Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Hari itu Puteri dan Selvi bangun siang hari, rencana untuk jalan-jalan sepertinya harus diubah. Akhirnya Puteri memutuskan untuk ke bioskop saja.
Setelah selesai mandi, mereka makan siang dulu yang sudah disediakan oleh bi Irah, sambil mencari-cari film apa yang akan mereka tonton.
Makan siang pun selesai, mereka lalu memutuskan untuk pergi ke salah satu mall di daerah Cihampelas. Siang itu hari sedikit mendung, sepertinya akan turun hujan.
Akhirnya sampailah mereka ditempat tujuan, Selvi menuju tempat pembelian tiket sedang Puteri memesan popcorn ukuran besar dan 2 minuman untuk mereka.
Sambil menunggu, mereka duduk di sofa yang sudah disediakan, Selvi memperlihatkan beberapa postingan dimedia sosialnya kepada Puteri.
Dia mengatakan, jika suatu hari ia menikah, ia ingin sekali berbulan madu kesana, Puteri yang spontan lalu bertanya dengan siapa?? Pasalnya hubungannya dengan Aldi sudah tidak baik-baik saja. Lalu dengan spontan juga Selvi menjawab Riyad.
Puteri kaget mendengar jawaban Selvi, yang menjawab sambil bengong dan tersenyum mengucapkan nama itu, kemudian Puteri bertanya lagi,
"Kamu mau nikah sama Riyad??"
"Iih bukan, itu ada Riyad!!!" Selvi menunjuk kearah belakang Puteri.
Puteri celingukan, pasalnya ia tidak melihat Riyad sama sekali, sampai Selvi mengarahkan kepala Puteri pada satu titik.
"Itu!!!"
"Ouh iya, hehehe abis gak keliatan, kok kamu bisa jeli gitu ngeliat ada Riyad disana!!!"
Selvi tidak menjawab, matanya hanya fokus menatap Riyad yang berada diluar sana, sedang asyik mengobrol bersama seseorang. Ia penasaran Riyad sedang mengobrol dengan siapa, karena orang yang sedang bersama Riyad terhalang oleh tiang tembok.
Puteri yang merasa diacuhkan, ia pun segera menepuk pundak Selvi, dan mengomel.
"Iiish dia mah, aku malah di cuekin!!!" Ujarnya sambil memanyunkan bibir dan melipat kedua tangan didepan.
"Eeeeh iya sorry, sorry, abisnya aku penasaran Riyad lagi ngobrol sama siapa kok kayaknya seru banget!!!"
Puteri kemudian menoleh ke arah Riyad, Puteri melihat Riyad sedang mengobrol bersama seorang wanita, tapi tangan wanita itu seperti sedang menggenggam tangan seseorang yang masih terhalang tembok.
"Riyad lagi ngobrol sama cewek ya??" Tanya Puteri yang keheranan.
Selvi sedikit cemburu mendengar penuturan Puteri bahwa Riyad sedang mengobrol dengan seorang wanita. Lalu kemudian ia memalingkan kepalanya menjadi menunduk sambil melihat-lihat ponselnya lagi, seolah tidak peduli yang diucapkan Puteri.
Puteri masih fokus melihat Riyad, dan justru bertanya-tanya dalam hatinya, " Ini si Riyad maksudnya apa sih, katanya mau kencan tapi kok malah ngobrol sama cewek, pake ketawa ketiwi lagi!!!" Gumamnya kesal dalam hati. Namun kemudian,
"Astagfirullah Vi, Aldi sama cewek lain!!!" Tangannya menunjuk ke satu arah.
"Aldi??" Tanya Selvi keheranan sambil mengikuti arah tangan Puteri
"Hoooh ii-itu, Riyad lagi ngbrol sama cewek yang lagi gandengan tangan sama Aldi!!!" Jelasnya dengan kaget
Mendengar itu Selvi langsung bangkit dari duduknya dan langsung menuju kearah tempat aldi berada.
Tanpa banyak basa basi Selvi langsung mengambil dompet yang berada dibelakang saku celana Aldi, lalu mengambil 2 buah kartu dari dalam dompetnya.
Puteri, Riyad, wanita itu dan juga Aldi terkejut dengan yang dilakukan Selvi lalu saling melempar tatapan bertanya-tanya.
"Kamu apa-apaan sih Vi??" Tanya aldi sambil merebut dompetnya kembali.
"Aku hanya mengambil kembali barang-barang milikku, yang ada sama kamu!!! Mana kunci mobil???" Tanya Selvi sambil menyodorkan tangan.
"Kunci mobil apa? Aku gak ngerti!!!" Jawabnya berbohong, pasalnya ia begitu malu diperlakukan begitu oleh Selvi.
