Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebencian Mendalam
Di area lingkaran dalam Pyrenight Forest, api menyala menghiasi senja.
Swoosh! BANG!
Tebasan api mengenai pohon besar, serpihan kayu berserakan dan daun berhamburan ke segala arah.
“Mewah, tapi hanya itu.”
Dari kepulan asap tebal, suara dingin seorang gadis terdengar. Sesaat kemudian, sosok tubuh menembus kepulan asap dan mendekati Arthur.
Melihat itu, Arthur menggertakkan gigi dengan ekspresi serius. Melihat gadis yang muncul di depannya, dia langsung menebas secara diagonal.
Gadis itu menghindar ke samping lalu menebas pinggang Arthur.
Ding!
Suara dentingan logam terdengar. Arthur menggerakkan tangan kirinya. Bagian bawah tongkat sihirnya menangkis tebasan gadis di depannya.
‘Kesempatan!’
Arthur mengayunkan kembali pedang di tangan kanannya. Namun, gadis itu langsung mengelak mundur. Meski begitu tebasan itu masih mengenai jubahnya.
Ketika kerudung terbuka, rambut pirang agak kusam berujung kebiruan tergerai. Wajah nan elok dengan ekspresi dingin melirik Arthur dengan sepasang mata merahnya.
Berdiri beberapa meter dari Arthur, gadis itu, Bell menghela napas pendek.
“Aku tarik kembali kata-kata ku. Kamu memang layak menyandang gelar Pangeran dan jenius dari generasi ini. Namun-“
Bell mengembuskan uap keruh, ekspresinya menjadi lebih serius. Mata merah bak rubi langsung menyala, rambut panjang yang tergerai menari-nari padahal angin tak berembus kencang. Energi merah melapisi pedangnya.
“Itu belum cukup!”
Setelah mengatakan itu, sosoknya langsung muncul tepat di depan Arthur lalu menebas dengan ganas.
Arthur langsung menyilangkan pedang dan tongkat sihirnya, tapi-
BANG!
Tubuh pemuda itu langsung terhempas belasan meter, menghancurkan semak dan berguling-guling di tanah.
Arthur segera bangkit. Dia merasakan rasa sedikit manis dan amis di tenggorokannya, kemudian memuntahkan beberapa suap darah. Jelas, pukulan tadi cukup terasa, mungkin mengguncang organ dalamnya.
“Berserk. Benar-benar sesuai dengan dugaanku. Aku rasa kamu bukan dari Keluarga Yaeger, jadi dari keluarga yang mana? Keluarga-“
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Bell telah menyusul Arthur. Ekspresinya masih dingin, tetapi terlihat lebih ganas daripada sebelumnya. Gadis itu juga tidak mengucapkan sepatah kata.
KLANG!
Arthur berhasil menangkis serangan Bell, tetapi sesaat kemudian tubuhnya terseret mundur beberapa meter.
“Jangan remehkan keahlian pedang Keluarga Gravent!” Arthur meraung, bilang pedangnya langsung diselimuti api.
Keduanya mengerahkan tenaga mereka, dan kemudian terpental mundur beberapa meter secara bersamaan.
Arthur menyimpan tongkat sihir di kiri pinggangnya lalu memegang pedang dengan kedua tangan. Dia sudah menyerah melakukan serangan sihir jarak jauh. Dalam benaknya, pemuda itu sudah memutuskan.
‘Jika ingin bertarung jarak dekat, ayo bertarung jarak dekat!’
Memperhatikan energi merah yang hanya menyelimuti pedang dan penampilan Bell, Arthur merasa sedikit aneh. Itu jelas keterampilan berserk, tetapi juga berbeda dengan berserk yang dia kenal.
Swoosh!
Melihat musuhnya menyerang, Arthur berhenti ragu lalu menyambutnya dengan serangan lain.
Ding! Ding! Ding!
Suara dentingan logam ketika pedang beradu terus terdengar di hutan. Gerakan mereka sama-sama terampil, cepat, dan kuat. Jika lebih banyak orang yang menonton, mereka pasti sangat terkejut karena itu jelas-jelas bukan pertarungan antara pemula.
Daripada siswa akademi, gaya bertarung Arthur dan Bell sudah sekelas expert. Tidak lebih buruk dari para pengawas. Lagipula, normalnya, para murid akademi berada di level 4 ketika lulus.
Slash!
Arthur melompat mundur, lalu melirik bekas luka di bagian kiri perutnya dengan ekspresi buruk.
Di sisi lain, mata Bell kembali normal. Dia menghembuskan napas keruh, lalu bergumam dengan suara yang hanya bisa didengarnya.
“Jika lebih lama, aku benar-benar mengaktifkan kemampuan berserk. Ini tidak baik, sulit untuk mengendalikan diri.”
Jika mendengar gumaman gadis itu, Arthur pasti terkejut. Lagipula, dia sama sekali tidak menyangka dirinya akan dikalahkan oleh Bell tanpa harus menggunakan seluruh kemampuannya.
