Inez, seorang perawat lansia.
Sejak sekolah Inez adalah gadis yang berjuang sendiri dan sudah hidup mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, selingkuhnya sang ibu mengakibatkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Ayahnya bernama Hendra sangat mencintai Istrinya tapi godaan lelaki lain telah membutakan mata Anita. Anita adalah ibunya Inez, dan sejak kematian Hendra suaminya Anita selalu menggunakan jasa lelaki brondong untuk menemani kesepiannya dan menutupi rasa bersalah nya.
Sejak saat itu, kebencian Inez pada ibunya sudah tak terbendung.
Hingga kini dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, Kakek itu sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Di Restoran, Angga dan Inez duduk menunggu sang pelayan cantik itu keluar. Angga menggenggam tangan Inez dan saling menguatkan, Inez dengan wajah yang bimbang, sampai dia ingin menangis tapi tersenyum, posisi hati ingin kuat tapi inilah takdirnya bahwa Inez tak mampu memberi anak dari darah dagingnya. Inez tersenyum tapi tetesan Air mata mengalir deras di pipinya, tisyu putih di meja makan terus Inez cabut, untuk mengelap air matanya yang mengalir tak terbendung.
Pelayan tadi sangat cantik, sangat sempurna, cara bicara yang halus dan bersikap sangat sopan santun. Kriteria yang sangat cocok untuk menjadi ibu sewaan Inez dan Angga.
"Ko belum keluar juga sayang?" Inez semakin cemas, karena sudah 20 menit, pelayan itu tak kunjung muncul , bahkan malah pelayan yang lain yang melayani para tamu restoran. Mata Angga dan Inez tak berhenti menatap ke pintu dapur.
"Sabar sayang" Angga berusaha menenangkan Inez yang tak berhenti cemas, hingga tangan Inez sangat dingin. Angga langsung memeluk tubuh Inez.
Tiba tiba datang pelayan lain yang menghidangkan pesanan. Angga dan Inez bingung dan masih tak terima dengan pelayanan pengganti ini.
"Bu, pelayan yang cantik, tinggi putih tadi kemana bu?" tanya Inez sambil menatap mata pelayan wanita tua ini. Mendengar perkataan Inez wanita tua ini menaikan alis sebelahnya.
"Siapa yang Tuan dan nyonya maksud?"Pelayan itu tahu, sebenarnya siapa yang di tanyakan , tapi karena persaingan kerja, jadi pelayan itu mengaku tidak tahu siapa yang Angga dan Inez maksud.
Pelayan tua itu menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya tidak tahu.
"Bu, betul tadi yang melayani kita wanita cantik, tinggi dan putih"Sahut Angga.
Pelayan itu tak menghiraukan pertanyaan Angga, diapun langsung pergi dan meninggalkan meja Angga dan Inez. Dan anehnya para pelayan di restoran itu kompak menatap ke meja Angga dan Inez, bahkan ibu tua yang tadi malah menunjuk nunjuk meja Angga dan Inez.
Angga dan Inez malah merasa tidak nyaman, seperti di remehkan. Angga dan Inez pun mengangguk bersamaan dan mereka langsung mendekati kasir.
Kasir heran, soalnya Angga dan Inez belum makan apa apa kok sudah mau bayar.
Angga dan Inez sakit hati, karena merasa mendapat pelayanan yang tidak baik.
"Tuan dan Nyonya , kami lihat anda belum memakan apa apa , kenapa anda mau membayar?"Tanya Kasir yang bingung dengan tindakan Angga dan Inez, mereka takut di cap jelek oleh pelanggan lain saat tindakan Angga dan Inez ini dilihat oleh konsuman lama dan baru.
Angga dan Inez tidak bicara apa apa, dia hanya mengeluarkan uang ratusan ribu, lembar demi lembar di keluarkan Angga , hingga mencapai 1 juta. Kasir pun bingung , akhirnya Angga bahagia melihat kebingungan sang kasir.
"Tunggu, tuan, harga yang harus di bayar tuan tidak sampai segini, hanya 300ribu saja tuan, ini kelebihan"
Seolah tak menghiraukan ucapan sang kasir, Angga terus menerus mengeluarkan lembaran uangnya. Kasir pun panik dan dia berlari ke kantor untuk menemui manager.
"Pak tolong keluar, pak" Kasir panik dan memanggil manager yang bernama Beni.
"Apa? kenapa kamu panik?"tanya Beni. Melihat karyawan nya panik, Beni langsung menuju ke tempat kasir.
Beni melihat, Angga sedang mengeluarkan terus menerus uang lembaran demi lembaran, dan tak berhenti, Di meja kasir hingga 10 juta.