"Dengar ya Di, 2 bulan kamu gak ada kabar, tapi sekarang kamu muncul dengan menggandeng cewek baru, WOW!!!" Sambil bertepuk tangan seolah meledek.
"Dan selama 2 bulan itu juga, kamu terus pakai kartu kredit dan mobil aku!!!, cepet balikin kuncinya!!!" Desak Selvi lagi yang hendak merampas paksa kunci mobil yang dipegang Aldi.
"Nggak ini bukan mobil kamu!!!" Sanggah Aldi sambil menyembunyikan kunci mobil yang dipegang kebalik tubuhnya.
"Bukan mobil aku kamu bilang?? Sekarang buka STNKnya, dan liat atas nama siapa mobil itu, cepet!!!" Murka Selvi yang sudah muak dengan tingkah Aldi.
Aldi hanya diam saja, lalu wanita yang bersamanya merebut kunci mobil itu dan membuka STNKnya,
"Selvi Maharani???" Ucapnya lirih.
"Ya Selvi Maharani itu nama aku, so udah jelaskan!!!"
Wanita itu memberikan kuncinya kepada Selvi, ia lalu menampar Aldi sebelum pergi.
Plaaaaak!!! "Dasar pembohong!!!" Ucapnya sambil berlalu.
"Sayang, sayang tunggu!!! Dengerin aku dulu!!" Aldi mencoba menjelaskan, namun wanita itu berlalu begitu saja meninggalkan Aldi.
"Ini semua gara-gara kamu ya, harusnya kamu sadar diri, siapa juga cowok yang mau sama cewe culun kek kamu, dandan aja gak bisa, aku udah muak sama kamu!!!" Emosi Aldi sambil mendorong Selvi, namun Riyad keburu menangkap tubuh Selvi yang hampir terjatuh.
"Kamu jangan kasar dong Di, dia tuh cewek!!!" Tegur Riyad kepada Aldi sambil masih memegang Selvi.
"Kamu gak usah ikut campur deh Ri, cewek kek dia emang pantes diperlakukan kek gitu, udah culun, gak sadar diri lagi!!! Selain aku yang mau menerima kekurangan kamu itu, gak akan ada yang mau sama kamu!!!" Lanjutnya lagi sambil menunjuk-nunjuk Selvi.
Selvi hampir menangis mendengar kata-kata Aldi barusan, pasalnya hubungan mereka selama ini seolah tidak ada artinya bagi Aldi. Namun kemudian ia mendengar sesuatu yang mengejutkan.
"Aku mau kok sama dia, dia itu bukan culun, hanya dia kurang memperhatikan penampilannya, lagi pula, kalo dia sudah menunjukan wajah aslinya, selera dia pasti bukan kamu!!!" Jawab Riyad dengan lantang, kali ini sambil memegang tangan Selvi dan memperlihatkannya kepada Aldi.
"Ayo Vi, Put kita pergi dari sini, nyesel aku punya temen breng*ek kek kamu Di!!!" Jawabnya sambil menarik tangan Selvi, dan mengajak mereka pergi meninggalkan Aldi sendirian.
"Sialan kamu Ri, awas aja nanti!!!"
*******************
Mereka akhirnya masuk kedalam bioskop karena film hampir dimulai.
"Kamu baik-baik aja kan Vi???" Tanya Riyad memastikan sambil masih menggenggam tangan Selvi.
"Hu'um, makasih ya kamu udah bela aku depan dia tadi, makasih juga kamu udah mau bohong sampe bilang seperti itu, hanya agar aku gak terlihat bodoh didepannya!!!."
"Aku gak bohong kok, tanya aja sama Puteri." Jawabnya sambil melirik ke arah Puteri.
"Maksud Riyad ini apa ya Put???" Tanya Selvi yang bingung.
"Eheheheh jadi sebenernya, alasan aku ngajak jalan itu adalah buat kalian berdua, aku sama Riyad sepakat buat rencanakan kencan kalian hari ini, setelah masalah aku selesai tentunya, dan karena kita bangunnya siang, mau gak mau ganti rencana jadi nonton deh!!!." Jawab Puteri sambil cengengesan.
"Tapi ini aku cuma beli 2 tiket!!!" Jawab Selvi masih bingung.
"Ya memang sengaja, kan yang mau nonton kalian bedua, aku gak bisa ikut kalian, karena aku mau ada perlu, tadinya selama kalian nonton aku mau pergi dulu terus jemput kalian lagi nanti, tapi karena kamu juga pegang mobil yang Aldi pake, yaudah kalian pulang pake mobil itu aja, atau mending kalian pake mobil ini aja, biar aku yang pake mobil kamu."
Puteri menukar kunci mobil, kemudian hendak pergi.
"Have fun ya, aku pergi dulu, bye!!!" Jawab Puteri sambil berlalu
"Ta-tapi Put!!!" Belum selesai Selvi menjawab, Puteri sudah pergi sambai melambaikan tangan.
