon, kaget.
"hah dicekik, kak Ale bukannya gak bisa lihat ya von, kok bisa dia nyekik tu ulet bulu?", tanah leo,
"loe tahu sendiri kan tu uler sikapnya kayak gimana, dia gencar banget deketin gue sama kak Ale, ya mungkin perintah dari kedua orang tuanya yang serakah itu", ucap Devon.
"gila bener bener gila, kalian bertiga bukannya sepupu, ya meskipun orang tua si ulet cuma anak angkat, tapi bukannya bakal bikin malu ya kalau sampai keluarga besar kalian tahu kalau dia deketin sepupunya sendiri", ucap putra geleng geleng kepala.
"orang serakah gak ada kata malu", sahut Devon.
"terus kok bisa kak Ale nyekik tuh ulet, emang apa yang dia lakuin?", tanah leo,
"dia tanya apa yang bisa orang yang yang bisa lihat kayak kak Ale, jadilah kak Ale nyekik dia, untung gak dicekik sampai mati", ucap Devon,
"emang tuh ulet gak pernah ada kapoknya ya, heran gue, deketin loe selalu berakhir dia yang malu, deketin Kak Ale selalu ditolak juga malah dicekik pula, gak ada kapok kapoknya emang", kata putra.
"sebenarnya bunda Andin sama Oma Lusi udah gedek banget sama keluarga tu ulet bulu, karena sikap kedua orang tuanya yang selalu sok kuasa kalau dirumah keluarga Bagaskara, padahal gak sadar kalau mereka cuma orang luar", kata Devon.
"bener bener satu keluarga prik semua", kata putra.
Leo dan putra pun gak habis fikir, kok ya ada keluarga seperti itu, sudah diangkat menjadi anak malah ngelunjak.
"loe nanti jadi kediaman Bagaskara?", Tanta Leo,
"hemmm", jawab singkat Devon.
"kenapa loe gak tinggal sama mereka aja, kan enak ada bunda Andin dan Oma Lusi yang pasti akan memperlakukan loe dengan baik", Tanya putra.
"gue lebih nyaman tinggal sendiri kayak gini", kata Devon.
mereka pun kembali dengan kegiatan awal, tapi sekarang Putra dan Leo yang bermain PS sedang Devon, entah apa yang merasukinya hingga memandangi foto Key yang tadi di posting Disti di ponsel putra, dan hal itu tak luput dari tatapan kedua sahabatnya yang hanya tersenyum.