NovelToon NovelToon
Benci Jadi Cinta

Benci Jadi Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nike Nikegea

Benci Jadi cinta mengisahkan perjalanan cinta Alya dan Rayhan, dua orang yang awalnya saling membenci, namun perlahan tumbuh menjadi pasangan yang saling mencintai. Setelah menikah, mereka menghadapi berbagai tantangan, seperti konflik pekerjaan, kelelahan emosional, dan dinamika rumah tangga. Namun, dengan cinta dan komunikasi, mereka berhasil membangun keluarga yang harmonis bersama anak mereka, Adam. Novel ini menunjukkan bahwa kebahagiaan datang dari perjuangan bersama, bukan dari kesempurnaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Nikegea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : cinta yang terus berkembang

Bertahun-tahun berlalu, dan kehidupan mereka terus berlanjut dengan penuh warna. Aisyah, sang cucu yang kini berusia empat tahun, tumbuh menjadi anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Setiap kali dia datang ke rumah Alya dan Rayhan, tawa riangnya mengisi seluruh rumah.

Rayhan dan Alya merasa bahagia, karena meskipun usia mereka sudah semakin menua, mereka merasa hidup mereka penuh dengan tujuan. Mereka terus menjaga hubungan mereka dengan Adam dan Clara, yang selalu membuat mereka merasa dihargai sebagai orang tua dan kakek-nenek.

“Ma, Pa, kalian harus datang ke pameran seni Adam minggu depan!” ajak Clara suatu hari, saat mereka berkumpul di rumah.

Alya tersenyum. “Tentu saja, Nak. Kami nggak akan pernah melewatkan kesempatan itu.”

Rayhan mengangguk. “Aku bangga banget sama Adam. Dari anak yang dulu penuh rasa penasaran, sekarang dia bisa membuat karya seni yang luar biasa.”

Malam sebelum pameran, Alya dan Rayhan duduk bersama, mengenang perjalanan hidup mereka.

“Alya, kita sudah jauh sekali. Kita bertemu saat kita masih muda, penuh dengan mimpi-mimpi yang belum tercapai, dan sekarang kita sudah melihat hasilnya. Adam, Aisyah, dan hidup yang penuh kasih ini—semuanya karena cinta yang kita miliki.”

Alya menggenggam tangan Rayhan. “Aku bersyukur bisa menjalani semuanya bersamamu, Ray. Kita mungkin nggak sempurna, tapi kita selalu ada untuk satu sama lain. Itu sudah lebih dari cukup.”

---

Hari pameran seni Adam tiba. Alya dan Rayhan datang dengan penuh kebanggaan. Saat mereka memasuki galeri, mata mereka langsung tertuju pada lukisan besar yang menggambarkan tiga tangan yang saling menggenggam. Lukisan itu dikelilingi oleh banyak orang yang mengaguminya.

Adam terlihat berdiri di samping karya itu, berbicara dengan seorang kolektor seni. Ketika dia melihat orang tuanya datang, dia langsung menghampiri mereka dengan senyuman lebar.

“Mama, Papa, kalian datang juga! Terima kasih sudah selalu mendukungku,” kata Adam sambil memeluk mereka.

Alya menatap lukisan itu dengan haru. “Ini luar biasa, Nak. Kamu sudah jauh lebih hebat dari yang kami bayangkan.”

Rayhan juga menatap lukisan itu, kemudian menatap Adam dengan bangga. “Kami tahu, Adam. Kamu sudah tumbuh menjadi pria yang hebat. Kami selalu percaya padamu.”

Adam mengangguk. “Semua ini berkat kalian. Kalian yang mengajari aku tentang cinta, tentang keluarga, dan bagaimana bekerja keras untuk mengejar impian.”

Lukisan tiga tangan itu kini menjadi simbol bagi mereka—a reminder bahwa keluarga selalu menjadi fondasi utama, tempat di mana cinta dan dukungan tak pernah pudar, meski waktu terus berjalan.

