Menikah Dengan Banci

Seorang laki-laki muda, dengan tangan dan kaki yang ter_i_kat sedang berada di sebuah gudang yang terbengkalai. Mulut nya juga di lakban agar ia tidak berteriak.

Di sisi lain, Angga dan Hendra sedang duduk santai sambil melihat penampakan laki-laki di hadapan mereka.

Angga masih berpikir, apa yang harus di lakukan pada laki-laki yang berani mengusik istri nya itu.

Lakban di buka, segala macam sumpah serapah keluar dari mulut laki-laki itu. Angga hanya diam dan mengamati nya terlebih dahulu.

"Lepaskan aku si_a_lan! Panggil bos kalian yang banci itu. Suruh ia berhadapan dengan ku. Jangan tahu nya sembunyi aja." Ucap laki-laki yang menjadi tawanan Angga.

Sepertinya laki-laki itu tidak tahu jika Angga sudah pangkas. Yang ia tahu, Angga memiliki rambut panjang yang cantik.

"Ada urusan apa kau dengan nya? Bukan kah kami sama sekali tidak mengenal mu? Mengapa kau ingin mencari masalah dengan kami?"

"Kau tidak perlu tahu apa pun. Yang aku perlukan sekarang adalah laki-laki banci itu. Panggil dia ke sini. Jangan tahu nya sembunyi di bawah ketek istri nya."

Bug...

Bug..

Angga me_non_jok perut laki-laki itu. Cairan merah yang masih segar langsung keluar dari mulut nya. Ia bahkan sampai terbatuk dan kesulitan bernafas.

"Kalian berani nya main keroyokan. Satu lawan satu dong. Curang kalau begini cerita nya. Mana si Banci itu nggak datang-datang lagi."

"Apa? Satu lawan satu? Lawan istri ku aja kau langsung K.O."

"Istri mu? Siapa yang kau maksud?"

"Mawar. Dia istri ku."

"Tidak mungkin. Jika Mawar adalah istri mu, lalu kau. Tidak. Itu tidak mungkin. Kau itu banci." Ucap laki-laki itu seperti tidak percaya saat melihat penampilan Angga yang begitu tampan.

"Yang bilang aku banci, siapa?"

Laki-laki itu terkesiap. Ia bingung harus mengatakan apa. Ia hanya di suruh untuk menculik Mawar dan ia tidak tahu jika apa yang ia lihat sekarang itu, tidak sesuai dengan tugas nya.

"Itu,,, itu,,"

"Itu apa? Kau tahu, aku bukan orang yang baik. Apalagi yang kau coba ganggu adalah istri yang paling aku cintai."

"Maafkan aku,,, aku,,"

"Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran."

"Nyonya Melda."

Mata Angga membulat sempurna. Demi apapun, ia tidak ingin mendengar nama wanita yang paling ia be_nci itu di sebut.

Wanita yang sudah membuat hidup nya menjadi setengah banci. Masa lalu Angga yang kelam dan ia hampir saja tidak bisa terselamatkan dulu.

Angga pernah beberapa kali melakukan percobaan bu-nuh di_ri akibat trauma yang mendalam. Kondisi psikis nya dulu sangat memprihatinkan.

Ia bahkan pernah di bawa ke rumah sakit jiwa karena kondisi nya yang begitu rapuh.

Angga melepaskan laki-laki itu begitu saja. Untuk saat ini, ia tidak bisa berpikir jernih. Kenangan masa lalu yang buruk melintas begitu saja saat mengingat nama itu. Nama wanita yang sudah ia coret dari kehidupannya.

"Imelda Hartawan."

Nyonya besar sekaligus mantan istri Hartawan Papa nya Angga. Imelda yang memiliki kelainan s_e_x itu tidak bisa hanya berhubungan dengan satu pria.

Imelda juga bahkan berhubungan dengan sesama wanita untuk memuaskan na_fsu binatang nya. Dan Angga adalah salah satu kor_ban nya.

Jika sudah tiba saat ia menginginkan hal itu, maka ia tidak bisa menunda nya. Sedangkan Papa nya Angga dulu, sangat lah sibuk mengurus bisnis mereka.

Hartawan dengan tenang nya meninggalkan Angga bersama dengan Ibu yang gi_la. Bukan hanya itu, Imelda juga membawa teman wanita nya ke rumah.

Mereka mempertontonkan hal itu di depan Angga yang masih tidak tahu apa-apa. Angga yang masih po_los sama sekali tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan.

Hingga teman wanita Imelda mencoba mengajak Angga bermain bersama. Angga ketakutan dan menangis.

Akan tetapi, semakin ia menangis, mereka semakin kegirangan. Tangisan Angga bak sesuatu hal yang membuat mereka mencapai puncak ke_nik_matan.

Bukan sekali dua kali Angga mendapat perlakuan tidak baik. Ia pun tidak berani bercerita pada siapapun.

Sampai ia melihat Mawar yang selalu menangis di taman bunga milik nya. Ia merasa jika Mawar dan diri nya sama-sama sedang merasakan kesedihan yang mendalam.

Angga di diagnosis memiliki trauma setelah Papa nya Hartawan curiga dengan Angga yang selalu murung.

Suatu hari, entah dari mana Hartawan mendapatkan video full istri nya dan dua orang wanita dan satu laki-laki di sebuah kamar.

Yang lebih menyakitkan adalah, Angga ada disana dan menyaksikan perbuatan bu_ruk mereka. Bukan itu saja, Angga juga di paksa melakukan hal yang tidak baik demi membahagiakan mereka semua

Hancur sudah hati Hartawan. Ia tidak bisa berkata-kata. Cinta nya pada sang istri membuat nya lupa dengan keadaan Angga yang tidak baik-baik saja.

Hartawan tidak menunggu lama. Ia langsung menceraikan Imelda saat itu juga. Akan tetapi, Imelda yang tidak tahu malu itu, malah masih sempat meminta hak asuh Angga.

Hartawan bersikeras tidak akan memberikan izin untuk hak asuh. Ia juga memberikan banyak video agar sidang di pengadilan di percepat.

Orang-orang yang melihat video itu merasa iba. Angga pun yang tadi nya nampak baik-baik saja kini kejang-kejang. Hartawan pun membawa Angga ke rumah sakit.

Dan sesampainya di sana, Angga pun di infus dan di ambil sedikit da_rah nya untuk di periksa.

Betapa terkejut nya Hartawan saat tahu Angga juga telah di cekoki zat itu ke dalam minuman.

Angga yang siuman tiba-tiba mengamuk. Tidak biasanya ia menjadi seperti ini. Biasanya Angga tidak pernah membuat hal yang merugikan diri nya sendiri.

Sesekali Angga bertingkah seperti orang yang sedang ketakutan. Ia juga memohon-mohon agar di maafkan dan mencoba berlutut di bawah kaki nya Hartawan.

Saat itu juga, Hartawan membawa Angga ke psikiater dan Angga pun sangat lama menjalani program pemulihan. Dengan sabar Hartawan mengurus anak semata wayang nya itu.

Imelda setelah di ceraikan sudah pergi dan tidak pernah kembali. Perbuatan nya merupakan hal yang paling membuat keluarga besar Hartawan murka.

Masih mending ia tidak di habisi saat itu juga. Keluarga tidak menyangka, di Balik sikap lemah lembut milik Imelda, ternyata menyimpan misteri yang kita sendiri tidak tahu seperti apa.

Imelda di depak begitu saja tanpa uang dan harta. Ia hanya di perbolehkan membawa satu koper saja. Dan begitu lah akhir dari Imelda.