Bukan musuh tapi setiap bertemu ada saja yang diperdebatkan. Setiap hari mereka bertemu, bukan karena saking rindunya tapi memang rumah mereka yang bersebelahan.
Mungkin peribahasa 'witing tresno jalaran soko kulino' itu memang benar adanya. Karena intensitas keduanya yang sering bersama membuat hubungan antara mereka makin dekat saja.
Di usia Abhista Agung yang ke 31, masalah muncul. Dia ditodong untuk segera menikah, mau tidak mau, ada atau tidak calonnya, ibu Abhista tak peduli! Yang penting ndang kawin, kalau kata ibunya Abhi.
Lalu bagaimana cara Abhi mewujudkan keinginan sang ibu? Apa dia bisa menikah tahun ini meski calonnya saja belum ada?
Ikuti kisah Abhista selanjutnya di Emergency 31+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu?
"Dari pagi muka kusut amat. Kenapa lho mas?"
Deepika tidak tahu jika semalaman Abhi benar-benar mimpi buruk. Dalam mimpinya dia dikejar-kejar puluhan kutang tanpa pemakainya, ya.. Kutang-kutang itu berterbangan mengikuti kemanapun Abhi pergi. Dan dia terbangun dengan keringat dingin ketika mendengar Sekar mengetuk pintu kamarnya untuk melakukan kewajiban sholat subuh.
"Lain kali kasih alamat yang jelas kalau mau pesen paket." Jawab Abhi.
"Itu juga udah jelas mas. Tapi dasar yang ngirim rada nyeleneh, ujungnya malah berakhir di balkon kamar mas Abhi."
Mereka diam sesaat. Seperti tenggelam dalam pikiran masing-masing. Oiya sekarang ini keduanya sedang menuju ke pusat perbelanjaan, Abhi yang meminta Deepika untuk menemaninya pergi ke sana. Harusnya ini tugas Sekar, tapi mamahnya itu akan jadi tuan putri yang sangat manja jika Ahiyung pulang dari dinasnya.
Sekar bahkan meminta Abhi untuk pergi seharian. Kalo perlu, anaknya itu diminta menginap di apartemen milik Abhi sendiri agar tidak menggangu acara kangen-kangenan Sekar dan Ahiyung yang baru pulang. Tidak ada protes, karena kebiasaan itu sudah sejak lama terjadi. Emaknya Abhi bakal meminta waktu dari anak-anaknya agar menepi di sisi bumi demi melepas rindu bersama sang suami.
"Semalem mas buka-buka gitu buat apa? Udah dibilangin jangan dibuka, ngeyel!"
Suara Deepika memecah keheningan di antara mereka. Mereka berjalan bersebelahan kala memasuki mall, Abhi tidak membiarkan Deepika berjarak darinya. Dan ucapan Deepika tadi berhasil membuat beberapa orang melihat ke arahnya.
"Ya maaf.. Orang penasaran kok."
"Lain kali jangan gitu lagi. Jewer nih!"
"Lain kali bukanya di depan kamu aja gitu?"
"Ya jangan! Itu kan privasi ku mas. Mas jadi tau deh ukuran ku.. Huuh!"
Serius pembicaraan random mereka bahkan sengaja dikupingin pengunjung lain. Mereka mikir.. 'Penganten baru emang gitu ya? Nggak liat tempat dan nggak tau malu, ngomongin gituan di tempat umum nggak pake ngecilin volume suaranya.'
Padahal yang dibahas Deepika dan Abhi adalah paket kutang yang nyasar dan tidak sengaja eh.. Dengan sengaja diubrak-abrik Abhi karena mau melihat isi di dalamnya demi menuntaskan rasa penasaran Abhi.
"Mamah ngajak kamu sama ibuk makan malam bareng di rumah Deep."
Abhi memberitahu informasi yang diberikan Sekar pada anaknya tadi pagi.
"Kapan mas?"
"Nanti malam. Bisa?"
"Aduuuh nggak bisa mas, nanti malam kan nugas. Pulang jam 11. Gimana dong?"
"Ya udah nggak apa-apa. Nanti aku bilang sama mamah."
