Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang Kau Lakukan Padaku?
"Mendekatlah jika kau sudah bosan hidup!" Shuyi tiba-tiba membuka matanya yang sarat dengan niat membunuh, senyum miringnya pun tampak mengerikan.
Tuan Chen terkejut, dia juga bergedik ngeri saat merasakan aura bahaya memancar dari t*buh Shuyi yang hendak dipanjatnya.
“Kamu … kenapa kamu bangun?” Tuan Chen merasakan getaran di hatinya.
'Bukankah dia akan t*dur selama dua jam? Mengxi tidak mungkin membohongi aku, kan?’ Tuan Chen mengerutkan kening dengan tidak senang, lalu tatapannya menajam bersamaan dengan gigi yang saling gemertakan. ‘Awas saja jika dia berani memp*rm*inkan aku!’
Melihat ekspresi di wajah Tuan Chen, Shuyi tersenyum lebar disertai dengan tatapan berbinar. “Jika aku tidak bangun, maka aku akan kehilangan kesempatan untuk melihat pertunjukan yang bagus.”
Detik berikutnya, ekspresi tegas menyelimuti wajah Shuyi yang menatap tajam pada Tuan Chen. “Aku harus bangun untuk menghentikan aksi bejatmu!”
“Kamu—”
Belum Tuan Chen menyelesaikan kata-katanya, Shuyi sudah melambaikan tangannya untuk mengeluarkan serbuk putih yang mengudara dan menembus ke indera pendeteksi aroma milik pria berambut tipis itu.
Tidak butuh waktu lama, Tuan Chen tiba-tiba merasa tubuhnya melemas hingga dirinya terjatuh ke lantai tanpa daya.
"Apa yang kau lakukan padaku?" Tuan Chen mendelik ngeri ke arah Shuyi saat menyadari tidak satu pun dari anggota t*b*hnya bisa digerakkan, dia bahkan hanya bisa p*srah menyaksikan Shuyi mengikat kedua tangan juga kakinya dengan tali.
“Nona … Nona Cantik, apa … perm*inan apa yang ingin kamu m*inkan? Kenapa … kenapa kamu tidak melepaskan aku agar kita bisa berm*in bersama-sama?” Tiba-tiba, Tuan Chen merasa jantungnya berdetak kencang.
Senyuman Shuyi memang terlihat polos dan naif, tetapi Tuan Chen justru merasakan bahaya yang membuat hatinya semakin bergetar.
“Tuan Chen, coba lihat, aku membawakan hadiah pertemuan untukmu.” Dengan senyum merekah seperti bunga yang baru mekar, Shuyi mengeluarkan dua tulang yang masih berdaging.
Melihat itu, Tuan Chen dapat merasakan alarm bahaya yang membuat hatinya bergetar lebih kuat dari sebelumnya. “Apa … apa yang ingin kamu lakukan dengan tulang-tulang itu?”
“Tuan Chen, apa Bibi Mengxi tidak memberitahumu bahwa Keluarga Zygmunt memiliki anjing ganas yang menyukai tulang berdaging seperti ini?” Shuyi membelalakkan matanya, pura-pura terkejut atas ketidaktahuan Tuan Chen.
Sebenarnya, anjing ganas itu tidak sepenuhnya bisa dibilang sebagai anj*ng peliharaan Keluarga Zygmunt. Itu adalah anj*ng milik Shuyi yang tidak diizinkan untuk dibawa ke Desa Huangzi, dan tidak juga diberi makan dengan teratur oleh orang-orang di Kediaman Zygmunt.
Anj*ng yang tidak pernah diberi makan daging, tentu saja akan mengg*nas begitu melihatnya, bukan?
“Apa … apa yang ingin kamu lakukan?” Tuan Chen sudah menyukai Shuyi sejak lama, tetapi dia terpaksa mengubur niatnya untuk mempermainkan wanita itu ketika menyadari ada beberapa pria misterius yang terus memperhatikannya dari kejauhan.
Tuan Chen pikir, mereka adalah para penjaga bayangan Shuyi.
Tidak disangka, Mengxi Matilda malah datang untuk membuat kesepakatan dengan menawarkan t*b*h Shuyi yang sangat mengg*urkan.
Tentu saja, Tuan Chen dengan senang hati menyetujui kesepakatan yang dibuat Mengxi. Dia pikir, Mengxi telah mengalihkan perhatian para penjaga bayangan Shuyi hingga memudahkan dirinya menaklukkan wanita itu.
