Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
"Main di pinggir saja,jangan sampai masuk ke air,"ucap Bara mengingatkan.
"ya,jawab Sinta singkat.
Sinta bermain pasir,ia benar-benar terlihat seperti anak kecil,tertawa sendiri seolah hatinya sedang bahagia.
"Dasar kampungan!"hardik Bara.
"si paling kota,kenapa memangnya kalau aku kampungan?kami anak-anak panti tidak pernah di ajak pergi jalan-jalan apa lagi sampai pergi ke pantai.
Bara terdiam,pria ini kembali menatap wajah Sinta yang sibuk bermain pasir.
Ada perasaan ibah saat ia mendengarkan perkataan Sinta tadi.
"sampai tinggal di panti,apa kau tidak punya keluarga lain selain kedua orang tua mu?"tanya Bara yang merasa heran karena sebelumnya Sinta pernah mengatakan jika kedua orang tuanya meninggal dunia.
"aku tidak ingin menjawab pertanyaanmu,jawab Sinta kemudian menjauh dari Bara.
Ekspresi wajah Sinta yang semula bahagia berubah datar tak seceria tadi,bara merasa heran akan perubahan sikap Sinta yang begitu cepat.
"Ayo pulang ke villa,"ajak Bara.
Sinta tidak menjawab,ia mengekor di belakang Bara. Tingginya hanya sebahu Bara,jika Sinta berjalan di belakang Bara,sudah pasti Sinta tidak akan kelihatan.
"kau ingin menginap di villa ini?"tanya Bara menawarkan.
Ya,dari pada di rumahmu, Sanga membosankan,jawab Sinta,"Mencurigakan,setelah ini apa yang akan kau lakukan padaku?
"tidak ada,"jawab Bara dengan suara beratnya.
Bara melepas jas dan kemeja lalu bergantian dengan kaos rumahan yang sudah di siapkan anak buahnya.
"aku tidak membawa baju ganti,"ucap Sinta.
"Tomo akan membelikannya untuk mu,"pergilah bermain aku ingin tidur,"
"Menyebalkan,"seru Sinta yang merasa jengkel."kau mengajakku pulang hanya untuk berganti pakaian?
Bara tidak menjawab ia menggunakan tangannya untuk mengusir Sinta. Dengan perasaan jengkel Sinta pun kembali ke tepi pantai, Bara tertawa pelan saat Sinta keluar, pria ini memantau Sinta di kamar jendela yang berhadap langsung ke pantai.
"Halo,tolong cari informasi tentang tentang latar belakang Sinta di panti asuhan,"ucap Bara setelah panggilan teleponya di angkat seseorang dari seberang sana.
Mendadak Bara penasaran tentang latar belakang Sinta,gadis sebatang kara yang sudah di jual oleh sahabatnya kepada Bara. Sesekali Bara tertawa melihat tingkah kekanakan gadis yang telah menjadi istrinya, bukanya tidur Bara justru menyusul Sinta ke tepi pantai.
"Bara,"jerit Sinta dengan mata melotot penuh emosi ketika Bara baru saja datang menghancurkan istana pasir yang di buat Sinta.
Bara tertawa pria ini menjulurkan lidahnya mengejek Sinta .dengan perasaan,Sinta menendang kaki Bara kemudian pergi menjauh,tapi Bara selalu menggodanya.
"kau adalah mahluk yang menyebalkan di muka bumi ini,"ucap Sinta yang benar-benar emosi.
"aku bebas memperlakukan kau sesuka hatiku karena kau adalah milikku.satu yang harus kau ingat,aku sudah membelimu,"ucap Bara yang mengingatkan Sinta.
Sinta hanya diam saja,meskipun dadanya terasa sesak tapi Sinta tidak bisa membantah omongan Bara. Bara mengangkat kedua bahunya kemudian pergi ke bawah pohon kelapa untuk duduk.
Sinta hanya diam berdiri memandang lautan dengan tatapan kosong, setiap perkataan yang keluar dari mulut Bara sungguh menyakiti hatinya.
"sangat menyedihkan sekali,"gumam Sinta dengan suara bergetar.
Dengan perasaan sadar,ia melangkah kan kakinya ke dalam air, Bara tidak sadar jika Sinta sudah masuk ke dalam air.
"berharap laut memberiku kebahagiaan,"ucap Sinta kemudian tertawa.
