GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
☘☘☘☘☘☘☘☘
Hanya butuh sebentar untuk membuka semua barang yang dibawa oleh Emir dan ibu nya,karena memang ngak banyak. Hanya sedikit saja ,karena waktu nya sudah sangat mendesak sehingga ibu Melati hanya menyiapkan yang ada saja.
Setelah pembukaan seluruh hantaran yang diberikan oleh Emir,Ibu melati pun mengajak kedua orang tua Nadine untuk ke butik Veve. Mereka akan membuat pakaian seragam dari butik Veve sendiri sekalian membuat kan gaun tambahan untuk Nadine dan Emir,sedangkan Emir dan Nadine disuruh ke bagian fotografer untuk membuat foto sendiri.
"Hmmm....bu,sebaiknya kita ke tempat Veve saja. Dia juga punya teman yang fotografer,sehingga kita bisa membuat foto nya disana dengan gaun dan pakaian dari butik Veve " ucap Nadine.
"Ya....Begitu juga boleh,tapi kamu sama Emir saja . Biar orang tua satu mobil sama-sama " ucap ibu Melati.
"Tapi...." jawab Nadine dan langsung di potong oleh ibu nya.
"Iya,biar kamu sama Emir lebih dekat lagi " potong ibu Nadine sambil tersenyum
Nadien hanya melirik ke arah calon suami nya, dia merasa malu untuk berduaan dengan pria itu. Apalagi bayangan malam pertama yang dia alami secara nyata tanpa obat seperti yang terjadi pada Emir membuat nya ingat semua nya, menari-nari di kepala nya.
"Hmmm...sebaiknya kalian duluan kedepan saja,Ibu mau ganti baju sebentar" ucap ibu Nadine dengan ramah.
Ibu Melati berjalan lebih dulu bersama dengan Emir ,begitu juga ayah Nadine yang berjalan didekat Emir sedangkan Nadine yang ingin melangkah mengikuti dari belakang langsung ditarik tangan nya oleh ibu nya .
"Ada apa bu?" tanya Nadine dengan bingung
Ibu Nadine belum menjawab apa pun,dia memperhatikan punggung semua orang yang berjalan ke arah pintu keluar. Membuat Nadine juga mengikuti arah mata ibunya dengan rasa penasaran.
"Kamu hubungi Liam,katakan apa yang terjadi hari ini " perintah ibu Nadine membuat nadien sadar, saat didekat Emir dan melihat wajah pria itu. Dia malah tidak memikirkan Liam sama sekali,dia jadi merasa bersalah akan hal itu.
Apa mungkin karena Nadine dari tadi hanya memikirkan malam panas nya dengan Emir,tubuh Emir yang atletis dan begitu menggoda nya. Membuat nya tidak ingin melupakan nya, bayangan tubuh Emir membuat nya merasakan sesuatu yang lain dibawah sana .
"Iya bu,nanti Nadine kirim pesan saja " ucap Nadine yang sedih mengingat hubungan nya dengan Liam berakhir seperti ini .
Nadine mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi Liam,dia berusaha menelpon nya lebih dulu tapi panggilan nya ngak diangkat Mungkin karena memang ini jam kerja ,makanya Liam tidak mengangkat nya. Apalagi Liam mengatakan kalau perusahaan sedang sangat sibuk,pemilik perusahaan yang sudah mendapatkan investasi dari perusahaan yang baru merubah cara kerja diperusahaan itu sesuai yang di minta oleh investor.
Sehingga pekerjaan mereka semakin menumpuk ,makanya Liam sering pulang larut malam baru-baru ini. Apalagi sebentar lagi Liam akan mengambil cuti untuk menikah,jadi dia harus menyelesaikan semua nya dengan baik.
