sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 27
Di dalam apartemen yang sunyi, Keira berusaha menenangkan dirinya meskipun hatinya terus didera oleh kegelisahan. Ia menatap Reno yang duduk di sampingnya, mencoba membaca ekspresi wajahnya, tapi yang terlihat hanya keangkuhan dan keegoisan. Pertemuan tadi dengan Axel, serta tuduhan yang dilemparkan padanya, terus membebani pikiran Keira. Namun, setiap kali ia mencoba mencari kepastian, Reno selalu membalikkan situasi seolah-olah Keira yang bersalah.
"Kamu beneran nggak khianati aku, kan, Ren?" tanya Keira dengan nada ragu, namun jelas penuh harap. Ia ingin mendengar Reno memberikan kepastian yang bisa meredakan semua ketakutannya.
Reno mendengus pelan sebelum tersenyum. Senyumnya bukanlah senyum tulus, melainkan senyum penuh manipulasi. "Gak mungkin dong, sayang. Gak ada yang bisa ngalahin kamu, cuma kamu satu-satunya buat aku," ucap Reno dengan suara lembut yang justru terasa dingin di telinga Keira.
Keira masih belum bisa sepenuhnya percaya. Ia merasa ada yang tidak beres, sesuatu yang disembunyikan Reno. "Kamu serius?" tanyanya sekali lagi, berusaha memastikan bahwa Reno benar-benar jujur.
"Serius, sayang." Reno mencium pipi Keira dengan lembut, tapi sentuhannya terasa hampa. Setelah itu, ia menarik Keira kembali ke kamar, memeluknya erat di tempat tidur. Namun, pelukan Reno yang biasanya memberikan rasa aman kini justru membuat Keira semakin terkurung.
Mereka berbaring, namun Keira tidak bisa memejamkan mata. Pikirannya terus berputar, mempertanyakan setiap hal kecil yang terjadi dalam hubungan mereka. Reno yang memperhatikan kegelisahan Keira mulai merasa terganggu. Ia melepaskan pelukan dan duduk, menatap Keira dengan tatapan yang tajam.
"Ada apa?" tanyanya, suaranya mulai terdengar lebih tegang. "Kamu masih mikirin cowok gila itu, ya?!"
Keira menggeleng cepat, meskipun dalam hatinya ia memang belum bisa berhenti memikirkan apa yang Axel katakan tentang Reno. "Nggak, Ren. Aku percaya sama kamu," jawabnya, berusaha meyakinkan Reno meskipun ia tidak yakin dengan perasaannya sendiri.
Namun, jawaban itu tidak memuaskan Reno. Ia bangkit dari tempat tidur, menatap Keira dengan kemarahan yang mulai berkobar. "Halah! Lo suka, kan, sama dia?!" suaranya meninggi, penuh dengan tuduhan. "Jangan-jangan lo yang selingkuh sama dia!"
"Enggak, Ren! Enggak ada apa-apa sama Axel!" jawab Keira cepat, hampir memohon agar Reno percaya padanya. Tapi semakin Keira membela diri, semakin marah Reno.
"Udah tidur bareng juga lo sama dia, hah?! Berapa kali?!" bentak Reno, matanya menyala penuh amarah.
"Enggak, Ren! Aku nggak pernah begitu!" Keira hampir menangis. Tuduhan Reno begitu menyakitkan, lebih dari apapun yang pernah ia alami dalam hubungan mereka.
Reno semakin mendekat, menatap Keira dengan tatapan penuh kebencian. "Jangan sok polos! Gue tau lo pasti ada main di belakang gue!"
Keira memeluk dirinya sendiri, tubuhnya gemetar. "Ren, tolong jangan kayak gini," pintanya dengan suara yang nyaris pecah.
