Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
Malam hari nya.
Pak Cipto datang ke kamar putri nya. mencoba untuk memberikan sedikit pengertian pada nya.
Tok
Tok
Tok
Pak Cipto mengetuk pintu kamar Naira, Naira pun membukakan pintu nya dan melihat ayah nya yang berada di depan pintu.
"Papa." Ucap Naira dan membiarkan pintu terbuka agar ayah nya masuk, ia lalu masuk ke dalam di ikuti pak Cipto.
"Naira, kenapa seharian di kamar?." Tanya Pak Cipto.
"Hanya Rindu Mama." Jawab Naira singkat.
"Naira, soal perjodohan, jangan salah paham tentang itu, Papa menjodohkan kamu sama dia demi kebaikan kamu, Papa tak mungkin memilihkan jodoh yang tidak baik untuk putri Papa." Kata Pak Cipto.
"Aku tidak berfikir Papa Akan jahat pada ku, Aku hanya berfikir kenapa papa tidak memikirkan lebih dulu perasaan Naira." Balas Naira dengan suara yang datar, kedua mata berkaca-kaca, ia tak berani melihat ayah nya.
"Kalau papa tidak jodohkan kamu seperti ini, kamu pasti tidak akan mau kan dengan Bagas." Kata pak Cipto.
Naira mengangguk, ia tersenyum rapuh, "Iya, karena ini aku jadi tahu siapa Elang "Kata Naira di dalam hati nya.
"Naira udah mutusin,untuk menerima perjodohan dengan Anak Om Anwar." Kata Naira.
Mendengar hal itu, Pak Cipto memandang sendu putri nya, ini pasti keputusan yang berat.
•••
Beberapa hari kemudian.
Naira di ajak Pak Cipto dan Bu Amira ke sebuah restoran untuk makan malam bersama keluarga Anwar.
Bukan pertama kali nya mereka makan malam, sebelum ini saat Naira masih remaja juga sudah pernah terjadi makan malam ini, namun kini berbeda, Makan malam mereka kali ini akan membahas soal pernikahan Naira dan Bagas yang akan di gelar.
Bagas mengunakan kaca mata hitam nya ia hanya menatap ke depan dengan kegelapan, tidak bisa melihat seperti apa wajah sang calon istri, sementara Naira tampak mencoba tersenyum kecil, mencoba menegarkan hati nya.
"Naira, kamu sudah besar nak, sudah semakin cantik saja." Puji Bu citra pada Naira.
"Makasih Tante." Balas Naira dengan sopan. untuk pertama kali nya di makan malam mereka Bagas mendengar suara Naira.
Vika yang melihat Naira di puji pun merasa tidak senang, ia merasa Naira mencuri tempat nya menjadi ratu di keluarga Cipto purnomo.
"Kalau bukan karena dia buta, aku pasti sudah menjadi calon istri Bagas Purnomo." Kata Vika dalam hati.
"Kamu tidak usah khawatir Naira, Om dan Tante akan mengurus semua pernikahan kamu dan Bagas, kalau Boleh kamu tahu, apa ada sesuatu yang ingin kamu mau, kami akan belikan sebagai hadiah untuk kamu." Tanya Pak Anwar.
Vika dan Bu Amira yang mendengar antusias di tawarkan sesuatu yang mereka ingin, namun pertanyaan itu hanya di berikan untuk Naira sang calon menantu.
"Tidak Om, Saya tidak butuh apa-apa." Balas Naira.
••••
Setelah selesai makan malam.
Vika masuk ke kamar Ibu nya dengan kesal.
"Mama gimana sih Ma?, Mama suruh Vika jangan terima Bagas jadi suami, tapi Mama malah biarkan Naira jadi Putri di keluarga mereka." Ketus Vika.
"Dasar anak bodoh, kamu itu sudah berusia 24 Tahun, tapi masih saja pikiran kau dangkal, apa kamu lupa dengan Elang?." Ucap Bu Amira. Vika yang tadi cemberut seketika pun tersenyum.
"Iya, Elang ya bagaimana ya?." Saut Vika.
"Mama dengar dari orang kantor Elang, lalu mereka sudah putus, sekarang waktu nya kamu dekati elang, Elang dan Bagas tidak ada beda nya, kamu dapat yang bisa melihat, Naira dapat yang buta." Ucap Amira.
Vika pun tersenyum senang, itu lah keinginan nya sejak dulu, memisahkan Elang dari Naira.