NovelToon NovelToon
Hello, Salsha

Hello, Salsha

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Kisah seorang gadis pembenci geng motor yang tiba-tiba ditolong oleh ketua geng motor terkenal akibat dikejar para preman.

Tak hanya tentang dunia anak jalanan, si gadis tersebut pun selain terjebak friendzone di masa lalu, kini juga tertimbun hubungan HTS (Hanya Teman Saja).

Katanya sih mereka dijodohkan, tetapi entah bagaimana kelanjutannya. Maka dari itu, ikuti terus kisah mereka. Akankah mereka berjodoh atau akan tetap bertahan pada lingkaran HTRS (Hubungan Tanpa Rasa Suka).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Ganteng

Malam ini Salsha ke rumah Zidan bersama kakaknya, adiknya yang di rumah pun sebenarnya ingin ikut tetapi mereka tidak mengizinkan karena sudah malam.

"Abang tahu rumahnya Zidan?" tanya Salsha pada kakaknya di dalam mobil.

"Tahu lah, Salsha. Orang dulu Zidan itu temen nongkrong Abang, dia paling bocil di antara temen-temen Abang." jawab sang kakak bernama Haikal Putra Cakrawala.

Salsha mengangguk, "tapi dia kan anak motor, Bang. Emangnya kelas berapa dia ngikut Abang?"

"Namanya Zidan Alvano Putra kan? Kalau di tongkrongan dia dipanggil Vano, kalau di sekolah sih katanya Zidan. Dia ngikut Abang itu karena waktu Abang tawuran di jalan pas masih SMA, terus dia yang nolong Abang. Ternyata dia jago bela diri, jadi ya Abang sering ajak dia nongkrong sampai dia tahu kalau Abang ini mantan anak motor namanya Geoxsa. Nah, saat itu juga dia kenalin temen-temennya ke geng Geoxsa. Mereka saling menghargai, sampai akhirnya Zidan bilang kalau dia juga bikin geng motor kecil namanya Andaran. Terbentuk dari tiga anggota awalnya, terus masuk SMA dapet tiga lagi jadi enam." jelas Haikal.

Salsha hanya mengangguk.

"Dia anak satu-satunya, punya adik sepupu cewek namanya Monica. Mereka pernah kena berita miring, karena dikontenin pas lagi ribut masalah cowok namanya Aldi. Tapi bodohnya pas kejadian Zidan ditusuk itu gak divideoin, cuma terekam cctv. Itu pun kata si Erlangga udah ada bukti dan udah bikin klarifikasi bahwa Zidan gak salah. Sekarang tinggal cari pelaku yang nyebarin video gak full nya," Lanjut Haikal sambil menyetir mobilnya.

Sesampainya di rumah Zidan, Salsha mengucap salam bersama kakaknya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam ... Loh, Haikal? Kamu sama siapa, Nak? Udah lama loh kamu gak main kesini," tanya Risa sang Ibunda Zidan.

Haikal tersenyum ramah pada wanita itu, "iya Tante, aku kesini sama adik aku. Em, lumayan lama juga ya,"

Mira langsung mengajak mereka masuk ke dalam, sementara seorang pria memakai kaos hitam polos tengah berjalan menghampiri mereka.

"Siapa ini? Temannya Vano? Atau siapanya?" tanya seorang pria itu kepada istrinya.

Risa hanya terkekeh sebelum akhirnya beliau memberitahu bahwa laki-laki dan perempuan yang bertamu ke rumahnya adalah Haikal serta adiknya.

"Dia itu Haikal, Mas. Anak motor dari Geoxsa itu loh, udah lama dia gak main kesini sejak dulu tuh zaman Vano masih SMP." jelas Risa.

Sang pria tersebut menatap Haikal cukup serius. "Oh, jadi kamu yang katanya anak motor ngajarin pembelajaran baik ke Vano ya? Yang kalau nongkrong karena ngerjain PR bareng-bareng?"