Deepika jadi tak enak hati. Apalagi setelah itu Abhi hanya diam. Padahal dia sendiri tahu jika pacarnya itu memang bukan lelaki lemez yang banyak bicara. Abhi hanya bicara seperlunya. Tapi entah kenapa, perasaan tidak nyaman itu muncul begitu saja. Deepika tak ingin membuat Abhi atau mamah pacarnya itu kecewa.
"Deep."
"Dalem mas."
"Aku mau beli kemeja dulu, mau ikut atau kamu mau ke tempat lain."
Deepika berpikir sebentar. "Owh ya udah. Aku ke bagian persabunan dulu kalo gitu. Abis semua itu perabot kamar mandi ku mas."
Keduanya memutuskan berpencar. Abhi ke bagian pakaian, dan Deepika memilih ke tempat segala jenis sabun berada. Dari sabun cuci, sabun mandi, sabun cuci muka, pokoknya lengkap mau jenis dan merk apa aja ada di sana. Yang nggak ada cuma sabun menghilang dosa, apalagi yang keraknya membandel eh...
Nggak ada aturannya kalau pacaran kudu kemana-mana kayak trek gandeng, Abhi dan Deepika sadar ada garis tak terlihat bernama privasi yang harus mereka jaga dari siapapun termasuk pacar sendiri. Waktu bersama bukan berarti mau pipis pun kudu ditunggui di depan pintu toilet kan?
Deepika sudah selesai dengan persabunan, begitu juga dengan Abhi. Abhi yang lebih dulu menghampiri Deepika yang celingukan mencari keberadaan mas pacar.
"Jadiin satu aja belanjaannya. Biar aku yang bayar." Kata Abhi.
"Nggak ah. Aku bayar sendiri aja mas. Lagian belanjaan ku nggak terlalu banyak kok."
"Tadi katanya beli kemeja, udah?" Deepika balik bertanya.
"Udah nih."
Dengan iseng Deepika melihat keranjang belanjaan Abhi. Ada benda kotak terselip di antara barang-barang lain yang Abhi beli. Dia langsung mengalihkan pandangannya dari benda tersebut.
"Kenapa?" Tanya Abhi kemudian.
"Nggak apa-apa. Kenapa emangnya?"
"Kamu liatin ini?"
Abhi mengambil kotak yang tadi sempat dilihat oleh Deepika. Setengah mati Deepika menahan malu eh malah pacarnya itu memperlihatkan 'sarang burung' yang baru dia beli tanpa rasa malu.
"Beli cangcut mas?" Dan Deepika pun ikut kehilangan rasa malunya dengan bertanya begitu.
"Hu'um. Biar nambah koleksi. Di rumah cuma ada warna hitam soalnya."
Deepika kembali memperhatikan kotak berisi semvakk yang sudah ditaruh kembali ke keranjang belanjaan Abhi.
"Owh gitu.. Lha tadi beli warna apa?" Bisa ya nanya kayak gitu ke pacar?
"Hitam."
"Hahaha.. Karep mu mas karep mu.."
Deepika tertawa, Abhi pun ikut mesem tipis-tipis. Selesai dengan belanjaan, mereka berniat mengisi perut yang kelaparan. Untuk kegiatan yang satu itu, Deepika jelas tak ingin sok malu-malu. Lha nyatanya emang laper kok!
"Mas Abhi.."
"Dalem."
Deepika langsung menoleh ke arah wanita yang memanggil nama pacarnya dengan disertai embel-embel mas tersebut. Apalagi reflek Abhi yang langsung menyahut panggilan itu, Deepika makin penasaran siapa perempuan yang tersenyum ke arah mas pacarnya.
"Udah lama nggak ketemu. Kamu sibuk banget ya? Padahal aku udah bilang sama mamah kamu kalau aku pengen ketemu kamu lagi, eh nyampe sekarang nggak kesampaian juga. Oiya.. Mau makan bareng mas? Sekalian aku mau cerita banyak sama kamu."
Tanpa memperdulikan keberadaan Deepika, wanita itu terus nyerocos merasa jadi perempuan yang paling dekat dengan Abhi.
"Sorry nggak bisa Nggun. Aku lagi nganterin calon istriku belanja."