Puteri pergi meninggalkan mereka menuju basement, untung karcisnya ada diantara selipan STNK mobil, jadi Puteri tidak sulit untuk mencari dimana letak parkirannya.
Ketika hendak masuk lift menuju basement, Puteri bertemu dengan Desi, adik Nino. Desi menghampirinya dengan wajah memelas.
"Kak Puteri!!!" Panggilnya sambil berlari mendekat.
"Eh iya Des, apa kabar?? Sama siapa kamu??" Sambil memeluk dan cipika cipiki dengan Desi.
"Aku sendiri ka!!!, kak Puteri habis dari mana??" Tanyanya sambil membalas perlakuan Puteri
"Aku habis antar sepupu, nih mau lanjut jalan lagi!!"
"Kak, boleh minta waktunya sebentar gak, Desi mau bicara sama kakak!!!" Mereka mengobrol sambil masuk kedalam lift.
"Hmmm, boleh, mau kakak antar pulang?? Sekalian kakak juga mau ke daerah sana!!!"
"Boleh kak!!" Jawab Desi dengan senang.
*********************
Mereka masuk ke dalam mobil.
" Kak, maaf sebelumnya, Desi mau tanya hal yang penting!!!"
"Silahkan Desi mau tanya apa??" Jawab Puteri sambil melajukan mobil yang ia kendarai.
" Apa yang terjadi dengan kak Nino?? Kemarin malam kelakuan kak Nino seperti orang gila, dia histeris bahkan hampir bu*uh diri!!!"
"Hah?? Bu*uh diri??? Serius kamu Des??" Tanya Puteri kaget mendengar penuturan Desi.
"Iya ka, masa Desi bohong, kan kakak tau Desi seperti apa???"
"Terus sekarang Nino gimana??" Tanyanya lagi sambil masih fokus menyetir.
Desi pun bercerita panjang lebar kepada Puteri, mendengar cerita Desi, Puteri hanya terdiam, kemudian ia melipirkan mobilnya, lalu memperlihatkan sesuatu yang ada di ponselnya. Sambil menceritakan apa yang sebenarnya terjadi secara detail kepada Desi.
Mendengar hal itu ditambah video yang diperlihatkan Puteri kepadanya, Desi sangat terkejut, bahkan ia menangis. Puteri mengusap punggungnya menenangkan.
"Desi gak percaya bahwa kak Nino bisa berbuat sekejam itu kak!!! Desi malu punya kakak seperti dia, Desi malu!!!" Jawabnya terisak sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
" Sudah Des, kamu jangan menangis, ini adalah hukuman untuk perbuatan kakakmu, mungkin ia sudah menyadari semua perbuatannya dan ingin menebus kesalahannya dengan cara yang salah yaitu mencoba untuk bu*uh diri." Puteri memeluk Desi yang masih menangis, tidak percaya bahwa kakaknya bisa melakukan hal gila seperti itu.
"Kak Putri sudah putus dengan kakak kamu, karena kakak tidak mungkin terus bersama dengan pria seperti itu, Desi paham maksud kakak kan??" Dengan lembut dan halus Puteri menjelaskan kepada Desi
" Desi seneng, kala mengetahui kakak hamil, dan kemudian akan menikah dengan kak Nino, tapi sekarang harapan Desi sudah hancur gara-gara kelakuan kakak Desi sendiri." Ungkapan hati Desi sambil masih terisak.
"Sekalipun kakak sudah gak berhubungan dengan kakak kamu, kamu masih tetep jadi adik perempuan kakak kok, terlepas masalahnya apa dengan kakak kamu, itu gak akan merubah perlakuan kakak sama kamu!!!"
" Beneran kak??" Tanya Desi sumringah.
"Iya bener sayang!!! Kamu tetap kak Puteri anggap sebagai adik perempuan kakak!!!" Sambil mengusap puncak kepala Desi.
"Makasih ya kak, Desi lega dengernya, Desi beruntung punya kakak perempuan seperti kak Puteri, kakak baik, dan penyayang, tapi kenapa kak Nino sampe tega ngelakuin itu ya kak??" Desi yang senang langsung memeluk Puteri dan mendekapnya erat.
" Kakak gak tau, dan udah gak mau tau lagi Des, bagi kakak, Nino hanyalah masa lalu, dan kakak sudah tidak mau peduli lagi dengan apapun yang terjadi padanya.!!!"
"Hu'um" Jawabnya dengan anggukan tanda paham akan maksud Puteri.
"Kalo gitu kita lanjut jalan lagi ya!!!"
Desi melepaskan pelukannya, mereka pun melanjutkan perjalanan. Puteri mengantar Desi hanya sampai depan gang saja, lalu ia pergi ke tempat yang menjadi tujuannya.