Haikal tersenyum, "iya bener, Om. Kok masih inget, Om? Padahal udah dua tahunan kayaknya gak main. Soalnya setiap pulang ke Indonesia itu sibuk ngerjain tugas kuliah, jadi mumpung adik aku mau jenguk Zidan habis kecelakaan ya katanya?" tanya Haikal memastikan.

Kedua orang tua Zidan mengangguk. "Iya bener, katanya disrempet mobil pas lagi hujan deras. Ya, namanya musibah kita gak ada yang tahu, kadang Zidan udah hati-hati tapi orang lain gak hati-hati," ucap Reza menghela nafas sabar.

"Kalau boleh tahu, Zidannya mana ya, Om? Salsha mau jenguk sebentar." Salsha memberanikan diri untuk bertanya kepada ayahnya Zidan.

Reza menatap Salsha kemudian tersenyum, "oh, Zidan lagi tidur ya tadi, Bun? Kira-kira sekarang udah bangun atau belum ya?"

"Langsung masuk aja ke kamarnya gak papa kok, Nak Salsha. Ayahnya Zidan gak akan ngelarang kamu, karena Zidan sudah sering cerita ke kami tentang kamu." sahut Risa sang bundanya Zidan.

Salsha mengangguk ramah, "gak usah, Om, Tante, lebih baik Salsha tunggu disini aja. Soalnya gak sopan kalau Salsha main masuk ke kamar orang, sekalipun dia teman sekolah Salsha."

Perkataan Salsha membuat Risa dan Reza berdecak kagum. Mereka pun menyadari betapa sayang anaknya selalu menceritakan tentang Salshabilla itu.

"Udah masuk aja ayo, Om yang suruh loh, masa kamu gak nurut?" Reza berusaha mengajak Salsha agar mau masuk ke kamar Zidan.

Haikal yang sedari tadi menyimak pun tiba-tiba menyenggol adiknya. "Udah gak papa ayo, Dek. Nanti kalau Zidan kenapa-kenapa gimana?"

"Ya jangan lah," sahut Salsha cepat membuat kedua orang tua Zidan menahan rasa ingin tertawa.

"Yaudah, makanya ayo. Kalau gak keberatan Om yang depan aja." ucap Haikal.

Setelah sampai di depan pintu kamar Zidan, Reza dan Haikal memiliki pemikiran yang sama. Mereka bertiga akan menyuruh Salsha masuk sendiri untuk membuat momen ala-ala romantis, kata mereka.

"Sekarang kamu masuk ke dalam sendiri aja ya? Tante sama Om mau ngobrol sama kakak kamu, gak papa kan?" Risa pun sengaja mengusap bahu Salsha supaya perempuan itu mau menuruti keinginan mereka.

Sang adik dari Haikal itu tersenyum tipis, di dalam hati ia merutuki dirinya sendiri.

Bukannya jenguk bareng-bareng malah disuruh jenguk sendiri, kalau gini mah namanya gue dipojokin. Huft, semoga aja gak jadi hal memalukan deh di seumur hidup gue. Batin Salsha lelah.

Salsha mengangguk setuju meski di dalam benaknya ia benar-benar panik sendiri. Mempunyai seorang kakak juga ternyata pemikirannya sama seperti orang tuanya Zidan, dasar Haikal.

Begitu berhasil masuk dengan langkah kaki ragu, Salsha langsung melihat sosok yang ingin ia jenguk. Baru masuk sebentar, pintu kamar Zidan seketika tertutup. Salsha mendengus merasa miris terhadap dirinya malam ini.

Perempuan itu melihat jelas Zidan masih tertidur lelap. Dengan gerakan nafas di dadanya terlihat tenang. Salsha memberanikan untuk mendekat, walau kini nafasnya mulai tercekat. Demi apa ia baru pertama kalinya masuk ke dalam kamar lelaki, selain kamar kakaknya.

Salsha berdiri di samping ranjang kasur milik Zidan. Sekarang ia melihat semakin jelas, wajah Zidan yang memang tampan.

