Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.
Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.
"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Ikatan Diatas Kertas.
"Kenapa? Kenapa harus ditanggal itu? Apa mereka memang sengaja Bu?"
Sudah sejak setengah jam yang lalu Arumi berada disamping makan sang ibu. Wajah cantik itu kini sudah sangat basah oleh air mata. Pernikahan Randy dan Delia yang akan diselenggarakan minggu depan itu adalah bertepatan dengan hari ulang tahun Arumi, ulang tahun yang ke 23. Entah itu sengaja atau tidak, yang jelas Randy dan Delia pasti tau itu adalah tanggal ulang tahun Arumi. Karena sudah tiga tahun berturut-turut mereka merayakannya bertiga, lebih tepatnya semenjak Arumi dan Randy mulai dekat.
Meskipun Arumi sendiri sudah mengambil keputusan untuk menikah dengan Bara demi menghindari pernikahannya dengan Randy hari itu, tapi tetap saja hatinya terasa begitu sakit tatkala dia mengetahui mantan kekasihnya itu akan menikah dengan wanita yang pernah dia anggap sebagai sahabat. Dua tahun menjalin hubungan dengan Randy bukanlah hal yang mudah untuk menghilangkan sosok lelaki itu dari dalam hatinya dengan begitu saja. Meskipun sedikit, perasaan itu pasti masih ada.
Arumi ingat, terakhir kali dia datang ke makam ibunya adalah dua bulan sebelum rencana pernikahannya dengan Randy. Saat itu Arumi datang bersama dengan Randy kesana adalah untuk meminta restu sekaligus mendoakan mendiang ibunya.
"Apa ibu ingat, dulu ayah mengkhianati ibu dengan menjalin hubungan dengan mama Sinta." Arumi memejamkan matanya saat air matanya kembali menetes membasahi wajahnya. "Hal yang sama juga terjadi sama Rumi, Bu. Randy mengkhianati Ru... mi..."
Tak kuasa Arumi menahan tangisnya, dia membenamkan wajahnya diatas lututnya dan mulai menangis sejadi-jadinya. Selama ini dia sudah mencoba untuk tetap tegar. Namun, jauh didalam lubuk hatinya, dia merasa sangat rapuh dan membutuh tempat untuk bersandar. Sementara ayahnya tidak pernah ada untuknya, ayahnya hanya sibuk dengan mama dan kakak tirinya.
"Rumi sakit Bu... Hati Rumi sak...iiittt...."
_
_
_
Siang ini Delia dan Randy tengah melakukan fitting baju pengantin. Meskipun pernikahan mereka terkesan mendadak, namun Delia tetap menginginkan sebuah pernikahan yang mewah dan megah seperti yang selalu dia impikan selama ini.
Jujur, selama ini Delia memang merasa iri dengan Arumi, dia merasa Arumi begitu beruntung karena bisa mendapatkan calon suami setampan dan sekaya Randy, serta calon mertua yang sebaik orang tua Randy.
Berbeda dengan Delia yang terus mengumbar senyuman diwajahnya, Randy terus memasang wajah suramnya, sedikitpun dia tidak merasa bahagia karena akan menikah.
Dengan memakai gaun pengantin yang sedang dia coba, Delia berjalan menghampiri Randy yang sedang duduk dengan wajah tertunduk.
"Sayang, bagaimana penampilanku?" tanya Delia.
Randy mendongak, sedikitpun dia tidak ada rasa apapun pada wanita yang sedang mengandung anaknya ini. Delia yang melihat Randy hanya diam dan tidak berkomentar pun menghembuskan nafas kasar, wajahnya mulai nampak kesal. Dia tau apa yang sedang pikirkan oleh lelaki itu.
"Ran! Kita ini sudah mau menikah, jadi berhentilah memikirkan Arumi, Arumi dan Arumi!!"
Randy yang mendengar nama Arumi disebutkan bergegas bangun, wajahnya tak kalah kesalnya dari Delia.
"Apa kamu bilang? Hah?!! Kamu jelas tau jika aku sangat mencintai Arumi. Jika malam itu kamu tidak menjebakku, pasti ini semua tidak akan pernah terjadi. Aku dan Arumi pasti sudah menikah sekarang!!!"