Tapi Reno tidak peduli. Ia meraih lengan Keira dengan kasar dan menariknya mendekat. "Inget ya, lo itu cuma milik gue! Gak ada yang bisa ngambil lo dari gue!" teriak Reno, wajahnya merah oleh kemarahan yang tak terkendali. "Berani lo khianati gue, gue sebar semua foto sama video syur lo! Biar karir lo hancur!"
Keira terdiam, tubuhnya kaku seketika mendengar ancaman itu. Air mata mulai mengalir deras di pipinya. "R-Ren... Please... Jangan gitu..." suaranya bergetar penuh ketakutan. "Aku nggak akan ninggalin kamu, apalagi khianati kamu. Aku nggak akan, Ren... Aku janji..." tangisnya pecah, namun ia mencoba menenangkan Reno meskipun hatinya terasa hancur.
"Lo harus nurut sama gue!" kata Reno, suaranya dingin dan penuh ancaman.
Keira mengangguk cepat, terlalu takut untuk menolak atau berdebat. "Iya, Ren... Iya... Aku nurut," katanya sambil mengusap air mata, meskipun di dalam hatinya, ia merasa semakin tercekik.
Reno melihat Keira yang menangis, dan untuk sesaat, kemarahannya mulai mereda. "Nah, gitu dong," katanya dengan nada yang jauh lebih lembut. Ia mengelus rambut Keira, seolah mencoba menenangkan kekasihnya setelah melontarkan ancaman yang begitu keji. "Maaf ya, aku udah kasar. aku cuma nggak mau kehilangan kamu, " ucapnya dengan suara yang lebih pelan, mencoba menunjukkan rasa penyesalannya.
Keira tetap diam. Ia hanya bisa mengangguk, meskipun di dalam dirinya ada rasa sakit yang tak tertahankan. Ia tidak bisa berhenti berpikir tentang bagaimana hubungan ini telah berubah menjadi sesuatu yang begitu menakutkan. Apa yang dulunya ia kira adalah cinta, kini terasa seperti penjara.
Mereka kembali berbaring di tempat tidur. Reno memeluknya erat, namun pelukan itu tidak lagi memberikan rasa aman. Keira hanya bisa menatap kosong ke langit-langit kamar, air mata masih mengalir di pipinya meskipun ia berusaha keras untuk tidak menangis terlalu keras. Ia merasa terjebak dalam hubungan ini, tanpa tahu bagaimana caranya keluar.
Dalam hati, Keira tahu bahwa ancaman Reno bukan sekadar omong kosong. Ia tahu Reno menyimpan foto-foto dan video pribadi mereka, sesuatu yang seharusnya hanya menjadi kenangan antara mereka berdua. Tapi kini, itu telah berubah menjadi senjata yang bisa digunakan Reno kapan saja untuk menghancurkannya.
Keira menutup matanya, berharap tidur bisa membawanya pergi sejenak dari rasa sakit ini. Tapi pikiran tentang ancaman Reno terus menghantuinya. Ia merasa ketakutan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Bagaimana bisa orang yang ia cintai, orang yang seharusnya melindungi dan mendukungnya, justru menjadi orang yang paling ia takuti?
Malam itu terasa sangat panjang bagi Keira. Setiap detik yang berlalu hanya membuatnya semakin terperangkap dalam ketakutan dan kebingungan. Ia tahu bahwa ini bukanlah hubungan yang sehat, namun ia tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana ia bisa melarikan diri dari seseorang yang mengendalikan hidupnya dengan ancaman dan manipulasi?
Reno tertidur dengan tenang di sampingnya, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Tapi bagi Keira, malam itu menjadi malam yang paling menyiksa dalam hidupnya. Ia merasa terjebak di antara rasa cinta dan ketakutan, tidak tahu bagaimana caranya keluar dari situasi ini.
Dalam kesunyian malam, Keira akhirnya menyadari sesuatu: ia tidak bisa terus hidup seperti ini. Tapi untuk pertama kalinya, ia juga menyadari bahwa melawan Reno bukanlah hal yang mudah.
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