Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 04
"hwaaaa....aaaa...hwaaa....aku mau susu sekalang."
Suara tangis anak kecil yang begitu keras terdengar dari arah dapur.
Wulan terlonjak kaget terbangun dari tidurnya.
Kamarnya memang berada disamping dapur, dekat dengan kamar bi Irah juga.
Ditatapnya layar handphonenya, terlihat jam menunjukan pukul empat sore.ternyata dia sudah tertidur hampir 2 jam.
"Iya den iyaa, sebentar ini baru bibi buatkan." terdengar suara Bi Irah juga.
Wulan segera keluar menuju dapur. Dilihatnya seorang bocah laki-laki tengah menangis merengek sambil menarik-narik ujung baju bi Irah yang tengah sibuk membuatkan susu yang diminta bocah tersebut.
Sesekali kakinya dihentak hentakan ke lantai.
"Hallo, ini den Rayyan ya?" Kata Wulan sambil mendekat kearah mereka.
Si bocah laki-laki yang merasa dipanggil namanya hanya menoleh sebentar kearah wulan tanpa menghentikan tangisannya.
Sebentar kemudian susu yang diminta telah dia terima.
"Bi ilah,gendong," kata bocah tersebut mengangkat tangannya minta digendong sambil membawa botol susunya.
"Sebentar ya den, ini bibi lagi beresin bekas bikin susu buat den Rayyan kan?" Jawab bi Irah,membuat tangis bocah laki-laki tersebut hampir meledak lagi.
"Sini gendong sama mbak aja, mau nggak?" Kata Wulan sambil tersenyum paling manis kepada bocah tersebut.
Rayyan memandang sebentar seolah tidak peduli dengan perkataan Wulan,dan kembali merengek pada bi Irah.
Keberadaan Wulan seolah tidak dipedulikan oleh bocah kecil itu.
'hmm... sepertinya gak akan mudah mengambil hati anak ini, semoga dia bisa menerimaku dengan baik sebagai pengasuhnya yang baru' batin Wulan.
Dia tidak ingin mengecewakan majikannya maupun Bu Retno.
Dia ingin pekerjaannya berjalan dengan baik dan lancar agar bisa segera mendapat penghasilan untuk dikirimkan kepada orangtuanya di kampung.
Rayyan benar-benar hanya ingin digendong oleh Bi Irah.
Setelah selesai drama minum susunya, bocah kecil itu duduk di meja makan sambil memainkan robot robotannya.
Wulan segera menghampiri, mencoba memperkenalkan dirinya dan berusaha mendekati Rayyan.
"Hai, nama kamu Rayyan kan? Kenalin mbak namanya Wulan," kata Wulan mencoba memperkenalkan diri.
Namun bocah itu tak bergeming dan masih asik memainkan mainannya sambil sesekali bibirnya mengerucut mengeluarkan suara lucu menirukan suara robot.
Diamatinya bocah tersebut, wajahnya imut sekaligus tampan. Kulitnya putih bersih dengan mata bulat dan bulu mata yang lentik.pipinya gembul membuat siapapun gemas ingin mencubitnya.
"Robotnya bagus deh, siapa yang beliin?" Tanya Wulan lagi.
"Ayah," jawab Rayyan singkat tanpa memandang kearah wulan.
Merasa mendapat sambutan meskipun seadanya Wulan mencoba mengajak Rayyan berbincang.
"Wah bagus banget,belinya dimana ya? Di Pasar ada nggak? Mbak mau beli juga ah," tanya Wulan seolah-olah tertarik pada mainan Rayyan.
"ini Ayah belinya di lual negli,kamu suka lobot juga?" Tanya Rayyan memiringkan kepalanya sambil menatap Wulan.
"Iya mbak suka, eh kita kan belum kenalan, mbak namanya mbak Wulan lho, kamu Rayyan ya?" Tanya wulan mengulurkan tangannya menunggu tangan kecil itu mau menjabat nya.
"Namanya jelek," kata Rayyan sambil turun dari kursi dan berlalu meninggalkan Wulan yang masih terbengong di meja makan.
"Hihi sabar ya neng Wulan, den Rayyan emang susah Deket sama orang baru. Sama pengasuh yang sebelum neng Wulan juga gitu" kata bi Irah menjelaskan pada Wulan.
"Kok pengasuh sebelum sebelumnya pada berhenti kenapa bi?" Tanya Wulan sedikit keheranan.
"Eh sebentar neng itu bibi tadi buka keran air,bibi tutup dulu," jawab bi Irah sambil tergesa-gesa berlalu kebelakang.
Wulan hanya terbengong dengan sikap bi Irah, tidak tau kenapa tapi Wulan menangkap gelagat aneh dari Bi Irah.
'sudahlah, lebih baik aku ke kamar' batin Wulan.
awal ketemu nih cerita aq kira langsung tamat, g tau nya masih menggantung tp aq suka bgt ma cerita nya..walaupun hrs nungguin kelanjutan nya tp aq suka d tambah kaka author nya ramah bingiit 😁
aaah rasa nya pengen ngulang baca lg niiih!!!
benar2 speechless aq utk karya pertama yg sebagus ini 😶
makasih kaka udh ngasih cerita terindah nya ❤️❤️❤️
smangat terus kaa berkarya nya 💪💪
sehat selalu dn semangat terus y kaa utk melahirkan karya2 yg bagus2 lg..👍👍
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️