Padahal, Shuyi sendiri bahkan tidak tahu ada orang misterius yang terus memperhatikannya.
Dan ternyata …
Shuyi yang telah menjalani hampir sebagian hidupnya di pedesaan, tidak sesederhana yang dipikirkan orang-orang.
Tanpa mengatakan apa pun, Shuyi mem*sukkan dua tulang di tangannya ke dalam celana Tuan Chen.
“Hei, hentikan! Apa yang kamu rencanakan?!”
“Tuan Chen, perm*inannya akan segera dimulai.” Shuyi masih saja tersenyum, dia sama sekali tidak menghiraukan teriakan Tuan Chen dan malah berdiri di hadapan pria itu dengan tenang. “Sebentar lagi, anj*ng keluarga kami akan datang. Kamu harus berhati-hati dan lindung*lah masa depanmu, jangan sampai dirusak olehnya.”
“Tidak! Nona Zygmunt … Nona Cantik, tolong jangan lakukan ini! Jangan sakiti aku! Ini bukan lelucon! Tolong lepaskan aku!” Tuan Chen sudah berkeringat dingin, t*b*hnya juga sudah bergetar hebat.
Jika punya kekuatan, dia pasti sudah berlutut di depan Shuyi, alih-alih hanya berteriak histeris.
Sayangnya, wanita yang tidak memiliki belas kasih itu membiarkan pintu kamar terbuka hingga anj*ng g*nas yang telah menghidu aroma daging langsung m*suk ke dalam.
"Dodo, selamat men*kmati makanan lezatmu." Shuyi dengan penuh kasih mengelus kepala Dodo, lalu pergi tanpa menoleh ke belakang.
"Tidak ... Nona Zygmunt, kamu tidak boleh meninggalkan aku sendirian dengan anj*ng s*alan ini! Jika kamu melepaskan aku, aku akan menuruti semua—aahhh!”
Setelah hampir setengah jam membiarkan Tuan Chen dikelilingi anj*ng hingga masa depannya hampir digerogoti, Shuyi akhirnya kembali.
Melihat kedatangan Shuyi, Dodo menjauhi Tuan Chen dan mengelilingi sang pemilik dengan manja seakan tengah melepas rindu.
"Dodo, kamu melakukannya dengan baik." Shuyi mengelus bulu-bulu kusam di kepala anj*ng putih yang tidak terawat itu. "Pergilah dulu, nanti aku akan menemuimu."
Dodo men*kmati sentuhan kasih sayang yang tidak pernah didapatkan selama bertahun-tahun, dia seolah mengerti kata-kata Shuyi dan terlihat enggan menurutinya.
Seperti bisa membaca isi pikiran anj*ng kesayangannya, Shuyi tersenyum menenangkan dan berkata, "Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu lagi."
Patuh, anj*ng itu pergi dan Shuyi kembali fokus pada Tuan Chen.
"Baiklah, mari kita akhiri perm*inan ini dan mulai berbicara dengan serius." Shuyi menepuk-nepuk tangannya, mencoba menghalau semua k*toran yang melekat di sana.
Tuan Chen yang terduduk di lantai dengan begitu menyedihkan, mengangkat kepalanya dan menatap Shuyi dengan penuh kebencian. "Apa lagi yang ingin kamu bicarakan?"
"Tidak banyak, aku hanya ingin kamu membayar lima miliar tunai kepadaku sebelum kita t*dur bersama."
"Kamu g*la?!" Tuan Chen terkejut bukan m*in, bahkan bola matanya hampir menggelinding keluar saat dia membeliak. "Hanya untuk t*dur dengan wanita yang tidak dicintai sepertimu, aku harus membayar lima miliar? g*la! Kamu benar-benar g*la!"
Jika harus mengeluarkan uang sebanyak itu, Tuan Chen pikir dia sebaiknya pergi ke rumah bordil saja.
'Tidak dicintai?' Shuyi merenung sesaat, sebelum akhirnya menyetujui pendapat Tuan Chen tentang dirinya dan tersenyum miris.
Bukan hanya tidak dicintai sang tunangan, dia bahkan tidak dicintai ayahnya sendiri!
Shuyi tersadar kembali, dia dengan tak acuh membalas, "Bukan aku yang g*la, tapi kamu!"
"Aku?" Tuan Chen mengerutkan kedua alisnya.