Begitu keras tertawanya hingga terdengar oleh Bara,barulah pria ini sadar jika tubuh kecil Sinta sudah hampir tenggelam. Dengan cepat Bara berlari masuk ke dalam air,bersusah paya ia menerjang setiap ombak yang datang menghadang.
"Sinta, berhenti,"teriak Bara.
Hingga pada akhirnya Bara bisa meraih Sinta, pria ini terus memeluk Sinta yang memberontak ingin melepaskan diri dari Bara.
"lepaskan aku!!pintah Sinta.
Di alam air,tenaga Sinta begitu kuat hingga membuat Bara kewalahan.untung saja dua orang anak buahnya datang untuk menolong mau tidak mau Bara memukul tengkuk Sinta hingga membuat gadis ini tak sadarkan diri. Dengan cepat Bara membawa Sinta ke tepi pantai lalau membawanya ke villa.
"Apa Tomo sudah kembali?"tanya Bara dengan raut wajah panik.
"belum tuan.
Bara membuang napas panjang,ia membungkus tubuh Sinta menggunakan selimut,nyaris saja Sinta di gulung ombak,andai saja gadis ini tidak tertawa sudah pasti Bara tidak bisa menolongnya.
"bocah ini seperti tidak takut mati,"ucap Bara yang merasa kesal. Mendadak ia ragu meninggalkan Sinta sendirian di rumah meskipun di sana ada nak buah dan asisten rumah tangga yang menjaganya.
Tak berapa lama Tomo yang di tugaskan untuk membeli pakaian untuk Sinta sudah pulang. Saat seperti inilah kesabaran Bara harus di uji saat ia menggantikan pakaian Sinta.
"jika aku menggantinya sudah pasti aku akan melihat semuanya,jika tidak ku ganti maka dia akan sakit. Serbah salah,apa yang harus aku lakukan sekarang?
Bara merasa frustasi,pria ini kemudian duduk di kursi sembari menatap Sinta.tak berapa lama,bara beranjak dari duduknya lalu menutup semua tirai dan mengunci pintu kamar. Mau tidak mau Bara harus mengganti pakaian Sinta.
"hanya terpaksa,aku bukan laki-laki mesum,"ucap Bara.
Bara membuka resleting DRES lalu membuka semuanya,tinggallah pakaian dalam yang menutup lembah dan perbukitan,tanpa ragu, Bara menanggalkan keduanya hingga nampaklah lembah dan bukit yang seharusnya tidak ia lihat.
"kecil,mungil,hitam dan lebat.apa cantiknya gadis ini?
Untuk beberapa saat Bara menikmati pemandangan polos yang menggelitik matanya.ada yang tegak tapi bukan keadilan, Bara mengumpat kesal.segera ia mengenakan pakaian baru untuk Sinta bahkan bara sampai lupa memasangkan celana dalam untuk Sinta.
"oh,sial!"umpat Bara segera masuk ke kamar mandi.
Di bawa guyuran air,perbukitan yang tak seberapa besar terbayang-bayang dalam ingatan.lembah yang gelap dan hitam membuat burung Bara bangun tanpa aba-aba.
"lihatlah,sebentar lagi akan ada perang antara aku dan Sinta,"ucap Bara yang begitu yakin.
"Hari yang sial,"umpatnya sekali lagi.
\*\*\*\*
"Apa aku sudah di surga?"ujar Sinta yang baru saja membuka matanya.
Gadis ini mengubah posisinya menjadi duduk, ternyata ia sedang berada di kamar villa,Sinta membuang napas kasar,di lihatnya tidak ada siapa-siapa di sana.
Hemmmmm,,"
Sinta beranjak dari pembaringan,tanpa sengaja ia menginjak sesuatu yang basah di lantai, ternyata pakaiannya.bahkan ada celana dalam bahkan bra miliknya.seketika Sinta menyentuh dadanya yang tidak memakai dalaman.
"siapa yang mengganti pakaian ku?"ujar Sinta yang merasa panik.
Sinta menyentuh bagian bawahnya,ternyata ia tidak menggunakan celana dalam,lebih parahnya lagi di atas meja bukanya terhidang kue atau makanan justru terhidang celana dalam dan bra yang masih baru,segera Sinta mengenakanya setelah itu keluar dari kamar untuk mencari Bara yang ternyata sedang duduk menikmati senja di soreh hari ini.