Delia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, dia meraih lengan Randy dan memeganginya dengan kuat, "Apa kamu bilang? Menjebak?"
Delia tersenyum kecut. "Kamu bahkan memintanya lagi dan sekarang kamu bilang aku yang menjebak kamu, hah?!!!" ucap Delia dengan nada meninggi, kilatan amarah terlihat jelas diwajahnya.
"Aarrghh...!!!
Randy menarik kasar tangannya dari pegangan Delia, dia membalikkan tubuhnya dan menjambak rambutnya kuat-kuat dengan kedua tangannya. Randy merasa hidupnya kian hancur karena dia harus menikahi wanita yang tidak dia cintai sama sekali itu.
Merasa lebih tenang, Delia berjalan mendekat dan memeluk tubuh Randy dari belakang, dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang lelaki yang akan menjadi suaminya itu.
"Aku mencintai kamu Ran, cintaku tak kalah besarnya dari cinta Arumi. Bahkan sekarang aku sedang mengandung anak kita, apa itu tidak cukup sebagai bukti cintaku padamu?"
Tak menjawab, Randy memejamkan kedua matanya kuat dan membuang nafas kasar. Sedikit lebih tenang, Randy melepaskan tangan Delia dari pinggangnya dan membalikkan tubuhnya untuk menatap wanita itu.
"Terserah kamu saja Del. Tapi satu yang harus kamu tau, aku mau menikahi kamu karena anak itu, bukan karena kamu!!"
Setelah mengatakan itu, Randy memilih untuk pergi. Delia terus berseru dan memanggil-manggil namanya namun tak Randy hiraukan lagi. Randy kembali menaiki mobilnya dan melajukannya kencang tanpa memiliki arah tujuan, saat ini dia hanya ingin sendiri dan menenangkan dirinya dulu.
_
_
_
Bara menghentikan mobilnya dan bergegas turun dari dalam mobil. Dia berlari ke arah mobil didepannya dimana supir kakeknya sedang berdiri disana. Karena Arumi tak kunjung mengangkat telefonnya, akhirnya Bara menelfon supir kakeknya itu demi mengetahui keberadaan Arumi.
"Dimana istriku?" tanya Bara dengan nafas tersengal.
"Nona Arumi ada disana Tuan," tunjuk sang supir ke arah area pemakaman yang terletak didepan sana.
Tak ingin menunggu lama, Bara langsung berlari masuk ke dalam area pemakaman. Dari jauh, Bara melihat Arumi yang sedang duduk di samping sebuah makam dengan kedua tangan memeluk kakinya dan wajahnya dibenamkan di atas lutut.
Mendengar suara langkah kaki yang kian mendekat, perlahan Arumi mengangkat wajahnya dan matanya menangkap sepasang sepatu berwarna hitam. Arumi mendongakkan kepalanya dan melihat Bara sudah berdiri tidak jauh darinya masih lengkap dengan style kerjanya.
"Mas..."
Perlahan Arumi bangun dan kembali berdiri dengan tegak. Melihat wajah Arumi yang basah oleh air mata dengan kedua mata yang sudah nampak sembab, hati Bara merasa ikut sakit melihatnya. Bara melangkahkan kakinya maju dan menarik tubuh Arumi mendekat, membawanya ke dalam pelukannya.
"Mulai sekarang, jangan menangis sendirian lagi. Menangislah di depanku saja!"
Arumi mengangguk-anggukkan kepalanya dan semakin membenamkan wajahnya di dada Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang lelaki itu dan dia mulai menangis kembali dalam dekapan suaminya.
"Aku tidak tau ada apa dengan diriku. Tapi hatiku ikut terluka melihatnya seperti ini," batin Bara.
...💖💖💖...
🖊️📑 Semoga dalam keadaan sehat selalu ya kakak-kakakku. Author mewajibkan banget nih untuk kalian memberikan komentar disetiap bab'nya (Ceritanya maksa🤣🤣🤣), karena komentar-komentar kalian justru bisa membangun inspirasi untuk author melanjutkan cerita ini. Asal jangan komentar menghujat ya 🤭
Salam Dunia Perhaluan 🙏
di tunggu lho kiss nyaa... ehhh
🤭
balas semua sakit hati mu Rum...
air mata mu terlalu berharga untuk menangisi laki laki penghianat seperti Randy...