"Tidurnya terlentang begitu, tangannya di perut semua, pantes banget kayak orang ... Astaghfirullah, aduh ... Ini mulut kalau ngomong suka miring deh, pamali gue ngomong begini." Salsha memukul bibirnya sendiri usai bicara sendiri dengan lirih.

Perempuan memakai hoodie coklat itu bingung harus melakukan apa. Pikirnya tidak mungkin untuk membangunkan Zidan saat tengah istirahat.

"Gue apain asem, mana dia pakai kaos polos warna hitam lagi. Dia gak tau apa kalau gue suka sama cowok yang pakai kaos polos hitam, berasa berdamage aja sih." Lagi-lagi Salsha berbicara sendiri sambil menatap Zidan.

Menatap model selimut yang bergambar buku dan kamera membuat Salsha tersenyum. "Selimutnya lucu banget,"

Dan ketika tatapannya berhenti pada wajah Zidan, Salsha mengernyit bingung. "Loh, dia dikompres? Emang dia demam juga?" ucap Salsha.

Karena merasa penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk mengecek kondisi suhu tubuh Zidan di bagian leher dan dahinya.

"Ih, panas banget, ini orang demam juga ternyata. Kain yang buat kompres juga udah agak kering, kasihan kalau panasnya gak turun-turun."

Kala ingin menempel kain khusus mengompres ke dahi Zidan, tiba-tiba lelaki itu bangun sampai membuat Salsha terkejut dan menjatuhkan kainnya tepat di dada lelaki tersebut.

"Astaghfirullah! Iih ... Ngagetin banget sih," Selepas berteriak karena terkejut, Salsha bergumam lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

Zidan masih memperjelas pandangannya. Ia menatap Salsha yang duduk di sisi ranjangnya membelakangi dirinya.

"Salsha ngapain kesini?" tanya Zidan saat matanya melihat sosok Salsha.

Sebab merasa gugup, Salsha beranjak ingin keluar namun Zidan lebih dulu menahan tangannya begitu kilat.

"Eh, gak usah macem-macem lo ya!" Bentak Salsha tak terlalu keras suaranya sampai luar. Karena kamar Zidan dibalut dengan dinding kedap udara.

Pada saat tangan Zidan dilepas paksa oleh Salsha, lelaki itu terjatuh ke lantai. Sementara Salsha hanya menatapnya sambil waspada.

Dilihatnya Zidan mengambil dua buah tongkat yang berada di sebelah meja belajar dekat kasurnya. Sembari berusaha berdiri menggunakan tongkat itu, Salsha akhirnya menawarkan bantuan.

"Mau gue bantu gak?"

Zidan berhasil mengambil tongkat tersebut dan memakainya sampai ia dapat berdiri.

"Gak usah gak papa, kalau lo mau keluar silahkan. Buat apa lo jenguk cowok anak motor, yang dipercaya orang-orang selalu kasar dan macem-macem ke cewek." kata Zidan kemudian berusaha melepas kedua tongkat.

"Eh, hati-hati," ucap Salsha sedikit panik.

Zidan menatap Salsha sekilas. "Ayo gue anter keluar, kalau terus di kamar gue takutnya lo semakin takut cuma sama gue."

"Yaudah,"

1
Hanni Hann
hai kak, aku udah mampir. semangat ya/Determined/
chipsz🌙
semangat yaaa nulisnya✨❤️‍🔥
Wida_Ast Jcy
aku mampir nih mampir jg yah thor jgn lp like dan coment yah semangat cintaaa
hanzee
semangat thor, jangan lupa mampir yaa💪🥰
Aulia Nur
bagus Kaka 🥰
Aulia Nur
bagus Kaka lanjut 🥰
Dian
Lanjut Thor smngt❤️
Dian
Bunga utk mu biar makin semangat nulisnya❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻 ayo saling dukung mampir jg kek karya aku “two times one love.”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!