“Bos!”
“Arthur!”
“Ketua!”
Teriakan-teriakan anggota timnya membuat Arthur tersenyum kecut. Melirik rekan-rekannya yang terpaksa melawan orang-orang berjubah itu, dia merasa enggan karena gagal membiarkan mereka melarikan diri terlebih dahulu.
Arthur langsung mengambil sisa ramuan yang dia miliki lalu meminumnya. Meski tidak langsung sembuh, tetapi penampilannya sedikit membaik. Tidak terlalu pucat seperti sebelumnya.
Menarik napas dalam-dalam, Arthur menatap ke arah gadis di sisi berlawanan sebelum bertanya, “Setidaknya izinkan aku bertanya. Kenapa kalian menyerang kami? Kenapa kalian melakukan hal seperti ini?”
“Tentu saja untuk membunuh kalian semua.”
Bell langsung menjawab dengan ekspresi dingin. Dia menatap Arthur, sama sekali tidak ada jejak belas kasih dalam tatapannya.
“Setelah para murid terbunuh, banyak bangsawan akan kehilangan ahli waris mereka. Bukan hanya itu, tapi jumlah bangsawan juga akan menurun. Dengan begitu, tujuan kami akan lebih mudah terlaksana,” tambahnya.
“Pengurangan jumlah bangsawan? Kenapa kalian menginginkan itu?” Alis Arthur berkerut.
“Apa lagi? Kami, Swords of Rebellion ingin semua bangsawan mati. Lagipula, kalian semua (para bangsawan) adalah titik kotor kemanusiaan dan harus dibersihkan.” Bell mendengus dingin.
Melihat ekspresi bingung, tidak percaya, dan ragu di wajah Arthur membuat gadis itu menggertakkan gigi.
“Sebagai para petinggi, pemimpin umat manusia, kalian tidak hanya tidak mendukung, tetapi selalu menginjak-injak rakyat biasa. Jumlah pajak yang tidak masuk akal menyebabkan kelaparan, tangkap perempuan cantik lalu diperdagangkan seperti hewan peliharaan, kumpulkan pasukan untuk pergi ke tempat berbahaya dan mengambil keuntungan akhir untuk diri sendiri.”
“Kalian para bangsawan telah membuat tempat yang seharusnya dianggap sebagai wilayah perlindungan manusia seperti taman hiburan kalian. Simpan banyak sumber daya, buat orang-orang di bawah sekarat.”
“Makhluk kotor seperti kalian pantas dimusnahkan!”
Mata merah Bell berkilat dingin, menatap ke arah Arthur dengan ekspresi penuh kebencian. Kebencian yang begitu mendalam sampai-sampai membuat orang penasaran kenapa dia bisa seperti itu, dan apa yang dia alami sampai sekarang.
“Tidak semua bangsawan seperti apa yang kamu katakan!” Arthur langsung membantah.
“Tidak kah kamu melihat sedikit kecanggungan di mata orang-orang itu? Merasa agak bersalah, atau mungkin tidak nyaman karena perilaku busuk mereka diketahui? Mendengar jawaban tegas darimu membuatku penasaran, kamu itu orang munafik atau orang bodoh?” balas Bell dengan cibiran.
“Tunggu sebentar, aku ingat kamu tadi menyebut nama Gravent, kan? Ya, keluarga itu memang bisa dianggap baik. Akan tetapi, sebagai keluarga kerajaan, setidaknya kamu harus bisa mengendalikan para bangsawan di bawah mu, Bodoh! Sungguh sia-sia!” tambah Bell.
“Kamu!”
Arthur menatap Bell dengan ekspresi marah. Berbeda dengan hinaan langsung terhadap dirinya, pemuda itu jelas membenci orang-orang yang menghina keluarganya.
“Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Aku hanya mengatakan kebenaran,” ucap Bell sambil mengangkat alisnya ketika melihat ekspresi Arthur.
Belum sempat Arthur menjawab, suara gadis lain tiba-tiba terdengar.
“Lucu sekali! Seorang bangsawan yang menghina dirinya sendiri. Benar-benar lucu!”
Mendengar itu, Bell dan Arthur menoleh.
Di sana, tampak Rachel yang baru saja tiba. Gadis itu menatap bell dengan pandangan penuh provokasi.
“Jangan samakan aku dengan bangsawan kotor seperti kalian! Aku bukanlah bangsawan, dan tidak ada hubungannya dengan para bangsawan!” teriaknya marah.
Mendengar itu, Rachel tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
“Kamu sangat aneh. Kamu jelas-jelas memiliki darah bangsawan bahkan terlihat sangat murni, tetapi benar-benar tidak mau mengakuinya.”
Setelah mengatakan itu, Rachel menyipitkan matanya sambil mencengkeram gagang pedangnya dengan erat lalu melanjutkan.
“Kamu berhasil membuatku merasa kesal!”
>> Bersambung.