Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.Pergi ke Kantor Brian
"Kak Viona..." ucap Brian.
"Brian...." Viona langsung memeluk Brian dan menangis.
"Kak... Kakak kenapa...?" tanya Brian membalas pelukan Viona.
"Hik..hik...'' Viona terus menangis.
"Hei kak... Ada apa...? Apa ada yang menyakiti kak Viona...? Kak Viona ketemu kak Bara...?" tanya Brian. Viona pun menggelengkan kepalanya.
Brian mengusap punggung Viona.
"Kak kita masuk dulu yuk ke apartemen ..." ucap Brian. Viona pun menganggguk sambil melepaskan pelukannya.Brian menggandeng Viona dan berjalan masuk ke dalam apartemen miliknya.
"Ada apa kak, ayo cerita padaku...?" tanya Brian setelah mereka berada dalam apartemen milik Brian. Mereka duduk bersebelahan di sofa ruang tamu.
Viona menunduk, dia bingung apakah akan menceritakan soal Fathur pada Brian atau tidak.
"Hei kak, kenapa diam...?" tanya Brian.
"A..aku..tadi ketemu sama kakak ipar kamu Brian... Fathur...." jawab Viona.
"Mas Fathur...? Kenapa dia kak..? Apa dia bicara yang tidak baik sama kak Viona..?" tanya Brian.
"Dia menghina kak Viona...?" tanya Brian lagi. Viona mengangguk. Brian menghela nafas dengan kasar.
"Kakak jangan khawatir nanti biar aku tegur dia..." ucap Brian.
"Nggak...nggak usah Brian.. nggak usah...." sahut Viona.
"Kenapa kak...?" tanya Brian.
"A..aku nggak nanti jadi masalah. Sudahlah lupakan saja. Aku...aku nggak papa kok..." ucap Viona.
Brian lalu mengusap pipi Viona.
"Oya Brian....kenapa kamu ada di sini...? Bukannya harusnya kamu ada di kantor...?" tanya Viona.
"Iya aku sengaja datang ke sini mau ajak kak Viona makan siang..." jawab Brian lalu mengambil paperbag berwarna coklat di atas meja. Iya, tadi sebelum datang ke aparteman, Brian mampir ke restauran memesan makan untuk makan siang bersama Viona.
"Ayo kak makan..." ucap Brian setelah meletakan makananya di wadah.
"Ini makanan kesukaan kak Viona kan...? tanya Brian.
"Kamu kok tahu makanan kesukaan aku...?" tanya Viona.
"Tahu dong kak..." jawab Brian sambil memakan makanannya.
"Tahu dari siapa...?" tanya Viona.
"Tahu sendiri..." jawab Brian.
"Berarti selama ini kamu selalu mencari tahu tentang aku...?" tanya Viona.
"Ya , kan aku sudah bilang ke kakak kalau aku mencintai kak Viona jadi aku mencari tahu apapun yang berhubungan dengan kakak...." jawab Brian dengan santai.
"Ih kamu ini seperti nggak ada kerjaan saja..." ucap Viona sambil menyikut lengan Brian. Brian pun tertawa. Mereka pun melanjutkan makan siangnya.
****
Setelah makan siang, Brian bersiap untuk kembali ke kantor. Dia memakai jas nya kembali.
"Brian..." ucap Viona sambil berjalan mendekati Brian yang sedang memakai jas di depan cermin.
"Hem..." jawab Brian lalu menyisir rambutnya.
"Apa nanti pulang kerja kau akan ke sini lagi...?" tanya Viona.
"Kenapa...? Apa kakak masih kangen sama aku...?" tanya Brian. Pipi Viona pun langsung merona mendengar pertanyaan Brian. Iya, Viona memang sedang ingin bersama Brian terus. Rasanya dia kembali hidup lagi ketika ada Brian di sampingnya.
Brian tersenyum sambil menatap wajah Viona. Brian lalu maju beberapa langkah mendekati Viona. Dia lalu menarik pinggang Viona hingga menempel dengannya. Viona pun tersentak kaget. Beberapa saat mereka saling bertatap muka.
"Katakan kak, apa kau merindukanku...?" tanya Brian.
"Ehm...a..aku..." jawab Viona yang malu ingin mengatakan bahwa dia memang selalu merindukan Brian. Dia ingin Brian selalu ada di dekatnya.
"Kenapa kak...? Kakak tidak merindukanku...?" tanya Brian. Sebenarnya Brian sudah tahu Viona sedang merasa malu padanya, makanya dia sengaja untuk menggodanya.
"Bu..bukan begitu...mak...maksudku.. hmmppttt....." Brian langsung menumpukkan bibirnya pada bibir Viona.
Brian mencium bibir Viona dengan sangat lembut dan penuh dengan perasaan. Viona pun tak kuasa untuk tidak membalas ciuman memabukkan dari Brian. Iya, Viona memang sudah ketagihan dengan bibir manis Brian. Dalam keheningan hanya terdengar suara lumatan dari bibir Brian dan Viona yang saling beradu.Tubuh keduanya pun berdesir hebat, rasanya seperti melayang di atas awan.
