Kisah cinta dua sejoli, yang kembali terjalin setelah beberapa tahun terpisah, kini diuji kembali. Sosok dari masa lalu yang mencoba menghancurkan hubungan mereka, hingga membuat keduanya berada dalam pilihan yang sulit, bahkan hampir meregang nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Alvian sudah sampai dirumah papi, ia meminta kedua temannya untuk pulang saja. Mereka pun menuruti perintah Alvian lalu melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.
Al sudah disambut oleh papi. Dan mereka mengobrol diruang kerja sambil menikmati kopi yang disuguhkan oleh sang ART.
"Apa yang ingin papi bicarakan kepada Al, sepertinya sangat serius?"
"Iya, ini sangat serius son!"
"Mengenai apa pi?"
"Andrew!"
Alvian terkejut dan bangkit dari duduknya.
"Andrew? Apa maksud papi, kakak sudah kembali? Dimana dia sekarang?" Tanya Al sambil celingukan.
"Tidak son, bukan kembali kerumah!" jawab papi sambil menenangkan Al.
"Lalu kakak kenapa pi?"
"Apa kamu masih menganggapnya sebagai kakakmu, setelah semua yang ia lakukan?"
Alvian terdiam tidak langsung menjawab. Alvian seperti sedang menata perasaannya agar jawaban yang ia berikan kepada papi, tidak terbumbui oleh emosi.
"Al tau, apa yang dilakukan kakak memang salah, lalu atas apa yang sudah ia perbuat kepada keluarga kita juga, itu tidak bisa dibenarkan, namun bagaimanapun papi yang membawa dia ke keluarga ini, memberinya kasih sayang melimpah, dan menjadikannya kakak dari kami semua!" jawab Al dengan lirih.
"Bagaimanapun tumbuh bersama bertahun-tahun membuat kami saling menyayangi, sampai kakak berubah karena salah bergaul, hingga akhirnya membuatnya melakukan kesalahan yang fatal." lanjut Al lagi.
"Papi dengar ia sudah kembali, banyak dari orang-orang papi yang melihatnya berkeliaran disekitar rumah ini dan perusahaan kita, dan itu yang membuat papi sulit tidur semalam, papi ingin melihatnya, ingin tau apa tujuannya kembali!"
"Pi, tolong janga gegabah, bagaimana jika kakak kembali karena ingin menyakiti papi seperti kala itu? Al gak mau sesuatu yang buruk terjadi kepada papi." ucap Al sambil memeluk papi nya.
Entah mengapa perasaannya benar-benar kacau hari ini, ditambah mendengar cerita papi, membuat Al semakin khawatir dengan keselamatan papi nya.
"Papi, Al boleh minta sesuatu?" tanya nya sambil melepas pelukan.
"Apa itu son?"
"Papi mau kan nurut sama Al, Al gak mau papi kenapa-kenapa, hanya papi yang Al miliki selain si kembar, Al sayang sama papi, dan Al gak mau kalau kakak datang kembali kemudian menyakiti papi lagi seperti kala itu.
Papi terdiam, ia menatap Al dengan dalam, kemudian papi memeluk putranya itu.
"Terima kasih son, kamu sudah begitu mengkhawatirkan papi, tapi papi harus menyelesaikan apa yang sudah papi mulai, justru yang papu khawatirkan adalah dirimu, papi takut jika ia menyakitimu, papi hanya memiliki satu putra, dan papi tidak ingin kamu yang menanggung semua itu." Ucap papi samnil terbata-bata dan terisak.
Alvian kini paham apa maksud papi selama ini, mengapa ia dan si kembar dikirim ke Jerman, membiarkan dirinya hidup sendiri mengurusi perusahaan ini, dan kini setelah ia sakit-sakitan baru ia menyerahkan kepada Alvian.
Ternyata bukan begitu kenyataan yang sebenarnya. Papi mengirim Al agar ia settle dulu, dan membiarkan papi berjuang sendiri sementara Al digojlok agar lebih mampu mengurus perusahaan.
Bahkan saking fokusnya mengurus perusahaan agar nanti ketika diserahkan kepada Al, semuanya sudah sangat mudah, agar anak semata wayangnya itu tidak kesulitan. Ia sampai menahan semuanya sendiri, sakitnya, dukanya, ia pendam sendiri.