Mata Beni melotot dengan kelakuan Angga, Beni terkenal Manager yang sangat galak, makanya karyawan melapor ke pak Beni pasti mereka ga akan takut mendapat gertakan seperti yang dilakukan Angga. Kasir sampai manyun manyun pada Angga dan Ines seperti menandakan mereka menantang Angga dan Inez.
Melihat Beni datang melotot, akhirnya Angga terus mengeluarkan uang. Beni terus memandang tanpa hentinya.
"Maaf tuan , di sini bukan bank, silahkan anda bayar sesuai yang anda makan" Beni yang marah tapi di tahan demi tidak terjadi keributan.
"Jika ada masalah dengan karyawan kami, tolong bicarakan dengan saya baik baik"Beni berusaha meredam amarah Angga, Beni pun mempersilahkan Angga untuk masuk ke ruangan Manager.
Angga dan Inez pun ikut ke dalam ruangan Manager dan meninggalkan uang di meja kasir itu.
"Kalian bereskan uang ini, jangan kalian ambil satu lembar pun, jika ada yang mengambil maka kalian akan di pecat".
Beni memperingatkan pada karyawannya, dia melotot dan menunjuk satu persatu muka karyawannya.
Setelah gertakan itu, Beni langsung masuk ke dalam ruangan manager, dan mempersilahkan Angga dan Inez Duduk.
"Sebenarnya kami mohon maaf, atas pelayanan kami yang kurang sopan"Beni kembali meminta maaf, Angga dan Inez tersenyum.
"Karyawan Anda sangat sombong semua, saya dan istri saya bertanya baik baik, kami menanyakan karyawan yang melayani kami pertama kali, pada seorang pelayan wanita tua, tapi dia malah bilang ga tau dan membuang muka pada kami, apakah ini peraturan dari kalian, yaitu tidak melayani pertanyaan tamu?"
Angga sungguh jengkel, tapi dia tahan dengan berkata baik dan sopan.
"Sebentar saya panggil dulu orangnya" Beni pun keluar lagi dan mencari Mak Eti, ternyata mak Eti malah sembunyi dan dia di paksa ikut masuk ke dalam ruangan Beni.
"Ampun pak, ampun" rengek Mak Eti. Dia tidak ingin masuk, tapi karena di paksa, Mak Eti pun masuk dan kepala menunduk tanda malu.
"Ini pak orangnya?"Tanya Beni sambil menunjuk muka Mak Eti.
"Iya Betul" Anga dan Inez Mengangguk.
"Kesombongan mu bisa aku beli bu, kami hanya bertanya soal karyawan yang cantik dan putih itu, siapa namanya, tapi kamu jawab tidak kenal dan kami di tinggalkan"ucap Angga.
Braaaaakk
Beni menggebrak meja, Agar Mak Eti menjawab.
"Anu itu pak, karyawan itu kan hanya kontrak dan pengganti, dia tidak berhak di jadikan istimewa, dia hanya karyawan pengganti"Ucap Mak Eti.
"Oh jadi kamu merasa jadi senior, saat pelayan baru itu di puji oleh konsumen kamu iri?"Tanya Angga.
Mak Eti langsung berlutut dan meminta maaf pada Angga dan Inez. Melihat Mak Eti sudah meminta maaf, Angga dan Inez pun luluh. Dan memaafkan kelakukan Mak Eti.
"Mak, sekarang kamu saya maafkan juga, jika mak mengulangi kesombongan mak, Aku pasti akan memecat mak Eti" Beni mengernyitkan alisnya dan melotot, seraya memberikan peringatan dengan visualisasi. Aslinya Beni menahan amarah, karena ada Angga dan Inez dia sungkan memarahi karyawannya seperti biasanya, suka teriak dan membentak.
Setelah Mak Eti pergi, barulah Angga dan Inez bertanya pada Beni soal karyawannya yang cantik, putih dan tinggi.
"Maaf pak , atas kelalaian karyawan saya. Karyawan kontrak itu bernama Sari, tapi dia sudah pulang, makanya saya gak bisa membawanya ke sini menghadap anda" Beni tidak bisa mempertemukan Sari dengan Angga dan Inez.
"Uang yang ada di kasir, ambilah pak, bagikan pada karyawan anda. Itu atas permintaan maaf ku dan istri yang membuat keributan di resto ini" Angga dan Inez pun pergi dan meninggalkan Resto itu dengan perut kosong masih krucuk krucuk.
"Ayo kita cari resto lain, setidaknya kita sudah tahu bahwa wanita itu bernama Sari" Angga mengajak Inez makan di tempat lain, dan Inez mengangguk saja . Tapi Inez masih berfikir pada Sari itu, pada wanita cantik itu. Padahal Inez belum tahu apakah Sari setuju atau tidak, bahkan untuk bertemu lagi dengan Sari itu sangatlah tidak mungkin.