Setelah sekitar satu menit saling memagut satu sama lain ,mereka pun melepaskan pagutannya. Mereka butuh menghirup oksigen terlebih dulu. Kembali keheningan yang tercipta di antara mereka. Hanya ada suara nafas mereka yang saling bersahutan. Brian tersenyum sambil mengusap bibir Viona yang basah. Brian tak mau mengalihkan pandangannya dari wajah cantik sang kakak iparnya itu.
"Bri...Brian.... Kau harus kembali ke kantor kan...?" ucap Viona memecah keheningan di antara mereka.
"Iya..., kakak mau ikut aku ke kantor....?" tanya Brian sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga Viona.
"Ehm... Nggak Brian, a.. Aku di sini saja..." jawab Viona.
"Kakak ikut ke kantor saja ya temani aku, biar aku semangat kerjanya...." ucap Brian.
"Ta...tapi Brian..." sahut Viona
"Kakak nggak usah khawatir, kak Bara sedang tidak ada di kantor, dia sedang menemui klien di luar..." ucap Brian yang mengetahui kekhawatiran Viona.
"Apa dia pergi bersama Karin...?" tanya Viona.
"Nggak, sudah beberapa hari ini Karin berhenti kerja, mama yang melarangnya. Katanya takut kecapekan dan terjadi sesuatu yang tidak baik pada calon bayinya...." jawab Brian.
Viona pun tersenyum miris, membayangkan Karin yang sepertinya kini menjadi menantu kesayangan mama Rika.
"Kak, kakak mau kan ikut ke kantor denganku...?" tanya Brian.
"Memangnya nggak papa kalau aku ikut dengan kamu Brian. Tapi nanti kalau karyawan kamu lihat aku jalan sama kamu gimana..? Apa nanti mereka tidak berfikir macam- macam tentang kita...?" tanya Viona sedikit khawatir.
"Sudah kakak tidak usah khawatir soal itu. Semua akan baik- baik saja..." sahut Brian.
"Ya udah aku ikut denganmu tapi aku ganti baju dulu ya...." ucap Viona. Brian pun mengangguk.
****
Brian mengendarai mobilnya membelah jalanan raya menuju perusahaan milik keluarganya. Jarak dari apartemen menuju kantor hanya di tempuh dengan waktu sekitar sepuluh menit saja karena lokasi apartemen Brian berada di tengah- tengah kota.
Setelah sampai di perusahaan milik keluarga, Brian pun menghentikan mobilnya di tempat parkir. Setelah itu Brian dan Viona berjalan beriringan masuk melalui lobby utama.
Para karyawan yang berpapasan dengan mereka pun menyapanya dengan sopan. Mereka pun tidak berpikir macam- macam karena mereka tahu bahwa Viona adalah istri dari direktur utama di perusahaan ini.
Bara dan Viona masuk ke dalam lift menuju lantai enam di mana ruang kerja Bara berada. Mereka berdua pun lalu masuk ke dalam ruang kerja Brian.
"Duduklah kak... Aku selesaikan kerjaan aku dulu ya" ucap Brian mempersilahkan Viona untuk duduk di sofa.
Sementara Brian duduk di kursi kerjanya dan langsung membuka laptopnya. Dengan cekatan Brian mengetik di laptopnya dan mulai sibuk dengan pekerjaannya. Sementara itu mata Viona tak lepas dari sosok Brian. Viona memperhatikan setiap gerak - gerik Brian. Di mata Viona Brian terlihat begitu gagah saat dalam mode serius seperti sekarang ini yang sedang fokus dengan laptopnya.
Viona jadi senyum- senyum sendiri melihat kegagahan dan ketampanan Brian saat bekerja.
"Keren banget sih kamu Brian..." ucap Viona tiba- tiba. Merasa keceplosan Viona pun menutup mulutnya.
"Kenapa kak...?" tanya Brian yang bisa mendengar dengan jelas ucapan Viona.
"Ehm...nggak..nggak kok...a..aku nggak ngomong apa- apa..." jawab Viona yang terlihat gugup. Bisa- bisanya dia bicara seperti itu di depan Brian langsung. Ah Rasanya Viona malu sekali pada Brian.
"Oh, aku pikir kak Viona tadi bilang kalau aku keren..." sahut Brian.
"Ng..nggak kok, ka..kamu salah dengar kali Brian...." jawab Viona. Brian pun tersenyum mendengar jawaban Viona yang bohong itu. Padahal Brian mendengar dengan jelas kalau Viona mengatakan dirinya keren.
Brian kembali fokus pada laptopnya. Begitu juga dengan Viona, dia kembali memperhatikan Brian.Sesekali dia senyum karena merasa gemas melihat wajah Brian yang tampan itu.
"Jangan hanya senyum- senyum dong kak, kalau suka ngomong aja...." ucap Brian yang sebenarnya tahu kalau Viona memperhatikannya sejak tadi.