Kini setelah Al siap, dan bisa memimpin perusahaan, benteng pertahan yang ia bangun selama ini rubuh juga. Namun ia puas melihat perjuangannya tidak sia-sia.
Papi menyembunyikan sakit dan dukanya dengan mendiamkan kami, menutup diri dari kami. Ia tidak ingin anak-anaknya kepikiran dengan apa yang ia rasakan.
Begitu besar rasa cinta papi membuatnya begitu kuat ditengah rasa duka karena kehilangan sang istri, juga karena kesalahan yang dilakukan Andrew.
Flash back on
Andrew pulang subuh dengan keadaan kacau balau, papi yang melihat itu berusaha mendekati Andrew dan bertanya ada apa dengan anaknya itu.
Ia tidak menghiraukan papi, semenjak beberpa bulan lalu, saat Andrew berkenalan dengan seorang pria bernama Vandi, Andrew jadi sering mabuk dan bertingkah aneh.
Ia yang pada dasarnya anak baik-baik, berubah menjadu brutal dan tempramen. Hingga akhirnya beberapa bulan berlalu papi tau alasannya mengapa Andrew begitu.
Malam itu Andrew dan papi berdebat diruang kerja, papi baru mengetahui jika kala itu saat Andrew pulang subuh dalam keadaan kacau balau, ia baru saja menghabisi seorang wanita.
Papi lantas menanyakan apa alasannya ia berlaku seperti itu, Andrew mengelak, ia bel mengakui pada awalnya, sampai papi mengancamnya, lalu Andrew mengakui jika ia menghabisi wanita itu karena sang wanita sedang mengandung hasil pemerk*saan yang ia lakukan setiap kali ia kekantor menggantikan papi.
Wanita itu memang tidak meminta pertanggung jawaban, hanya saja Andrew tidak mau jika suatu hari hal itu akan menjadi boomerang bagi dirinya.
Lalu ia membuat skenario seolah-olah wanita itu bun*h diri. Dengan bantuan orang-orang yang menjadi saksi di kostan itu, Andrew bisa menghilangkan jejaknya.
Bukan dengan cuma-cuma ia bisa terbebas tanpa jejak, mereka yang membantu membuat alibi, disumpal dengan uang yang tidak sedikit, juga dengan ancaman jika ada yang berani buka mulut, maka nasibnya akan sama dengan korban itu.
Mereka yang ketakutan hanya terdiam dan mengikuti perintah Andrew, sehingga kala yang lain mengetahui soal kematian wanita itu adalah bun*h diri, bukan dibunuh olehnya.
Papi yang mendengar cerita itu dari Andrew, sangat terkejut, pasalnya Andrew bercerita sambil tersenyum puas dan tidak ada penyesalan diwajahnya.
Kemudian papi meminta Andrew untuk menyerahkan diri ke polisi dan meminta maaf kepada keluarga korban. Namun Andrew justru mengamuk. Dan pertengkaran itu terdengar oleh Al yang akan hendak menemui Raisya di cafe.
Flash back off
Papi menceritakan semua kepada Alvian, sebuah rahasia besar yamg selama ini papi simpan sendiri, dan soal kematian sang mami yang koma namun tiba-tiba meninggal, ternyata itu juga ulah Andrew.
Andrew berniat untuk melenyapkan keluarga angkatnya itu agar warisan turun kepadanya, namun papi mengetahui rencananya lalu meminta kuasa hukumnya mencoret nama Andrew.
Mendengar pembicaraan papi dengan kuasa hukumnya, Andrew murka, dan papi melihat saat Andrew menguping.
Andrew kabur dan menghilang tanpa jejak, namun kini papi kembali risau saat banyak yang melihat Andrew kembali berkeliaran setelah beberapa tahun lamanya menghilang.
Papi sudah bisa memastikan jika kembalinya Andrew adalah untuk membalas dendam kepada keluarga mereka terutama kepada papi.
Karena ulahnya lah ia harus pergi tanpa sepeser uang pun dan entah bagaimana ia menjalani hidupnya beberapa tahun ini, namun yang pasti kini ia kembali untuk membuat perhitungan kepada keluarga angkatnya itu.