---

Setelah pameran seni itu, Adam dan Clara semakin sibuk dengan perjalanan dan karier mereka. Namun, mereka selalu memastikan untuk kembali dan menghabiskan waktu bersama Alya dan Rayhan. Begitu juga dengan Aisyah, yang semakin tumbuh cerdas dan lincah, membawa kebahagiaan baru bagi seluruh keluarga.

Suatu malam, saat makan malam bersama, Adam berkata dengan serius, “Mama, Papa, aku ingin memberi kalian sesuatu yang spesial.”

Alya dan Rayhan saling berpandangan, penasaran.

“Kami ingin kalian berdua tinggal di rumah baru. Aku sudah mencari tempat yang dekat dengan kami, jadi kalian nggak perlu jauh-jauh lagi. Kami ingin dekat dengan kalian, terutama Aisyah, yang sekarang mulai sering nanya tentang kakek dan neneknya,” kata Adam.

Alya terkejut. “Tapi rumah ini... ini rumah yang penuh kenangan untuk kita. Di sini kami banyak melewati suka dan duka.”

Rayhan memegang tangan Alya dengan lembut. “Tapi mungkin ini saatnya untuk kita juga memulai babak baru dalam hidup. Jika kalian ingin kami lebih dekat, kami siap.”

Alya menghela napas, lalu tersenyum. “Kalau begitu, kami akan siap untuk babak baru itu. Tapi rumah ini akan tetap menjadi rumah kenangan yang tak akan pernah kami lupakan.”

Adam tersenyum bahagia. “Aku tahu kalian akan setuju. Kami ingin memberikan yang terbaik untuk kalian, seperti yang selalu kalian lakukan untukku.”

---

Hari-hari di rumah baru mulai terasa berbeda, namun tetap penuh dengan cinta dan tawa. Aisyah sering mengajak kakek-neneknya bermain di taman, dan Adam serta Clara sering datang berkunjung. Alya dan Rayhan merasa bahwa mereka tidak hanya telah menemukan kebahagiaan, tetapi juga kedamaian dalam hidup mereka.

“Kehidupan kita penuh dengan perubahan, tapi yang tetap adalah cinta yang kita berikan satu sama lain,” kata Alya pada suatu malam, saat mereka duduk di balkon rumah baru mereka, menikmati langit yang penuh bintang.

Rayhan mengangguk. “Dan kita selalu bisa melangkah bersama, karena cinta kita sudah lebih dari cukup untuk menuntun kita melewati segala rintangan.”

Aisyah yang mendengar percakapan mereka, datang menghampiri mereka dengan senyum ceria. “Kakek, nenek, aku sayang kalian!”

Alya dan Rayhan tersenyum penuh kebahagiaan, memeluk cucunya erat.

“Dan kami sayang kamu juga, Aisyah,” kata Alya sambil mengelus rambut Aisyah.

Aisyah mengangkat wajahnya dan melihat kedua kakek-neneknya. “Aku pengen kalian bahagia selamanya.”

Rayhan menatap Alya dengan penuh kasih. “Kami sudah bahagia, Aisyah. Karena kita punya keluarga yang saling mencintai.”

Dan dengan begitu, hidup mereka pun terus berlanjut, penuh dengan cinta yang mengalir tanpa henti, meskipun perjalanan mereka telah banyak dilalui, dan meskipun waktu terus bergerak maju. Karena yang terpenting adalah, mereka selalu ada satu sama lain.

---

Begitulah cerita mereka berakhir—dengan kebahagiaan, kedamaian, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

1
Niat
suka banget, aku suka ngebacanya 🤩
semangat kak 🤗
Niat
ini novel pertama yang ku baca 😊
sumpah aku jadi ketagihan bacanya 😁😁
Tae Kook
Thor, ini cerita adalah yang pertama kali aku baca dan membuatku ketagihan.
Coralfanartkpopoaf
Meresapi setiap detail dalam cerita ini. 🧐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!