***
Setelah Makan dengan kenyang, Angga dan Inez memutuskan untuk kembali pulang.
Sesampainya di rumah.
Sinta yang melihat keanehan pada Inez dan Angga. Karena memantau dari kejauhan, terlihat Angga memeluk Inez dan menenangkan Inez.
"Sepertinya ada masalah besar dalam rumah tangga mereka, tapi apa? aku harus cari tahu dan menyelidikinya"ucap Sinta.
Sinta lagi lagi akan ikut campur urusan Angga dan Inez. Jika Sinta tahu bahwa Inez Mandul, ini seperti angin segar, bahwa Inez bisa di singkirkan dan di ganti wanita subur lainnya. Setidaknya Keluarga Wijaya butuh penerus, dan kesombongan Subrata Ainun akan terjatuh bila tahu cucu penerusnya satu satunya ternyata mandul. Sinta bisa menghancurkan 2 Keluarga sombong sekaligus jika tahu keadaan Inez saat ini.
Untuk mencari tahu, Sinta pun turun dan mendekati Inez."Sayang kalian dari mana? kenapa mata Inez sangat terlihat sembab, kamu menangis nak?"
Angga semakin memeluk Inez, dan tak menghiraukan kepedulian Sinta.
Lalu setelah masuk ke kamar, Angga pun keluar dan menjelaskan pada Mamah nya.
"Mah, Inez baik baik saja, kami hanya lelah"
Angga menghalangi Sinta masuk ke dalam untuk menemui Inez.
"Mamah ini seorang ibu, mamah ini peka dengan perasaan seorang wanita, jika kamu dan Inez ada masalah ceritakan saja pada mamah, siapa tahu mamah bisa bantu, dan ada jalan keluar untuk masalah kalian" Sinta sambil celingukan ingin masuk ke dalam.
"Tidak mah, kami tidak ada masalah apa apa, jadi mamah tenang saja ya, udah sore kami mau mandi dulu dan istirahat ,mamah juga istirahat sana" Angga menyuruh ibunya pergi dan menutup pintu kamarnya.
Mata Sinta langsung menyipit penuh dengan rencana kelicikan,Sinta yakin firasatnya tepat, bahwa Rumah tangga Angga dan Inez sedang tidak baik baik saja. Sinta tidak akan menyerah untuk menyingkirkan Inez, Sinta sudah terlalu benci pada Inez menantunya, apalagi setelah tahu bahwa Inez bukan wanita gembel, Sinta semakin iri dan Ingin menghancurkan 2 crazy rich, yaitu kakek Subrata dan Nenek Ainun.
***
Sementara itu di kediaman Subrata. Roni di perintah kan untuk terus mengawasi gerak gerik Angga dan Inez bahkan Roni di suruh untuk mengawasi dan melindungi Inez dari jauh.
Begitupun Didi, dia dikirim Ainun untuk menjaga Inez dari kejauhan, Ainun tahu bahwa Sinta ibu mertua jahat Inez sudah tinggal serumah dengan Inez. Ainun sangat khawatir sampai sampai dia tidak bisa menelan setiap makanannya.
"Baik Nek aku akan berangkat sekarang dan melindungi nona Inez"
Didi tidak sendiri , sekarang dia berjalan bersama salah satu pengawal wanita nenek Ainun. Pengawal Wanita itu pun di kirim oleh Didi untuk masuk ke dalam rumah Wijaya. Dia bernama Astrid. Astrid lolos menjadi calon ART untuk mengurusi ibu Sinta mertua Inez.
Karena semua pembantu senior didikan bu Meri semuanya di wajibkan hanya untuk melayani Angga dan Inez. Sedangkan Sinta harus mencari sendiri pelayan barunya. Sinta tidak tahu bahwa Astrid adalah kaki tangan Nenek Ainun.
Nenek Ainun itu lebih licik dan cerdik. Bahkan dia sudah tahu bahwa Inez tadi pagi menemui Dokter Rahmat. Tapi Ainun belum tahu masalah apa yang di sembunyikan oleh Inez dan Angga, karena dokter Rahmat adalah dokter yang paling bisa di percaya untuk menyimpan rahasia pasiennya apalagi rahasia Angga dan Inez. Dokter Rahmat adalah orang yang di sekolahkan dokter oleh kakek Wijaya. Jadi sampai kapanpun Dokter Rahmat tidak akan membongkar rahasia Angga dan Inez.
Rencana apa yang akan di lakukan Sinta untuk menghancurkan Inez?
Jika Nenek Ainun tahu bahwa Inez mandul apa yang akan dia lakukan?
mampir dikarya aku juga ya jika berkenan/Smile//Pray/