"Liam,maafkan aku. Pesta pernikahan kita tidak bisa dilangsung kan,aku akan menikah dengan pria yang sudah merenggut kesucian ku. Lagi pula ibu mu sudah datang tadi pagi dan tidak ingin memiliki menantu yang menjijikan seperti ku,sehingga lebih baik kita berteman saja "
"Semoga kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku,seperti keinginan ibu mu. Menantu yang bisa masak dan mengurus segala hal dirumah, maafkan aku yang tak bisa menjaga diri dan menjadi menantu yang ibu mu inginkan . Smoga kita bisa berteman dengan baik "
Nadien menghembuskan nafas nya dengan kasar setelah mengirimkan pesan pada Liam,dia berharap semua nya baik-baik saja. Dia ngak mau membuat keributan di pesta pernikahan nya nanti,mungkin memang Emir jodoh nya .
Nadine pun berjalan mendekati pintu,dia melihat ibu dan ayah nya masuk kedalam mobil milik ibu Melati. Disana sudah ada supir yang akan mengemudikan mobil nya ,dia tersenyum dengan senang melihat pemandangan itu .
"Kau hanya ingin melihat saja ? " suara Emir terdengar jelas di belakang telinga nya membuat Nadine menahan nafas nya ,dia merasakan aneh diseluruh tubuh nya karena hembusan nafas beraroma mint milik Emir menyapu tengkuk nya .
"Kau masih ingin berdiri terus disini?" tanya Emir lagi
"Ah....sebentar,aku kunci pintu dulu" jawab Nadine yang berbalik dengan cepat tanpa melihat posisi emir berada ,dia merasa gugup bila berdekatan dengan Emir.
Cup
"Ah,maafkan aku. Aku ngak sengaja " ucap Nadine.
Saat Nadine berbalik,dia malah menyosor bibir Emir membuat Emir terkejut tapi dengan cepat dia menguasai diri dan tersenyum. Terlihat jelas sekali kalau Nadine gugup di depan nya, kini emir malah merangkul pinggang Nadine . Tubuh mereka melekat sempurna membuat aroma tubuh Emir kembali terhirup oleh hidung Nadine,membuat nya kembali mengingat malam panas mereka.
"Jangan terburu-buru,aku akan menunggu mu . Atau kau ingin melakukan malam pengantin kita lagi hhmmm?" bisik emir membuat tubuh Nadine terpaku.
Nadine yang tersadar langsung menegakan tubuh nya ,Nadine akan jatuh jika saja tak ada tangan kekar emir yang menyangga nya . Emir pun mengikuti nadien yang berjalan menuju pintu,Nadine mengunci nya dan berbalik lagi .
"Sudah?kita berangkat sekarang ?" tanya Emir dengan sopan dan ramah .
"Ya....ayo,tapi kita singgah ke sekolah nya Namira lebih dulu. Aku ingin memberikan kunci rumah untuk nya, karena kita ngak tau akan lama atau ngak disana " ucap Nadine membuat Emir tersenyum dan menganggukan kepala nya
Terlihat kalau Nadine sudah mulai bisa menerima keberadaan nya dan tidak gugup lagi,Emir membuka kan pintu depan untuk nadien kemudian dia pun masuk dan menjalankan mobil nya.
Nadine memberitahukan jalan menuju sekolah nya Namira,kemudian tak lama mereka sampai disana . Mobil Emir mendekati post sekuriti yang berada didepan sekolah nya karena memang ngak sembarangan orang bisa masuk kesana,pintu gerbang nya pun masih di tutup .
"Eh....mbak Nadine, belum waktu nya pulang sekolah lho" ucap seorang pria paruh baya yang begitu mengenal keluarga dari anak yang ada disana.
"Saya ingin menemui Namira saja pak,ada yang ingin saya sampaikan pada namira sebentar " jawab Nadine, kemudian pria paruh baya itu menganggukan kepala nya dan dia membukakan gerbang sekolah nya .
Pria paruh baya itu memperhatikan wajah Emir,dia ingat sekali kalau biasanya Nadine datang bersama dengan Liam. Dia tau hubungan mereka,karena Namira sering mengenalkan mereka.
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