"Iya, kamu g*la karena sudah membuat kesepakatan yang k*nyol dengan Mengxi."
"Di mana letak kekonyolannya?" Tuan Chen mengangkat sebelah alisnya, dia menatap Shuyi dengan berani "Aku hanya berjanji akan menyuntikkan dana lima juta untuk diinvestasikan ke Zygmunt Corporation, jika dia berhasil membawamu naik ke atas r*njangku."
"Hahaha ... Tuan Chen, Tuan Chen." Shuyi menggelengkan kepala, sementara senyum sinis muncul di kedua sudut bibirnya. "Aku benar-benar tidak tahu harus menyebutmu p*los atau b*doh. Kamu sangat naif dan mudah ditipu!"
Tuan Chen menggertakkan giginya. "Apa maksudmu?"
"Kamu memang berjanji akan memberikan lima juta, tapi Mengxi menginginkan lebih!" Shuyi tersenyum miring, dia menatap ekspresi Tuan Chen yang menginginkan penjelasan lebih.
Karena itu, dia pun tidak ingin bertele-tele lagi.
"Di dalam kamar ini, dia meletakkan begitu banyak kamera tersembunyi," kata Shuyi dengan suara pelan sambil melirik ke sekeliling ruangan. "Aku tidak tahu di mana saja kamera itu diletakkan, tapi yang pasti, isi di dalam kamera itu akan dia gunakan untuk menk*nmu."
Tuan Chen cukup terkejut mendengar penjelasan Shuyi, tetapi dia masih bersikap tenang, bahkan mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman miring. "Bagaimana dia akan menekanku? Bukankah di dalam kamera itu juga ada dirimu? Kamu juga akan ditekan olehnya!"
Shuyi mendengus dingin. "Tidak masalah jika dia menganc*mku, aku sudah terbiasa dan bukankah sekarang aku juga berada dalam tek*nannya?"
Detik berikutnya, Shuyi mengangkat sebelah alisnya. "Namun, bagaimana denganmu? Dia akan menggunakan foto-foto, bahkan video tak senonoh kita untuk menganc*mmu!"
Shuyi berhenti sejenak, lalu menyunggingkan senyuman lebar. "Menurutmu, jika foto-foto atau video itu sampai di tangan istrimu, apa yang akan dia lakukan?"
"s*alan! Dia berani meng*ncamku?" Tuan Chen semakin menggertakkan giginya dengan geram.
Dia tidak berani membayangkan apa yang akan dilakukan oleh istrinya jika mengetahui perbuatan k*tornya di luar rumah.
Bukan hanya diceraikan dan kehilangan semua sumber keuangannya, dia juga sudah tentu akan dikirim ke rumah sakit oleh istrinya yang merupakan sang juara taekwondo.
Lebih buruk dari itu, mungkin saja dia akan langsung bertemu dengan Tuhan menggunakan tiket VVIP dari sang istri.
"Kamu pasti tidak ingin istrimu tahu tentang kita, kan?" Shuyi menatap Tuan Chen yang terlihat murka dengan tatapan iba. "Mengxi benar-benar tahu kelemahanmu."
Shuyi diam-diam tersenyum miring.
Bukan Mengxi, tetapi dirinyalah yang tahu kelemahan Tuan Chen dan menggunakannya untuk membodohi pria itu.
Bagaimanapun, Tuan Chen hanya menumpang kemewahan dari sang istri yang punya segalanya sehingga tidak berani berulah secara terang-terangan.
"Aku akan meminta asistenku menarik kembali dana lima juta itu dari Zygmunt Corporation!"
"Daripada menarik dana yang sudah kamu investasikan, lebih baik bekerja sama denganku saja." Shuyi masih tersenyum miring, sementara alisnya terangkat sebelah. "Baik investasi maupun kerjasama denganku, tidak ada yang merigukan kamu."
Sebenarnya, Shuyi bisa saja membiarkan Tuan Chen menarik kembali dananya tanpa belas kasih.
Namun, dia tidak ingin Zygmunt Corporation yang berdiri tegak melalui keringat dan darah kakeknya, hancur begitu saja.
"Apa yang kamu rencanakan?" Tuan Simon bertanya dengan penuh minat, dia merasa Jessica jauh lebih berwawasan dari yang diketahuinya.
"Lanjutkan dan ikuti saja perm*inan Mengxi."
"Kamu bersedia t*dur denganku?"