"Ih kamu ini ngomong apa...? Siapa yang senyum- senyum..." sahut Viona yang kembali dibuat tersipu karena lagi- lagi Brian mengetahui apa yang sedang dia lakukan.
Brian pun tertawa melihat wajah malu Viona.
Tiba- tiba pintu ruang kerja Brian terbuka dari luar dan masuklah Angga asisten dari Brian.
"Bos, kamu dan balik dari tadi ya...? Dari mana aja sih lama banget perginya...?" tanya Angga langsung nyelonong masuk ke ruang kerja Brian. Brian hanya melirik sekilas pada sang asisten tanpa mau menjawab pertanyaannya.
"Eh, ada ibu bos...apa kabar ibu bos...?" tanya Angga dengan sopan dan sedikit kaget karena baru menyadari ada Viona yang sedang duduk di sofa.
"Baik...'' jawab Viona sambil tersenyum dengan manis.
"Buseeettt... Manis banget senyumnya...ah tapi sayang istri orang...." ucap Angga membalas senyuman Viona.
"Ibu bos mau ketemu sama bos Bara ya...?" tanya Angga.
"I..iya..." jawab Viona terpaksa bohong karena tidak mungkin juga dia jawab ke sini hanya untuk menemani Brian.
"Yah, sayang banget bu Bos , bos Bara nya lagi menemui klien di luar. Memangnya bos Bara nggak ngasih tahu bu bos kalau dia ada rapat di luar....?" tanya Rangga.
"Oh, nggak, nggak ngasih tahu..." jawab Viona.
"Hei... Mau ngapain kamu ke sini...?" tanya Bara yang kesal karena Angga malah bertanya terus pada Viona.
"Ini bos mau nganterin berkas..." jawab Angga.
"Ya udah bawa sini, ngapain malah ngobrol sama kakak iparku...?" tanya Brian.
"Ya ampun bos, aku cuma menyapa bu bos saja kok, memang apa salahnya , iya kan bu bos....." ucap Angga lalu mengangguk dan tersenyum sopan pada Viona.
"Iya nggak papa Angga..." jawab Viona sambil tersenyum.
"Tuh kan nggak papa kata bu bos juga...." sahut Angga pada Brian.
"Bawa ke sini berkasnya..." ucap Brian pada Angga dengan nada jutek
"Ini berkasnya bos..." ucap Angga sambil meletakkan map di meja Brian.
"Kerjaan kamu sudah selesai semua...?" tanya Brian.
"Masih ada tinggal dikit lagi...." jawab Angga.
"Ya udah sana lanjutkan biar cepat selesai..." ucap Brian agar Angga cepat pergi dari ruang kerjanya.
"Iyaa...iya... Eh bos, ibu bu Bos Viona nggak dikasih minum...?" tanya Angga.
"Masa ada tamu dianggurin aja, biar aku ambilkan minum ya...." sambung Angga.
"Nggak..nggak nggak usah, biar aku saja, udah sana keluara..." usir Brian.
"Iya bosss..." sahut Angga sambil memanyunkan bibirnya. Sebenarnya Angga masih ingin berada di ruang kerja Brian ingin sekedar ngobrol dengan istri bos Bara.
"Mari bu Bos Viona, saya permisi dulu ya...." ucap Angga dengan senyum termanisnya.
"Iya Angga ...semoga pekerjaannya cepat selesai ya...." jawab Viona sambil senyum pada Angga.
"Terima kasih bu Bos..." jawab Angga lalu keluar dari ruang kerja Brian.
"Duhhh... Senyumya bikin aku nggak kuat..." gumam Angga.
"Hei... Bicara apa kamu...?" tanya Brian yang bisa mendengar gumaman Angga.
"Nggak kok bos, aku nggak ngomong apa- apa.. Sumpah...." jawab Angga sambil memperlihatkan dua jarinya. Sementara itu Viona tertawa pelan melihat kelakuan Brian dan Angga.
Brian yang melihat sikap lebay Angga pun mencembikkan bibirnya. Dia merasa kesal pada Angga yang berani memuji Viona.
"Kak, kakak jangan sambil senyum kalau ngomong sama Angga..." ucap Brian.
"Kenapa...?" tanya Viona.
"Aku nggak suka aja senyum manis kakak dikasihkan ke orang lain...." jawab Brian sambil menghampiri Viona dan duduk di sebelahnya.
"Kamu cemburu...?" tanya Viona.
"Iya lah..." jawab Brian.
"Kamu bukan siapa- siapa aku kenapa cemburu...?" tanya Viona.
"Siapa bilang kakak bukan siapa- siapaku..."
"Emangnya aku siapanya kamu...?" tanya Viona.
"Kakak itu milikku..." ucap Brian.
"Sejak kapan aku jadi milikku...?" tanya Viona.
"Sudah jangan banyak tanya seperti Angga..." sahut Brian.
"Ya aku kan tanya sejak kapan ak..... hempmttt......" Brian kembali mencium bibir Viona.
Bersambung..
sukur-sukur kalau kamu hamil anak laki2 yg diinginkan mereka 😏😌
Wah kayaknya Viona hamil nih...