Deepika hanya diam tak bersuara. Dan perempuan itu adalah Anggun. Gadis yang sempat dikenalkan Sekar agar anaknya bisa segera menikah andai kan acara perjodohan yang dirancang Sekar dulu berhasil. Tapi nyatanya sang putra tak tertarik sama sekali dengan gadis bernama Anggun itu. Dia lebih memilih Deepika si tetangga dekat rumah sebagai kekasihnya.
"Calon istri? Lho bukannya kata mamah mu kamu single? Jomblo kan? Mamah mu bilang kalau kamu nggak punya niat nikah meski udah kepala tiga. Mungkin di mata mamah mu, kamu nggak tertarik sama cewek di sekitarmu yang gitu-gitu aja. Makanya minta tolong sama aku buat deketin kamu. Kok sekarang gandeng perempuan yang... Upz sorry, biasa aja."
Masih berusaha mendekat mencari kesempatan. Anggun tak seanggun namanya. Dia membuat mood Deepika langsung jatuh ke dasar jurang karena ucapannya yang tidak layar edar. Jelas sekali di dalam perkataannya, wanita itu juga menyelipkan hinaan untuk Deepika. Terdengar halus tanpa ada makian di sana tapi tetap saja terdengar merendahkan orang lain.
"Misi mas.. Aku langsung ke dalem aja. Laper!"
Deepika melenggang membalik badan ingin memasuki restoran cepat saji dan bermaksud meninggalkan Abhi dan perempuan yang entah siapa agar melanjutkan drama temu kangen mereka. Tapi tangan Abhi langsung gesit menarik Deepika ke sisinya. Tubuh Deepika langsung nabrak dada pacarnya, mendarat tepat pada tempat yang seharusnya.
"Kita masuk bareng Deep." Ucap Abhi menatap teduh ke netra indah Deepika.
"Nggun. Mamahku mungkin udah cerita banyak sama kamu tentang aku tapi beliau lupa menceritakan jika anaknya ini sudah menemukan belahan jiwa nya. Dia calon istri ku Nggun."
Anggun menggigit bibirnya, padahal dia sudah menyiapkan kalimat lain untuk menyerang Deepika tapi lihatlah cara Abhi membawa Deepika ke pelukannya! Benar-benar membuat siapapun iri. Ditambah dengan kalimat pernyataan Abhi tadi yang mengakui Deepika sebagai calon istrinya, ah sudahlah.. Anggun tak ingin terlalu lama berdiri melihat kemesraan yang sengaja Abhi ciptakan, dia melengos pergi tanpa permisi.
"Ngarang banget." Cetus Deepika cemberut.
"Apanya?"
"Kamu lah mas. Ngaku-ngakuin aku sebagai calon istri mu. Kan ngarang namanya." Masih manyun, bibirnya bahkan mirip paruh bebek.
"Aku serius Deep. Kamu emang akan jadi istri ku. Sebelum jadi istri, status mu sekarang ini berarti calon istri ku. Jelas itu bener kan, kalau pun salah coba sebutin di bagian mana letak salahnya?"
"Iya iya bener iyaaa.." Dan Deepika yang moodnya udah down hanya bisa gerundel dalam hati.
"Mas."
"Dalem."
"Aku nggak mau ya kamu dalem dalem ke cewek lain! Aku nggak suka!"
"Oalah.. Cemburu to nduk? Nggeh mpun, dalem ku sekarang cuma untuk kamu aja. Udah to cemberut mu wuelik tenan."
Abhi menyenggol tangan Deepika dengan ice cup vanilla blue milik gadisnya. Mengalirkan rasa dingin ke bagian sana.
"Mbuh ah. Nggak mood!" Deepika terlihat seperti bocah. Benar-benar tidak dewasa!
"Oowh minta diemut? Di sini? Yakin?" Abhi makin gencar menggoda pacarnya.
"Diiih... Mas Abhi mesoom!!!"
Abhi malah tertawa dengan suara lantang Deepika.
gitu lah emg jadi cwo, lgsg berani antar jemput krmhnya dan bilang terus terang..
meski ibuk Kelen sama² kurang setuju dan belom turunin restunya, tapi gak bikin kelen jalan sembunyi² di blkg mreka..