"Mana mungkin!" Shuyi menjawab tanpa berpikir panjang, dia juga menatap Tuan Chen dengan tatapan j*jik yang disertai dengan sedikit mencemooh.
Kemudian, dia menuangkan anggur ke dalam dua gelas dan menyerahkan salah satunya pada pria compang-camping itu.
Shuyi meneguk anggurnya sedikit, lalu menjelaskan rencananya. "Aku akan memancing Mengxi ke sini, kamu bisa melakukan apa saja yang kamu ing*nkan padanya. Namun, jangan lupa untuk menyembunyikan sebuah kamera di suatu tempat. Dengan begitu, kamu bisa menggunakannya untuk membuat Mengxi berada di bawah kendalimu."
Mendengar itu, mata Tuan Chen langsung berbinar seolah-olah ada cahaya yang baru saja melintas di sana.
T*dur dengan bintang film seperti Mengxi bukanlah hal buruk dan tidak mungkin bisa ditolak.
"Bagaimana?" Shuyi menatap Tuan Chen dengan alis yang terangkat sebelah.
Memikirkan kembali kata-kata Shuyi, Tuan Chen merasa rencana wanita itu sama sekali tidak merugikannya. Bahkan, dia akan sangat diuntungkan dengan rencana tersebut.
"Namun, apa yang kamu ing*nkan dari kerja sama kita ini?" Tuan Chen tidak langsung menyetujui rencana Shuyi, dia lebih dulu ingin tahu ke*nginan wanita itu.
Setelah apa yang terjadi, Tuan Chen tahu bahwa pemikiran Shuyi sangat rumit.
Shuyi tersenyum tipis, lalu menjawab, "Tidak ada."
'Tidak ada yang aku ing*nkan, selain kehancuran Mengxi dan anak-anaknya!'
Di sisi lain, Xingxu tengah tertawa bahagia bersama Mengxi.
"Hahaha ... kamu memang istriku yang baik!" Xingxu memuji Mengxi dengan tulus, dia membawa wanita itu duduk di atas p*ngkuannya dan mulai menj*mah tiap inci t*b*h sang istri. "Dengan suntikan dana lima juta dari Tuan Chen, masalah Zygmunt Corporation akan teratasi."
Mengxi men*kmati s*ntuhan Xingxu, dia bahkan berkali-kali mer*cau penuh n*kmat. "Suamiku, apa yang seharusnya aku lakukan untukmu dan Keluarga Zygmunt ... pasti akan aku lakukan ...."
"Kamu memang yang terbaik!" Saat Xingxu hendak meny*tukan t*b*hnya dengan Mengxi, ponselnya tiba-tiba saja berdering.
Xingxu mencoba mengabaikan panggilan telepon itu dan tetap fokus pada misinya terhadap t*b*h m*lek Mengxi yang selalu sedap din*kmati ketika ditel*nj*ngi.
"Suamiku, angkat dulu teleponmu," kata Mengxi sambil membelai m*nja bagian sens*tif sang suami. "Mungkin, itu telepon penting dari perusahaan."
Xingxu mengejang saat merasakan benda berharganya berada dalam genggaman Mengxi, dia pun dengan penuh keterpaksaan mendengarkan saran sang istri.
Dia membiarkan Mengxi tetap mem*njakan ad*k kecilnya, lalu menerima telepon dari sang asisten yang meminta dirinya segera datang ke perusahaan untuk menangani beberapa masalah penting.
Melihat kekesalan dan kekecewaan yang melintas secara bersamaan di wajah Xingxu, Mengxi bergegas mer*ngkul l*hernya dan menghibur, "Pergilah, aku akan memu*skanmu begitu masalah perusahaan selesai diatasi."
Xingxu melerai pel*kannya dari Mengxi dan menatapnya. "Aku akan menagih janjimu."
Setelah meninggalkan kec*pan di b*bir Mengxi, Xingxu langsung pergi.
Sementara itu, Mengxi memperbaiki penampilannya dan langsung pergi menemui putrinya.
"Bagaimana?" Mengxi bertanya sambil mendekat dan duduk di sebelah sang putri.
"Ibu, aku baru saja menghubungi kenalanku di Mistral Entertainment. Dia akan datang bersama rekannya untuk meliput sk*ndal Shuyi dan Tuan Chen." Arianna dengan penuh kegembiraan bercerita pada sang ibu. "Aku tidak sabar menyaksikan reputasi wanita j*l*ng itu hancur!"